Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

asepanakemaAvatar border
TS
asepanakema
[Share] Sejarah Hidup Nabi Muhammad SAW
Bismillahirrahmanirrahim


Terima Kasih kepada momod yg telah memberikan izin membuat thread ini
Ini adalah thread Sejarah Hidup Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam
berasal dari Buku



---------------------------------------------
S E J A R A H H I D U P M U H A M M A D

oleh MUHAMMAD HUSAIN HAEKAL
diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah


Spoiler for index:



Sebelum memposting di Thread ini tolong baca ini Dulu



Mohon Untuk di

emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star emoticon-Rate 5 Star


dan

emoticon-No Sara Please emoticon-No Sara Please emoticon-No Sara Please


Diubah oleh asepanakema 16-11-2012 16:40
tata604
nona212
nona212 dan tata604 memberi reputasi
2
17K
115
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
asepanakemaAvatar border
TS
asepanakema
#48
Cerita Gharaniq 2
"Ketika itulah mereka mengambil engkau menjadi kawan mereka.
Dan kalau pun tidak Kami tabahkan hatimu, niscaya engkau
hampir cenderung juga kepada mereka barang sedikit. Dalam
hal ini, akan Kami timpakan kepadamu hukuman berlipat ganda,
dalam hidup dan mati. Selanjutnya engkau tiada akan
mempunyai penolong menghadapi Kami." (Qur'an 17:73-75)

Dengan begitu kembali ia memburuk-burukkan dewa-dewa
Quraisy itu, dan Quraisy pun kembali lagi memusuhinya dan
mengganggu sahabat-sahabatnya.

Demikianlah cerita gharaniq ini, yang bukan seorang saja
dari penulis-penulis biografi Nabi yang menceritakannya,
demikian juga ahli-ahli tafsir turut menyebutkan, dan tidak
sedikit pula kalangan Orientalis yang memang sudah sekian
lama mau bertahan. Jelas sekali dalam cerita ini ada
kontradiksi. Dengan sedikit pengamatan saja hal ini sudah
dapat digugurkan.

Di samping itu cerita ini berlawanan pula dengan segala
sifat kesucian setiap nabi dalam menyampaikan risalah Tuhan.
Memang mengherankan sekali apabila ada beberapa penulis
sejarah Nabi dan ahli tafsir dari kalangan Islam sendiri
yang masih mau menerimanya. Oleh karena itu Ibn Ishaq tidak
ragu-ragu lagi ketika menjawab pertanyaan dengan mengatakan
bahwa cerita itu bikinan orang-orang atheis.

Akan tetapi mereka yang berpegang pada alasan ini berusaha
membenarkannya dengan berpegang pada ayat-ayat:

"Dan hampir-hampir saja mereka itu menggoda kau ..." sampai
pada firman Tuhan: "Dan tiada seorang rasul atau seorang
nabi yang Kami utus sebelum kau, apabila ia bercita-cita,
setan lalu memasukkan gangguan ke dalam cita-citanya itu.
Tetapi Allah menghapuskan apa yang dimasukkan setan itu.
Kemudian Allah menguatkan keterangan-keterangaNya itu. Dan
Allah Maha mengetahui dan Bijaksana. Apa yang dimasukkan
setan itu adalah ujian bagi mereka yang berpenyakit dalam
hatinya dan berhati batu. Dan mereka yang melakukan
kesalahan akan berada dalam pertentangan yang tak
berkesudahan." (Qur'an, 22: 52 - 53)

Ada orang yang menafsirkan kata "bercita-cita" itu dengan
arti "membaca," ada pula yang menafsirkannya dengan arti
"bercita-cita," seperti yang sudah umum dikenal. Kedua
mereka ini masing-masing berpendapat - diikuti oleh
Orientalis-orientalis - bahwa Quraisy telah sampai di
puncaknya menyiksa sahabat-sahabat Nabi, ada yang mereka
bunuh, ada pula yang dilemparkan ke padang pasir, dijilat
oleh terik matahari yang membakar, ditindih pula dengan batu
seperti yang dialami oleh Bilal. Karena itu terpaksa ia
menyuruh mereka hijrah ke Abisinia. Demikian juga
masyarakatnya sendiri pun begitu kasar terhadap dirinya yang
juga kemudian memboikotnya. Tetapi karena ia begitu menjaga
keislaman mereka yang sudah lepas dari penyembahan berhala,
ia pun lalu mendekati kaum musyrik dan membacakan Surah
an-Najm dengan menambahkan lagi cerita gharaniq. Sesudah ia
sujud mereka pun ikut pula sujud. Mereka lalu memperlihatkan
suatu kecenderungan hendak mengikutinya, karena ia sudah
memberi tempat kepada dewa-dewa mereka itu disamping Allah.

Atas peristiwa ini yang juga disebutkan dalam beberapa buku
biografi dan buku-buku tafsir - Sir William Muir
menganggapnya sebagai suatu argumen yang kuat tentang adanya
cerita gharaniq itu. Selanjutnya kaum Muslimin yang telah
berangkat ke Abisinia itu belum lagi selang tiga bulan sejak
mereka mengungsi, yang dalam pada itu mereka telah diberi
suaka dengan baik sekali oleh pihak Najasyi. Kalau tidak
karena tersiarnya berita, bahwa antara Muhammad dengan
Quraisy sudah tercapai kompromi, tentu tak ada motif lain
yang akan mendorong mereka itu kembali, ingin berhubungan
dengan keluarga dan kerabat mereka. Dan dari mana pula akan
ada kompromi antara Muhammad dengan Quraisy itu, kalau bukan
Muhammad juga yang mengusahakannya. Di Mekah ia termasuk
minoritas dengan tenaga yang masih lemah. Juga
sahabat-sahabatnya masih lemah sekali untuk dapat
mempertahankan diri dari gangguan dan penyiksaan Quraisy.

Alasan-alasan yang dikemukakan mereka, dengan mengatakan,
bahwa cerita gharaniq itu benar adanya, adalah suatu alasan
yang lemah sekali dan tidak tahan uji. Baiklah kita mulai
dulu dengan menolak Muir. Kembalinya kaum Muslimin ke Mekah
dari Abisinia, pada dasarnya karana dua sebab:

Pertama, karena 'Umar ibn'l-Khattab masuk Islam tidak lama
setelah mereka hijrah. Umar masuk Islam dengan semangat yang
sama seperti ketika ia menentang agama ini dahulu. Ia masuk
Islam tidak sembunyi-sembunyi. Malah terang-terangan ia
mengumumkan di depan orang banyak dan untuk itu ia bersedia
melawan mereka. Ia tidak mau kaum Muslimin sembunyi-sembunyi
dan mengendap-endap di celah-celah pegunungan Mekah dalam
melakukan ibadat, menjauhkan diri jauh dari gangguan
Quraisy. Bahkan ia terus melawan Quraisy sampai nanti dia
beserta kaum Muslimin itu dapat melakukan ibadat dalam
Ka'bah.
0