sepurterbangAvatar border
TS
sepurterbang
Modal Asing Kabur Rp 11 Triliun Selama Dua Pekan Terakhir

Ekonomi
Senin, 15/12/2014 13:54
ARUS MODAL
Modal Asing Kabur Rp 11 Triliun Selama Dua Pekan Terakhir
Reporter: Agust Supriadi, CNN Indonesia
Modal Asing Kabur Rp 11 Triliun Selama Dua Pekan Terakhir
Petugas menghitung uang pecahan dolar dan uang pecahan rupiah di Ayu Masagung Money Changer, Jakarta. Rabu (21/0). Setelah sempat menguat ke angka Rp. 11.985 per satu Dolar Amerika pasca pelantikan Jokowi sebagai Presiden RI, hari ini, rupiah kembali melemah menyentuh angka Rp. 12.100. (ANTARA FOTO/Gunawan Wibisono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selama dua pekan pertama bulan ini, terjadi arus keluar modal asing dari pasar obligasi negara sebesar Rp 11 triliun atau berkurang setiap harinya Rp 1 triliun.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) mencatat kepemilikan surat utang negara oleh asing per 11 Desember 2014 sebesar Rp 471 triliun atau 38,64 persen dari total obligasi negara yang diperdagangkan Rp 1.219,3 triliun. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan posisi awal bulan ini yang sebesar Rp 482 triliun atau menguasai 39,41 persen.

Risiko pembalikan modal sebelumnya sudah disampaikan oleh Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri. Menurutnya, gejala awal pelarian modal atau capital outflow terlihat dari nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS yang kecenderungannya semakin melemah.

Pada paruh pertama perdagangan hari ini, Rupiah menyentuh level Rp 12.600 per dolar AS (kurs tengah Bank Indonesia). Rupiah pada sesi pertama perdagangan melemah 167 poin dibandingkan posisi akhir pekan lalu, Jumat (12/12) Rp 12.432 per dolar AS.

Hal serupa disampaikan oleh Mantan Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Raden Pardede. Raden mengungkapkan keluarnya modal dari Indonesia terjadi karena sentimen negatif dari rencana Bank Sentral menaikan suku bunga acuannya. Kebijakan The Fed tersebut dinilai mampu menguras cadangan devisa Indonesia dan melemahkan rupiah.

"Jika hal ini terjadi, kami perkirakan rupiah akan tetap berada di level Rp 12 ribu," ujar Raden belum lama ini.

Karenanya, Raden mengingatkan pemerintah, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk merilis kombinasi kebijakan guna memitigasi terjadinya krisis likuiditas. Menurutnya, untuk menstabilkan pasar keuangan tak cukup hanya dengan mengandalkan kebijakan moneter yang berupa kenaikan BI rate.

http://m.cnnindonesia.com/ekonomi/20...ekan-terakhir/

Padahal kata mentri akibat salab kebijakan rezim sebelumnya, ini investor pada narik duit ada apa yak..
0
10.2K
98
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan