Main Politik Empat Kaki Bersama Bini Tetanga
Sabtu, 9 Agustus 2014 Nah Ini Dia
SOAL politik Golkar masih kalah sama Samingun, 50. Golkar hanya berani main politik dua kaki, lelaki dari Jepara (Jateng) ini justru berani “empat kaki” sekaligus. Tapi gara-gara politik “empat kaki” tersebut, purnawirawan TNI itu digerebek warga. Bayangkan, bini orang kok dikeloni, tentu saja suami mencak-mencak.

Partai Golkar dikenal sebagai parpol yang demen main dua kaki. Dalam Pilpres 2014 ini misalnya, ada kadernya yang mendukung Jokowi-JK, tapi banyak pula yang berpihak pada kubu Prabowo-Hatta. Maksudnya jelas, siapa pun yang jadi presiden, masih ada orang-orangnya dalam pemerintahan baru. Maka jangan heran jika Fahmi Idris dan Pompida Hidayat membela Jokowi, ARB sampai ikut-ikutan sujud syukur semu demi Prabowo-Hatta.

Samingan warga Desa Bondo Kecamatan Bangsri, jelas bukan politisi Golkar, tapi urusan “main kaki” dia mengalahkan Partai Beringin itu. Ketika Golkar hanya berani dua kaki, dia berani empat kaki sekaligus. Buktinya, saat bulan puasa kemarin dia dipergoki warga sedang main “empat kaki” bersama Ny. Lastri, 47, tetangganya. Meski kejadiannya malam hari, karena bukan dengan istri sendiri, pendudukpun menangkapnya.

Di kampungnya, oknum purnawirawan TNI ini memang terkenal mata keranjang. Dulu saat masih aktif bakat negatif itu tak kentara, karena doktrin “Sapta Marga” tak memberi ruang semacam itu. Tapi setelah bebas tugas keserdaduan, mulai deh….., bakat tak terpuji itu dipupuk dan dikembangkan. Dalam usia 45 tahun kala itu, tenaganya memang masih rosa-rosa seperti Mbah Maridjan, sehingga ada saja yang mau diajak main  politik “empat kaki”.

Dua tahun tahun lalu skandalnya itu pernah ketahuan warga, sehingga Samingan jadi urusan polisi. Tapi karena berhasil didamaikan, urusannya di SP-3-kan alias tak dilanjutkan. Tapi hal itu bukan membuat Samingan kapok. Mungkin karena namanya –dalam Bahasa Arab– mengandung arti “mendengar”, dia tahu saja siapa perempuan bersuami yang masih memungkinkan untuk ditelateni dan diselingkuhi.

Adalah Ny. Lastri, warga setempat yang sebetulnya juga sudah tahu track record Samingan. Tapi karena suami sendiri sudah tak begitu menjanjikan dalam percaturan ranjang, maka ketika purnawirawan TNI itu mendekati, dicobanya memberi peluang. Lastri memang agak penasaran, seperti apa sih tandang grayang (sepak terjang) Samingan, apa tembakannya masih akurat?

Demikianlah, lantaran sudah padha karepe (mau sama mau), ketika situasinya sangat kondusif, keduanya pun berlaga, memainkan politik “empat kaki” tersebut. Ternyata baik tongkrongan maupun “tangkringan” Samingan memang masih prima, sehingga ketika lain hari diajak tanding ulang, jawaban Lastri, “Siapa takut?”

Lama-lama penyakit lama Samingan itu tercium warga. Pak RT sudah mengingatkan, agar macem-macem di kampung. Apa lagi situasinya di bulan suci Ramadan, hormatilah kekhusyukan orang beribadah. Tapi mereka tak peduli. Maka warga pun sepakat untuk memberi pelajaran. Saat melihat Samingan menyatroni rumah Lastri di kala warga salat tarawih, penggerebekan dilakukan.

Samingan – Lastri benar-benar tertangkap basah nan kuyup, karena keduanya dipergoki tengah main “empat kaki” tersebut. Dengan pakaian seadanya Samingan diserahkan ke Polsek Bangsri. Sedangkan suaminya yang sedang merantau ke Jakarta ditelepon untuk segera pulang. Mau didamaikan, atau lanjut ke ranah hukum.

Segera pulang gimana, kan musim Lebaran, kena macet dong! (Gunarso TS)

Sumber : http://m.poskotanews.com/2014/08/09/...-bini-tetanga/

Trit ini bertujuan untuk merendahkan suhu, menaikkan tegangan dan mengurangi ke penatan, klo amburadul itu memang di sengaja. Salam

Update : tenang agan2 kami punya mulustrasi yang banyak, kira2 15 truck, sedang dalam perjalanan ke TKP