Halo semuanya, disini ane cuma akan membeberkan pengalaman pribadi ane mengenai ulang tahun. Ini semua real story, fakta, dan bukan fiktif. Ulang tahun, berarti mengulang tahun...iya nggak sih?!?
Sebelumnya ane mau mengingatkan, tolong tinggalin jejak dong di thread ane ini, susah payah loh bikinnya. Komen kek, rate kek, cendol jg boleh .
Yah seikhlasnya aja, yg penting ada kenang2an dr kalian.
Basically
Quote:
Ane anak perempuan satu2nya yang berasal dari keluarga sederhana, keluarga ane hanya memiliki satu toko kelontongan untuk menafkahi keluarga. Meskipun begitu, ortu ane selalu mengusahakan yg terbaik untk ane sehingga ane disekolahkan di sekolah swasta mahal yg notabene para siswanya berasal dari keluarga berada. Bagi ortu ane pendidikan nomor satu, karena itu dipilih sekolah itu karena meski mahal tetapi sekolah itu menonjolkan pendidikan agama untuk membentuk akhlak ane. Sebut saja sekolah ini sekolah A, memiliki yayasan besar yang menaungi banyak anak cabang sekolah. Ane sejak SD hingga SMA sekolah di sekolah berlabel sama (meski cabang berbeda) dan bertemu orang2 serupa, banyak uang, banyak gaya, this is so not my world. Sejak SD ane sudah merasa nggak bisa berbaur dengan mereka, tahulah tingkah orang kaya itu bagaimana, apalagi ane anak yg “nyentrik” dr kecil, karena ane belum mengenal istilah “jaim”. Gw bakal lari kalo gw mau lari, gw bakal nyablak kalo gw mau nyablak, dan gw bakal ketawa kalo gw mau ketawa.
Spoiler for 14 Tahun yg lalu:
Ane masih ingat 14 tahun yang lalu, ane umur 9 tahun dan masih berada dalam posisi Lala di sinetron Bidadari. Ini serius, beneran, minus Ayu Azhari sebagai bidadari tentunya .
Yup ane selalu jadi bahan hinaan di kelas, bertampang madesu, style?!?(gw bahkan nggak punya style, tapi anak2 cewek di SD ane benar2 kecepetan gede...mereka bahkan sudah mulai mengincar F4 buat jadi pacar ), kehidupan ane kampungan, mereka bahkan ngetawain ane krn masih sering nemenin nyokap ane ke pasar (FYI, mereka anti bgt sama yg namanya “pasar”). Mereka menghabiskan hidup dalam istananya yg mewah, dengan mobil dan supir pribadi untuk mengantar jemput, dan telah menyantroni seluruh mall bergengsi di Jakarta. Sementara ane cuma pulang-pergi sekolah naik ojek, nggak heran muka ane kucel . Bisa dibilang ane “dibully” ama gank modis kecepetan gede yg mendominasi di kelas ane .
Meski begitu ane punya harga diri, dan gengsi ini ane aplikasikan di prestasi ane, meski nggak pintar2 amat tapi ane termasuk pintar di kelas . Setidaknya bisa bikin anak2 manja itu melongo kalo ane mulai bicara hal2 serius dengan istilah2 bahasa yg rumit, dan ane juga murid kesayangan guru .
Bisa dibilang ane terkucilkan di kelas, hampir nggak punya teman. Tetapi selalu aja ada org aneh yg mau berteman sama org aneh . Sebut saja R, cewek tomboy yang suka banget film action, suka main game, jago berantem, suka makan, dan bercita2 jadi pembalap . Dia mau menemani ane di saat2 terpuruk ane, meski resikonya dia harus ikutan terkucilkan. Meski begitu dia juga anak orang berada, dia sangat terobsesi tentang hal2 “keren” dan sangat ingin jadi “keren”, dari dialah ane dikenalkan (dan diajarkan) kehidupan yang diluar jangkauan ane sebelumnya (sering disebut kehidupan jet set atau high class), menurut ane meski dia nggak keren2 amat setidaknya dia tahu cara menjadi “keren” (you know lah, itu hal yg selalu dikultuskan anak yg baru gede ).
Ane juga masih punya sahabat lain di kelas lain, sebut saja N yang kehidupannya mirip kehidupan puteri raja di dongeng, kebetulan sifatnya juga lady look, cantik, slow, modis, lemah lembut, feminin, semua yg diimpikan anak cewek ada di dia dan dia nggak sadar kelebihannya itu.
N merupakan puteri pertama dari seorang pemilik perusahaan, dan apa yg dia mau pasti dituruti, tapi sayangnya dia org yg nggak punya kemauan . Dari luar dia keliatan kalem, tapi kalo ngejeplak omongannya suka ngagetin dan bikin ketawa.
Entah kenapa kebanyakan anak orang kaya agak memiliki kekurangan speed dalam otaknya (lemot) , jadilah kedua sohib ane ini, R & N, orang2 kaya lemot yg idiotic but fun! Ane disini melengkapi kekurangan dalam otak mereka, dan mereka melengkapi ane dengan mengajarkan ane beradaptasi ke dunia high class mereka. Dan tidak lupa ane mengajarkan mereka untuk menjadi kampungan .
Gw, N, dan R saling melengkapi dengan kecerdasan, keajaiban, keunikan, dan keidiotan yang kita miliki.
Kedua sohib ane itu seringkali ulang tahunnya dirayakan dengan mahal, seperti mengadakan acara ulangtahun di restoran all you can eat yang semua tagihannya ditangani keluarga mereka, atau sekedar traktir2 teman di restoran mahal yang menurut ane kesempatan emas buat makan makanan mahal gratis .
Tapi tentunya bukan karena itu ane nemenin mereka, ane cuma sedikit iri, kapan ultah ane bisa dirayain “sekeren” ultah mereka.
Sepanjang hidup ane, ultah ane selalu dirayakan dengan memanggil anak2 yatim ke rumah, berdoa bersama, dan membagi nasi kotak (bahasa kerennya “besek”). Menurut ane yg masih umur 9 tahun itu nggak cool bgt.
Menurut ane ultah yg keren adalah mengundang teman2 sebaya, makan di restoran atau menyewa suatu tempat lapang buat kumpul dan pasang musik kencang2 dengan makanan enak berlimpah, susunan kado yg tinggi, apalagi kalo ngundang bintang tamu artis, pasti kan ajib.
Spoiler for 14 Tahun kemudian:
Tapi sekarang 14 tahun kemudian ane sadar, selama ini ane memberi makan orang yg lebih tepatuntuk dikasih makanan. Meski mereka, sohib2 ane itu memberi makanan mahal ke ane dan teman2nya yg lain, dan ane hanya memberi bingkisan berupa nasi kotak kacangan ke anak2 yatim itu, ane sekarang mengerti mana yg lebih baik. Anak2 yatim itu lebih tepat untuk dikasih makan, ane dan teman2 ane setidaknya masih punya orang tua lengkap untuk menuruti kemauan manja kami. Selama ini ultah ane jauh lebih berarti drpd ultah “mahalan” sohib2 ane yg kelihatan keren itu, all thanks to my parents, tanpa sadar ane sudah nabung amal dan dikasih doa dari sekian banyak anak2 yatim yg datang ke ultah ane selama ini. Malah selama ini banyak dr teman2 ane menginginkan hal yang selama ini ane anggap “biasa”, yaitu memberi makan anak yatim dalam ulang tahun mereka. Ane jadi mendapat kesimpulan, bahwa hal2 seperti “biasa”, “beruntung”, dan “keren” itu benar2 relatif, absurd, dan seringkali subjektif tergantung setiap individu. Setidaknya dalam 14 tahun ini keluarga ane masih utuh, dan banyak dari keluarga teman2 ane di sekolah elit itu yg “bermasalah” meski dari luar mereka kelihatan berkecukupan dan beruntung.
Ane baru inget, setiap ultah ane pasti keluarga besar ane kumpul di rumah ane dan memperlakukan ane sprti seorang puteri yg spesial, cipika cipiki sambil ucapin selamat ulang tahun. Well mungkin ane bahkan lebih dianggap princess dprd cewek2 manja kecepatan gede di sekolah elit ane itu oleh keluarga besarnya . Nggak semua orang bisa seberuntung ane.
Sekarang, 14 tahun kemudian. Ane masih melanjutkan kebiasaan mengundang anak yatim itu setiap ane ulang tahun, kadang malah ane yg nyamperin langsung (blusukan) ke rumahnya di kampung sekitaran rumah ane. Dan bukannya gw nggak mau ngetraktir sohib2 gw itu makanan mahal, ane hanya bisa mengundang mereka ke rumah ane, bantuin pendistribusian besek, dan mempersilahkan mereka makan “seadanya” sama seperti makanan yg dibagikan ke anak2 yatim itu, biar mereka mempelajari caranya jadi sederhana dan kampungan .
14 tahun yg lalu itu, ane masih umur 9 tahun, komputer masih merupakan hal yg belum terjangkau bagi keluarga ane. Ane satu2nya anak yg nggak punya komputer diantara anak kelas ane, tapi ane sudah mengenalnya dari pelajaran TIK (Teknik Informasi & Telekomunikasi) yang diajarkan di sekolah dasar ane, dan ane suka pelajaran itu. Saat itu anak2 sekelas ane seringkali memandang remeh ane karena ane seringkali nggak tau hal2 dasar dlm komputer, tp ane selalu berusaha cari tau dan tertarik untk mempelajarinya. Seiring waktu berjalan, ortu ane akhirnya membelikan seperangkat PC dan itu benar2 gw pakai dan pelajari, hingga ane mengejar ketertinggalan ane soal komputer. Dari anak paling gaptek, ane berubah jadi anak yg paling rajin nyantronin internet dan update soal berita2 terkini.
Spoiler for 14 Tahun kemudian:
Dan lucunya, 14 tahun kemudian, ane sekarang jadi mahasiswi jurusan Sistem Informasi, kerjaan ane mempelajari perangkat lunak komputer dan memahami bahasanya yg absurd itu. Bet me, anak2 manja itu pasti nggak pernah mempelajari komputer sedalam ini. Sisi baiknya skrg ane keliatan lebih canggih . Sisi buruknya, ane harus cepat2 menyelesaikan program perangkat lunak ane buat skripsi s .
14 tahun yang lalu ane masih seorang gadis kecil yg suka bgt cerita princess dan suka berkhayal kapan prince charming ane akan datang dengan kuda putih, dan bilang dia cinta sama ane apa adanya seperti di cerita cinderella, meski ane kucel dan terkucilkan begini, biasa dihina dina krn tampang madesu, nggak mengharap warisan ortu ane semata (mentang2 ane anak satu2nya gitu, ini kok kedengaran kyk cerita sinetron ya?!? ), dan masih terlambat tumbuh dewasa (ane pendek ). Soalnya di sekolah ane, ane terbiasa menjadi anak "terbuang", jd ane nggak punya cukup kepercayaan diri untuk memikirkan soal cowok. Selama sekolah ane selalu jadi golongan nerd, yang pulang sekolah langsung ke rumah, baca buku atau manga. Kalaupun ane ngumpul sama teman2 bisa dipastikan disana cewek semua.
Spoiler for 14 Tahun kemudian :
Dan sekarang, 14 tahun kemudian khayalan ane jadi nyata. Ane disamperin sama seorang prince yg...yah nggak charming2 amat sih, dan dia nggak datang dengan kuda putih, tapi dengan shogun merah . But he is cute!
Meski ane nggak tahu dia pelabuhan hati gw yg terakhir atau bukan, but if he propose me i would like to say “yes”. Karena dialah yg menghargai ane sbg seseorang yg berharga. Nggak cuma omongan, dia benar2 “mencintai” ane dgn sikapnya. Ane rasa dialah jawaban khayalan (dan doa) ane saat berumur 9 tahun itu.
Dan dulu ane udh pernah cerita kan kalau ane dibully, terkucilkan & hampir gak punya teman? Sekarang nggak lagi, thanks to my charming prince, dia org yg paling humble, lovable, dan gampang bersosialisasi, temannya banyak, dan siapa yg berani bully ane kalo ane sekarang pacaran sama cowok yg super dihormati sama anak2 kampus gw? Everyone know him & respect him, meski badannya juga cute kyk ane.
But he is the real charming prince, ane nggak pernah liat cowok yg sekali ketemu orang langsung bisa ngajak ngobrol dengan akrab kayak dia, sampai sohib2 ane jg diambil alih sama dia (tp tenang, sohib dia jg ane ambil alih ).
Disini ane cuma mau memberi gambaran, betapa waktu 14 tahun dapat memberikan perubahan besar dalam hidup setiap orang, apalagi Kaskus. Kaskus dalam 14 tahun ini sudah berkembang dgn begitu baik hingga berlabel “The Largest Indonesian Community”, ane harap setiap tahunnya kaskus akan berkembang lebih baik lagi, mungkin malah bisa menjadi "The Largest World Community Made In Indonesia" .
Ada yg mau tanya soal N & R? Mereka masih sohib lengket ane sampai skrg.
Spoiler for Tambahan:
FYI, R yg ane bilang jago berantem, 14 tahun yg lalu pernah membanting cowok (anggap saja B) teman sekelas ane juga dr tangga (berantem). 14 tahun kemudian mereka dipertemukan lagi karena ternyata B pernah mendekati sohib ane yg lady look, si N, dengan perantara pacar adiknya R . Well mungkin terdengar ribet.
Tapi intinya si B udah jadi pria tangguh, bahkan jadi gengster, berotot, preman lagi, koleksi senjatanya lengkap, dan doi masih inget sohib ane si R yang pernah ngebanting dia dr tangga (nah loh!). Tapi tenang, saat ini N sudah nggak sama B lagi, kisah cintanya sudah kandas. Lagipula R nggak kalah galak dr gangster...
Dan meski R sekarang belum jd pembalap, tp setidaknya dia udh bergabung dgn komunitas motornya yg rajin banget mengadakan balapan di sirkuit. Hayo siapa yg mau kenalan sama cewek motor yg nggak kalah galak dr gangster?
Itulah seram dan misteriusnya waktu 14 tahun dalam kehidupan manusia.
Ane juga mempersilahkan agan2 untuk menyampaikan pesan2 dan harapannya buat kaskus kedepannya, protes jg boleh, siapa tahu thread ini dibaca Andrew Darwis dan Manajemen kaskus yg lain.
Yang merasa ikut berbahagia atas ulang tahun kaskus ke 14 ini, tolong rate yg baik ya, dan komen yg bermutu. Terima kasih udh menghadiri thread sista kaskus yg ajaib ini...
Yang penasaran sama foto TS :
Spoiler for Mau liat TS?:
Spoiler for Yakin mau?:
Spoiler for Hati2 mimpi buruk loh:
Spoiler for TS gak cakep, beneran deh:
Spoiler for Masih mau liat? Nggak nyesel?:
Spoiler for Jangan ngatain yaa:
Yeah it's me. Itu anak cewek yg rambutnya panjang lagi ngebelakangin, nah itu ane.
Spoiler for Mau yang madep depan?:
Oke gw kasih.
Tuh itu ane, sekalian sama foto toko ane di belakangnya. Kurang baek apa coba gw.