Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

windikAvatar border
TS
windik
Jendral Sutarman, dari menggembala kerbau hingga menjadi calon Kapolri Tunggal
Spoiler for Jendral Sutarman:

Jendral Sutarman, lahir 5 Oktober 1957 di dukuh Dayu RT 3/11 Desa Tawang, Weru, Sukoharjo. Dia merupakan putra sulung dengan empat adik dari pasangan petani Pawiro Mihardjo Paidi dan (alm) Samiyem. Ibu kandung Sutarman sudah meninggal karena sakit kanker payudara sejak beberapa tahun silam. Tarman, begitu Jenderal Bintang Tiga ini dipanggil di kampung.
Kampung halaman Tarman berada ujung selatan Kabupaten Sukoharjo, jauh dari gemerlap kota. Jika dihitung dari pusat pemerintahan di Sukoharjo, jaraknya berkisar 20 an kilometer.

Di mata teman-temannya, mantan Ajudan Presiden Gur Dur ini adalah sosok pekerja keras. Sejak sekolah, dia sudah membantu orangtuanya bekerja di sawah hingga menggembala kerbau.
Bahkan, mantan kapolda Metro Jaya ini sempat menjadi kuli bangunan di Semarang. Tidak hanya itu, Jenderal tiga anak ini juga sempat jualan tongseng di Gembrong, Jakarta.
Slamet Riyanto (58) adalah salah satu teman istimewa Tarman dikala masih di Dayu. Setiap kali Tarman pulang kampung, orang yang dicari kali pertama adalah pria ini. Sebab, sejak kecil hingga diterima AKABRI emoticon-army, mereka selalu bersama-sama.
Spoiler for Slamet Rianto:

"Setiap hari saya itu sama Tarman. Angon kebo (menggembala kerbau) cari rumput, tidur dan main bareng. Dia SD di MI Ganggang, lalu melanjutkan ke SMP Muhammadiyah Cawas, Klaten dan STM di Sukoharjo (sekarang Bina Patria I Sukoharjo) jurusan mesin," ujar Slamet Riyanto alias Tekmek.

Menurut Slamet, dulu setelah sekolah Tarman tidak akan makan sebelum mencarikan pakan untuk ternak kerbaunya. Bahkan, setiap minggu Tarman membantu mbah Pawiro menjual tunggak bambu ke Pasar Cawas.

Pernah juga Tarman bekerja sebagai buruh di lahan tebu dan membuat keset dari sekung (sepet kelapa) untuk dijual. "Pokoknya segala yang keras itu sudah dilalui Tarman. Benar-benar tekun dan rajin dan pinter sejak dulu," imbuhnya.
Persahabatan mereka terpisah tatkala Tarman diterima AKABRI tahun 1981 silam. Tarman remaja harus menjalani pendidikan di Magelang, sedangkan dia tetap berada di Dayu. "Tarman pernah gagal mendaftar sebagai AKABRI. Tetapi karena cita-citanya sejak kecil memang ingin masuk AKABRI, dia daftar lagi sampai akhirnya dia diterima ," kenangnya.

Bangga
Terkait dengan posisi Komjen Sutarman yang saat ini menjadi calon tunggal dan hampir pasti menjadi Kapolri, Slamet mengaku sangat bangga. Sebab, Tarman yang dulu dikenalnya sebagai anak kampung tetapi pekerja keras dan displin, bakal menjadi orang hebat bahkan memimpin Korps Bayangkara.
"Saya benar-benar bangga. Saya berdoa, semoga Tarman menjadi pejabat yang baik dan tidak neko-neko. Saya percaya dia orang baik dan pantas untuk jadi Kapolri," harap bapak dua anak ini.

Kalau merasa bermanfaat silahkan cendolin ane gan emoticon-Cendol (S)
Spoiler for sumber:


0
4.2K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan