- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
[BBM Competition] Tak Selamanya Usil Itu Musibah
TS
RandiiiBoo
[BBM Competition] Tak Selamanya Usil Itu Musibah
Quote:
Assalamualaikum, selamat pagi-siang-sore malam agan-sist kali ini ane akan berbagi sebuah pengalaman sederhana yang ane alami beberapa bulan lalu yang tentunya amat berkesan bagi ane.
______
Quote:
Terkadang kamu berusaha menghindari sesuatu, bukan berarti kamu membencinya.
Kamu menginginkannya tapi kamu tau bahwa itu salah-Unknown
Kamu menginginkannya tapi kamu tau bahwa itu salah-Unknown
Quote:
Pembukaan
Spoiler for Ilustrasi Ruang Kelas:
Quote:
Kejadian ini terjadi 4 bulan silam, Hari Jum'at, gue lupa tanggal pastinya. Hari itu entah mengapa sikap gue terhadap teman-teman sekelas berbeda dari biasanya, agak sedikit nyolot dan keras kepala. "Ah, mungkin itu hanya perasaan gue aja". Sepanjang hari teman-teman sekelas juga menujukkan sikap yang berbeda, mereka terlihat seperti menjaga jarak layaknya siswa bermasalah terhadap siswa berprestasi dikelas.
Kami tetap belajar seperti biasa, walaupun suasana yang tercipta ya bisa dibilang kurang kondusif sebab guru yang mengajar pada saat itu hanya meninggalkan tugas kemudian keluar untuk menemui tamu.
Tetiba Adam teman sebangku gue hendak meminjam handphone gue untuk bermain game sebentar, mungkin dia bosan sebab tugas yang diberi guru sudah rampung ia kerjakan.
A:Ran, gue pinjem hp lo dong.
dengan sangat ketus, singkat, padat dan jelas gue menjawab
R: Jangan deh Dam, gue mau pake, nanti batrenya abis lagi kalo lo mainin!
A: Ah, pelit banget sih lo!
kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, raut wajahnya mengkerut tanda ia jengkel terhadap sikap gue barusan, kemudian ia berjalan keluar kelas meninggalkan gue, mungkin sekedar mencari udara segar atau berbincang dengan teman-teman yang lain, gue coba menerka. Gue masih saja duduk terpaku sembari sibuk mengutak-ngatik handphone, tujuannya agar tidak ada teman yang meminjam. (pelit banget ya gue ). Tak lama kemudian bel pulang berbunyi, tanda pelajaran sudah usai dan waktunya untuk pulang.
Kami tetap belajar seperti biasa, walaupun suasana yang tercipta ya bisa dibilang kurang kondusif sebab guru yang mengajar pada saat itu hanya meninggalkan tugas kemudian keluar untuk menemui tamu.
Tetiba Adam teman sebangku gue hendak meminjam handphone gue untuk bermain game sebentar, mungkin dia bosan sebab tugas yang diberi guru sudah rampung ia kerjakan.
A:Ran, gue pinjem hp lo dong.
dengan sangat ketus, singkat, padat dan jelas gue menjawab
R: Jangan deh Dam, gue mau pake, nanti batrenya abis lagi kalo lo mainin!
A: Ah, pelit banget sih lo!
kemudian ia beranjak dari tempat duduknya, raut wajahnya mengkerut tanda ia jengkel terhadap sikap gue barusan, kemudian ia berjalan keluar kelas meninggalkan gue, mungkin sekedar mencari udara segar atau berbincang dengan teman-teman yang lain, gue coba menerka. Gue masih saja duduk terpaku sembari sibuk mengutak-ngatik handphone, tujuannya agar tidak ada teman yang meminjam. (pelit banget ya gue ). Tak lama kemudian bel pulang berbunyi, tanda pelajaran sudah usai dan waktunya untuk pulang.
---
Quote:
Selamat Senin Pagi
Quote:
Tak terasa sudah Hari Senin pagi, gue segera bangkit dari mimpi kemudian berjalan menuju kamar mandi, setelah mandi secepat kilat gue berpakaian, sarapan, kemudian tepat pukul 05.45 berangkat menuju sekolah. Tak ada peristiwa menarik dalam perjalanan gue menuju sekolah. skip
Singkat cerita sampailah gue di sekolah (tercinta), saat memasuki gerbang terlihat belum banyak siswa yang sudah datang, kemudian gue berjalan menyusuri anak tangga kebetulan ruang kelas gue berada di lantai 3. "Paling di kelas belum ada orang!"batin gue, dan ternyata benar saat gue masuk ke kelas, lampu didalam kelas pun belum dinyalakan, tak ada murid satupun, gue yang pertama hadir hari itu memilih tidur sejenak, maklum rumah gue terbilang lumayan jauh dari sekolah jadi gue memilih berangkat lebih awal, tak lama setelah gue tidur satu-persatu teman-teman gue datang mulailah suasana menjadi gaduh sehingga gue bangkit dari tidur singkat gue pagi itu, kemudian dilanjutkan dengan, u know lah, ngotak-ngatik handphone. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi tanda kita mengawali hari dengan memulai kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
tak terasa jam pelajaran pertama, kedua, ketiga, keempat pun lewat bel istirahat berbunyi temen-temen gue berlomba-lomba menuju kantin, tetapi gue lebih memilih makan dikelas, maklum orang tua gue sering membawakan bekal selain kebersihan makanannya terjamin pun uang jajan gue tetap utuh
seusai melahap habis bekal gue, gue keluar kelas sebentar sekedar melihat kegiatan dilapangan, kemudian kembali masuk ke kelas, tak lama kemudian bel berbunyi pertanda waktu istirahat pertama telah usai.
Singkat cerita sampailah gue di sekolah (tercinta), saat memasuki gerbang terlihat belum banyak siswa yang sudah datang, kemudian gue berjalan menyusuri anak tangga kebetulan ruang kelas gue berada di lantai 3. "Paling di kelas belum ada orang!"batin gue, dan ternyata benar saat gue masuk ke kelas, lampu didalam kelas pun belum dinyalakan, tak ada murid satupun, gue yang pertama hadir hari itu memilih tidur sejenak, maklum rumah gue terbilang lumayan jauh dari sekolah jadi gue memilih berangkat lebih awal, tak lama setelah gue tidur satu-persatu teman-teman gue datang mulailah suasana menjadi gaduh sehingga gue bangkit dari tidur singkat gue pagi itu, kemudian dilanjutkan dengan, u know lah, ngotak-ngatik handphone. Tak lama kemudian bel masuk berbunyi tanda kita mengawali hari dengan memulai kegiatan belajar mengajar seperti biasa.
tak terasa jam pelajaran pertama, kedua, ketiga, keempat pun lewat bel istirahat berbunyi temen-temen gue berlomba-lomba menuju kantin, tetapi gue lebih memilih makan dikelas, maklum orang tua gue sering membawakan bekal selain kebersihan makanannya terjamin pun uang jajan gue tetap utuh
seusai melahap habis bekal gue, gue keluar kelas sebentar sekedar melihat kegiatan dilapangan, kemudian kembali masuk ke kelas, tak lama kemudian bel berbunyi pertanda waktu istirahat pertama telah usai.
Quote:
Kami pun melanjutkan pelajaran berikutnya, tak lama handphone gue bergetar, "mampus udah low jam segini "ujar gue dalam hati, dengan cepat dan sigap gue langsung meraih chargeran di tas (temen) gue kemudian ngecharge handphone gue di pojok kelas, untung gurunya membiarkan gue ngecharge di pojok kelas, wali kelas gue gituloh , sehabis mencharge handphone gue, gue kembali ke tempat duduk gue semula.
Yap! tetap sama Adam , di baris kedua dan urutan kedua dari meja paling belakang, cukup strategis lah untuk ngobrol, tidur, mainan handphone, iseng, dll
Bel istirahat kedua pun berbunyi, gue bergegas menuju Masjid sekolah untuk melaksanakan ibadah Sholat Dzuhur, gak lupa gue ngajak Adam untuk Sholat Dzuhur berjamaah dengan siswa dan guru-guru tapi responnya ketus banget dan dia cuma bilang "Iya, nanti gue nyusul" gue yakin 60% dari omongannya bohong, 30% ragu-ragu, dan 10% enggak , intinya gue udah ngajak, mau atau nggak itu masalah belakangan . Sebelum gue ke Masjid gue pesan sama teman gue yang non muslim untuk sesekali nengok handphone gue ya secara langsung nyuruh ngawasin, Dion namanya, sebelum dia mengaminkan gue udah kabur menuju Masjid sekolah bersama keempat teman gue yang lain , sesampainya di Masjid gue buru-buru lepas sepatu + kaos kaki kemudian ambil wudhu dilanjukan Sholat Dzuhur berjamaah, setelah selesai Sholat Dzuhur gue baru inget kalo handphone gue masih di charge di kelas, mampus kenapa bisa sampe lupa?! kalo ilang gimana?! timbul lah pertanyaan-pertanyaan tersebut di otak gue, "ah kan tadi gue udah minta tolong dion untuk nengok2 ke handphone gue yg di charge" gue menenangkan diri sendiri , usai memakai sepatu larilah gue ke kelas, saat gue naik menyusuri anak tangga temen-temen gue udah pada turun, maklum pelajaran terakhir adalah TIK dan kita selalu belajar di Lab Komputer kalo pelajaran TIK, ah kek gue peduli aja mo temen2 udah turun semua kek, mo masih ada kek, yang penting handphone gue (semoga) masih ada dan keadaanya tetap utuh seperti keadaan saat gue tinggal Sholat Dzuhur tadi (Amien! ), sesampainya di kelas gue cek ke pojok kelas, kok cuma charger nya doang , handphone gue kemana ini , gue kebingungan nyari kesana-kemari gue sms gue telfon tapi gak ada tanda-tanda keberadaan handphone gue di kelas, gue tanya Dion dia bilang "tadi gue liat masih ada kok, tapi abis itu gue ketiduran Ran, maaf banget ya, gue bantu cari deh ", gue kalap banget waktu itu, nggak tau lagi mau ngapain, masa iya ilang sih ah elah , bodoh banget gue ninggalin handphone begitu aja dikelas, mulailah gue memaki diri gue sendiri, gue cuma bisa pasrah saat itu beberapa kali gue coba telfon dan... udah di luar jangkauan , gue tanya temen-temen gue juga gak ada yang tau, segeralah gue beberes buku yang masih berantakan di meja gue, gue masukkan satu-persatu ke dalam tas, gue jalan keluar kelas, turun menyusuri anak tangga menuju Lab Komputer dengan perasaan yang campur aduk! asdfghjkl @#$%^&*!
Sesampainya di Lab Komputer, guru gue langsung menghujani dengan beberapa pertanyaan (gak tau kalo gue lg sedih apa , ya nggak lah )
Guru: "Randi, darimana aja kamu?! Lama amat turun aja ?! Udah telat masih jalan santai aja lagi bukannya buru-buru
Gue: "mmm...iya bu, maaf, saya tadi emang dari kelas nyari handphone saya yang ilang "
gue jawab dengan ekspresi seadanya
Guru: "Kok bisa ilang? emang kamu taro dimana? coba telfon aja dulu"
bah, jadi santai gini guru gue, keknya prihatin deh sama gue
Gue: "Udah kok bu, tapi udah di luar jangkauan "
langsung gue cari tempat duduk kosong saat itu daripada gue diinterogasi
dan kelas gue jadi gak belajar (#tsah )
Ariq temen sebangku gue di Lab Komputer berusaha nyemangatin gue, walau dia tau kalo itu gak akan berhasil, "Yang sabar ya, mau gue temenin nyari lagi gak diatas?" begitu ujarnya, gue diem aja saat itu yang gue pikirin sekarang gimana alasan gue kalo nanti orang tua gue nanya handphone nya kemana "tadi aku kecopetan di bus, mah", "tadi aku di palak, trus diancam pake senjata tajem", otak gue udah mikir yang gak bener untuk alasan nanti, ya maklum lah namanya orang lagi panik jangankan mikir mau ngapa-ngapain aja serba bingung , mana itu handphone belum nyentuh umur setahun lagi gue pake, kalo ketahuan itu handphone raib bakal di ceramahin abis-abisan sama orang tua gue, dibilang gak bisa jaga barang lah, teledor lah, ceroboh lah, whatever apapun itu, emang kalo di ceramahin handphone nya bakal pulang kerumah dengan sendirinya
Akhirnya gue memenuhi ajakkan Ariq untuk ngecek kelas sekali lagi, barangkali aja ada yang ngeliat trus di taro di kolong meja, gue izin sama guru gue yang lagi ngajar beliau pun mengizinkan, jalanlah gue ke kelas a.k.a TKP raib nya handphone malang gue itu, setelah gue cek loker, kolong meja, dll hasilnya pun tetap nihil
balik lah gue ke Lab Komputer, saat gue buka pintu temen-temen gue kompak nanya "ketemu gak?!" , gue menggeleng, "ah siapa sih yang ngambil itu handphone parah banget deh apalagi kalo di umpetin gak lucu banget asli becandanya!"temen-temen gue sok-sok ngomel ke si pelaku jelas-jelas pelakunya gak tau siapa , gue kembali ke meja gue di Lab Komputer tadi, terbesit pikiran gue untuk mencatat materi pelajaran hari itu salah satu hal yang langka kalo menurut gue (tumben rajin ), pindahlah gue kedepan agar lebih kelihatan dan bisa mencatat materi pelajaran TIK hari itu, setelah selesai mencatat gue termenung di meja paling depan Lab Komputer mikirin gimana nanti kalo orang tua gue tau handphone anaknya ilang, dan mulai berkhayal keajaiban akan segera datang
Tak lama kemudian bel pulang sekolah berbunyi, teman-teman gue sibuk memasukkan buku dan gue masih tetap termenung saat itu, saat gue angkat kepala gue dari meja tetiba hal yang mengejutkan terjadi, handphone gue! Handphone gue ada di sudut meja! , ah ini bukan mimpi kan , asli saat itu gue kaget banget handphone yang tadinya raib begitu aja sekarang berada tepat didepan mata gue dalam keadaan utuh tanpa cedera sedikitpun, tak lama kemudian salah satu teman gue nyamperin ke meja tempat gue duduk saat itu, sebut saja A
A: nah itu handphone lo katanya tadi ilang!
Gue: ..... (diam seribu bahasa)
A: makanya naro handphone yang bener, dikira itu barang murah apa, masih untung ada yang ngamanin kemudian ngembaliin, jangan batu lagi ye
dia ngomong sambil cengar-cengir
tetiba temen sekelas gue nyorakkin gue "cie, panik nih ye handphone nya ilang sementara "
--
gue gak bisa ngomong apa-apa saat itu, di satu sisi gue seneng karena handphone gue ternyata gak ilang tapi diumpetin , dan di satu sisi lagi gue kesel karena temen gue jago bet aktingnya , gue anggap itu sebagai pelajaran yang teman-teman berikan kepada gue, pelajaran yang gak akan pernah diajarkan oleh guru disekolah, pelajaran yang bikin jantung deg-degan . Kampret lo semua, teriak gue dalam hati
setelah kejadian itu berakhir gue minta maaf atas sikap gue beberapa hari belakangan ini, dan temen-temen gue dengan senang hati memaafkan, "yaelah, santai aja lagi, gue juga minta maaf ye",
--
gue keluar luang Lab gak lupa pakai sepatu kemudian pulang kerumah dengan perasaan (tetap)campur aduk
seneng, sedih, bangga, kenapa bangga? Keren aja punya temen-temen yang sifatnya kek gitu
Yap! tetap sama Adam , di baris kedua dan urutan kedua dari meja paling belakang, cukup strategis lah untuk ngobrol, tidur, mainan handphone, iseng, dll
Bel istirahat kedua pun berbunyi, gue bergegas menuju Masjid sekolah untuk melaksanakan ibadah Sholat Dzuhur, gak lupa gue ngajak Adam untuk Sholat Dzuhur berjamaah dengan siswa dan guru-guru tapi responnya ketus banget dan dia cuma bilang "Iya, nanti gue nyusul" gue yakin 60% dari omongannya bohong, 30% ragu-ragu, dan 10% enggak , intinya gue udah ngajak, mau atau nggak itu masalah belakangan . Sebelum gue ke Masjid gue pesan sama teman gue yang non muslim untuk sesekali nengok handphone gue ya secara langsung nyuruh ngawasin, Dion namanya, sebelum dia mengaminkan gue udah kabur menuju Masjid sekolah bersama keempat teman gue yang lain , sesampainya di Masjid gue buru-buru lepas sepatu + kaos kaki kemudian ambil wudhu dilanjukan Sholat Dzuhur berjamaah, setelah selesai Sholat Dzuhur gue baru inget kalo handphone gue masih di charge di kelas, mampus kenapa bisa sampe lupa?! kalo ilang gimana?! timbul lah pertanyaan-pertanyaan tersebut di otak gue, "ah kan tadi gue udah minta tolong dion untuk nengok2 ke handphone gue yg di charge" gue menenangkan diri sendiri , usai memakai sepatu larilah gue ke kelas, saat gue naik menyusuri anak tangga temen-temen gue udah pada turun, maklum pelajaran terakhir adalah TIK dan kita selalu belajar di Lab Komputer kalo pelajaran TIK, ah kek gue peduli aja mo temen2 udah turun semua kek, mo masih ada kek, yang penting handphone gue (semoga) masih ada dan keadaanya tetap utuh seperti keadaan saat gue tinggal Sholat Dzuhur tadi (Amien! ), sesampainya di kelas gue cek ke pojok kelas, kok cuma charger nya doang , handphone gue kemana ini , gue kebingungan nyari kesana-kemari gue sms gue telfon tapi gak ada tanda-tanda keberadaan handphone gue di kelas, gue tanya Dion dia bilang "tadi gue liat masih ada kok, tapi abis itu gue ketiduran Ran, maaf banget ya, gue bantu cari deh ", gue kalap banget waktu itu, nggak tau lagi mau ngapain, masa iya ilang sih ah elah , bodoh banget gue ninggalin handphone begitu aja dikelas, mulailah gue memaki diri gue sendiri, gue cuma bisa pasrah saat itu beberapa kali gue coba telfon dan... udah di luar jangkauan , gue tanya temen-temen gue juga gak ada yang tau, segeralah gue beberes buku yang masih berantakan di meja gue, gue masukkan satu-persatu ke dalam tas, gue jalan keluar kelas, turun menyusuri anak tangga menuju Lab Komputer dengan perasaan yang campur aduk! asdfghjkl @#$%^&*!
Quote:
Sesampainya di Lab Komputer, guru gue langsung menghujani dengan beberapa pertanyaan (gak tau kalo gue lg sedih apa , ya nggak lah )
Guru: "Randi, darimana aja kamu?! Lama amat turun aja ?! Udah telat masih jalan santai aja lagi bukannya buru-buru
Gue: "mmm...iya bu, maaf, saya tadi emang dari kelas nyari handphone saya yang ilang "
gue jawab dengan ekspresi seadanya
Guru: "Kok bisa ilang? emang kamu taro dimana? coba telfon aja dulu"
bah, jadi santai gini guru gue, keknya prihatin deh sama gue
Gue: "Udah kok bu, tapi udah di luar jangkauan "
langsung gue cari tempat duduk kosong saat itu daripada gue diinterogasi
dan kelas gue jadi gak belajar (#tsah )
Ariq temen sebangku gue di Lab Komputer berusaha nyemangatin gue, walau dia tau kalo itu gak akan berhasil, "Yang sabar ya, mau gue temenin nyari lagi gak diatas?" begitu ujarnya, gue diem aja saat itu yang gue pikirin sekarang gimana alasan gue kalo nanti orang tua gue nanya handphone nya kemana "tadi aku kecopetan di bus, mah", "tadi aku di palak, trus diancam pake senjata tajem", otak gue udah mikir yang gak bener untuk alasan nanti, ya maklum lah namanya orang lagi panik jangankan mikir mau ngapa-ngapain aja serba bingung , mana itu handphone belum nyentuh umur setahun lagi gue pake, kalo ketahuan itu handphone raib bakal di ceramahin abis-abisan sama orang tua gue, dibilang gak bisa jaga barang lah, teledor lah, ceroboh lah, whatever apapun itu, emang kalo di ceramahin handphone nya bakal pulang kerumah dengan sendirinya
Akhirnya gue memenuhi ajakkan Ariq untuk ngecek kelas sekali lagi, barangkali aja ada yang ngeliat trus di taro di kolong meja, gue izin sama guru gue yang lagi ngajar beliau pun mengizinkan, jalanlah gue ke kelas a.k.a TKP raib nya handphone malang gue itu, setelah gue cek loker, kolong meja, dll hasilnya pun tetap nihil
Quote:
balik lah gue ke Lab Komputer, saat gue buka pintu temen-temen gue kompak nanya "ketemu gak?!" , gue menggeleng, "ah siapa sih yang ngambil itu handphone parah banget deh apalagi kalo di umpetin gak lucu banget asli becandanya!"temen-temen gue sok-sok ngomel ke si pelaku jelas-jelas pelakunya gak tau siapa , gue kembali ke meja gue di Lab Komputer tadi, terbesit pikiran gue untuk mencatat materi pelajaran hari itu salah satu hal yang langka kalo menurut gue (tumben rajin ), pindahlah gue kedepan agar lebih kelihatan dan bisa mencatat materi pelajaran TIK hari itu, setelah selesai mencatat gue termenung di meja paling depan Lab Komputer mikirin gimana nanti kalo orang tua gue tau handphone anaknya ilang, dan mulai berkhayal keajaiban akan segera datang
Tak lama kemudian bel pulang sekolah berbunyi, teman-teman gue sibuk memasukkan buku dan gue masih tetap termenung saat itu, saat gue angkat kepala gue dari meja tetiba hal yang mengejutkan terjadi, handphone gue! Handphone gue ada di sudut meja! , ah ini bukan mimpi kan , asli saat itu gue kaget banget handphone yang tadinya raib begitu aja sekarang berada tepat didepan mata gue dalam keadaan utuh tanpa cedera sedikitpun, tak lama kemudian salah satu teman gue nyamperin ke meja tempat gue duduk saat itu, sebut saja A
A: nah itu handphone lo katanya tadi ilang!
Gue: ..... (diam seribu bahasa)
A: makanya naro handphone yang bener, dikira itu barang murah apa, masih untung ada yang ngamanin kemudian ngembaliin, jangan batu lagi ye
dia ngomong sambil cengar-cengir
tetiba temen sekelas gue nyorakkin gue "cie, panik nih ye handphone nya ilang sementara "
Quote:
--
gue gak bisa ngomong apa-apa saat itu, di satu sisi gue seneng karena handphone gue ternyata gak ilang tapi diumpetin , dan di satu sisi lagi gue kesel karena temen gue jago bet aktingnya , gue anggap itu sebagai pelajaran yang teman-teman berikan kepada gue, pelajaran yang gak akan pernah diajarkan oleh guru disekolah, pelajaran yang bikin jantung deg-degan . Kampret lo semua, teriak gue dalam hati
Quote:
setelah kejadian itu berakhir gue minta maaf atas sikap gue beberapa hari belakangan ini, dan temen-temen gue dengan senang hati memaafkan, "yaelah, santai aja lagi, gue juga minta maaf ye",
Quote:
--
seneng, sedih, bangga, kenapa bangga? Keren aja punya temen-temen yang sifatnya kek gitu
__________
Quote:
Quote:
Dari kejadian itu gue sadar Terkadang kamu berusaha menghindari sesuatu, bukan berarti kamu membencinya.
Kamu menginginkannya tapi kamu tau bahwa itu salahYap quote yang gue tulis di awal thread the best banget untuk situasi gue saat itu, terkadang kita sibuk mencari sebuah perhatian dengan mengorbankan beberapa perasaan, dan gue tau itu salah tapi kenapa gue masih ngelakuin hal bodoh macem itu
Kamu menginginkannya tapi kamu tau bahwa itu salahYap quote yang gue tulis di awal thread the best banget untuk situasi gue saat itu, terkadang kita sibuk mencari sebuah perhatian dengan mengorbankan beberapa perasaan, dan gue tau itu salah tapi kenapa gue masih ngelakuin hal bodoh macem itu
Spoiler for :
Quote:
Friendship... is not something you learn in school. But if you haven't learned the meaning of friendship, you really haven't learned anything. -Muhammad Ali
Quote:
Sekian pengalaman ane tentang maaf-memaafkan, semoga berguna untuk ane pribadi maupun kaskuser sekalian, kurang lebihnya mohon maaf karena ane manusia biasa yang tidak pernah luput dari kesalahan.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Quote:
Cerita yang saya posting disini berasal dari pengalaman saya sendiri: Mohammad Randi Rizqullah, tidak melanggar hak cipta pihak manapun dan diperbolehkan untuk dipublikasikan di Forum KASKUS
Diubah oleh RandiiiBoo 27-07-2013 03:48
anasabila memberi reputasi
1
5.2K
Kutip
23
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan