xXxGGxXxAvatar border
TS
xXxGGxXx
PSMS Medan, Nasibmu Kini


Spoiler for Cek Repost:


Tim lawas yang tengah memelas.


PSMS tak hanya tinggal kenangan, tapi juga ratapan. Pernah ditakuti di pentas sepak bola nasional, PSMS kini jadi pergunjingan di seantero tanah air. Bukan karena prestasinya yang cemerlang, tapi karena tragedi yang menimpanya.

Sebanyak 11 pemain PSMS yang berkompetisi di Divisi Utama PT Liga Indonesia menjadi gelandangan di Jakarta. Sudah 10 bulan mereka tak menerima gaji. Tidur di sembarang tempat, makan seadanya. Harapan untuk bisa mengadukan nasib ke PSSI selaku induk sepak bola di Indonesia, bertepuk sebelah tangan. Tak seorang pun pejabat PSSI yang bersedia meluangkan waktu, kendati ke-11 pemain tersebut sudah berkali-kali memohon. Terkini, Hinca Panjaitan, Ketua Komisi Disiplin PSSI juga emoh mengurusi nasib PSMS. “Kalau gaji bukan urusan kami,” kata Hinca, seperti dikutip dari VIVAbola.



“Kami terima terima laporan yang berkaitan dengan pelanggaran-pelanggaran disiplin di ranah pemain, klub, maupun organanisasi,” imbuh Hinca.

Miris! Itulah kata yang tepat bagi PSMS, juga PSSI. Di saat sepak bola profesional dicanangkan, apa yang melilit tim Ayam Kinantan adalah tamparan. Masalah gaji sebenarnya bukan kali ini saja terjadi. Sebelumnya, persoalan yang sama juga menimpa sejumlah klub, bahkan klub ISL yang katanya merupakan kompetisi paling bergengsi di Indonesia. Sebut misalnya seperti PSPS Pekanbaru, Persija Jakarta, dan Persiwa Wamena. Akan tetapi, pemain menjadi gelandangan baru pemain PSMS saja.

PT Liga Indonesia sebenarnya berjanji akan memanggil perwakilan manajemen PSMS. Namun, para pemain tak terlalu berharap. “Kami sudah mencoba berkali-kali minta kepada manajemen, tapi tak ditanggapi,” ketus salah satu pemain. Para pemain tetap bertahan di Jakarta, kendati uang di kantong sudah tak ada lagi. Pulang ke Medan tidak mungkin, karena di sana mereka ditunggu debt collector, tagihan biaya sekolah anak, rekening listrik yang sudah diputus, serta wajah istri yang cemberut lantaran tabungan sudah ludes tak tersisa. “Kami tak mungkin pulang dengan kondisi seperti ini,” kata sumber dengan wajah memelas.



Selama di Jakarta, ke-11 pemain itu memilih tidur di pelataran Monumen Nasional dan masjid di sekitar kompleks Gelora Bung Karno. Siang sampai sore hari, mereka duduk-duduk di depan Kantor PSSI dengan harapan para pengurus tergerak hatinya untuk menolong. Pemain malang itu meminta jasa Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) untuk menjembati kasusnya ke PSSI, juga Kementerian Pemuda dan Olahraga. Tapi apa mau dikata, sejauh ini belum ada tanggapan. “Seharusnya PSSI bisa bersikap arif,” sungut Valentino Simanjuntak, CEO APPI.

Tak hanya berdemo dengan spanduk besar, ke-11 pemain PSMS juga menggelar doa bersama di depan Kantor PSSI. Dipimpin seorang ustad, para pemain berdoa khusus berharap ada mukjizat. “Bagaimana lagi. Kami sudah letih. Berdoa mungkin bisa menjawab persoalan,” kata seorang pemain. Kasus ini menambah buram persepakbolaan Medan, yang dulu merupakan salah satu barometer sepak bola nasional selain Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makassar.

Berdiri tahun 1950, PSMS kerap menorehkan prestasi gemilang di blantika sepak bola nasional. Di era Perserikatan, PSMS lima kali menjadi yang terbaik: 1967, 1971, 1975, 1983 serta 1985. Di era Liga Indonesia yang dimulai sejak tahun 1994, prestasi Ayam Kinantan jatuh bangun. Prestasi gemilang tercipta pada 2007, di mana tim kebanggaan warga Sumatera Utara finish di peringkat kedua. Pada musim 2011/2012, PSMS turun kasta ke Divisi Utama.



Yang tak kalah menarik, PSMS membukukan diri sebagai tim satu-satunya yang mampu menjuarai Piala Emas Bang Yos tiga kali berturut-turut: 2005, 2006 dan 2007. Saat itu, PSMS diperkuat tiga pilar utama yang kemudian dijuluki “Trio Sumut” yakni Mahyadi Panggabean, Saktiawan Sinaga, dan penjaga gawang Markus Horison.

Kini, PSMS tinggal kenangan. Harapan warga Medan untuk melihat kembali keperkasaan timnya, boleh dikata, seperti punguk merindukan bulan. PSMS yang ada saat ini adalah PSMS yang terlilit persoalan finansial akut. Kita berharap, PSMS segera bangkit dan kembali berjaya, seperti beberapa tahun silam, di mana Ayam Kinantan begitu disegani lawan. Tapi yang tak kalah penting, persoalan gaji 11 pemain harus lebih dulu diselesaikan.

Sumber
0
4.3K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan