بسم الله الرحمن الرحيم

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada Kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalan yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya, begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.” (Surah Yunus: 12)

Ayat diatas telah digambarkan oleh Allah SWT tentang begitulah kita manusia.., bertapa cepatnya kita lupa akan nikmat-nikmat melimpah tidak terhingga yang telah Allah SWT limpahkan pada kita. Allah SWT yang Maha Pengampun, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tidak pernah menzalimi hambanya. Bahkan kitalah yang sebenarnya menzalimi diri kita sendiri. Disaat kita susah kita berdoa kepada Allah SWT tidak henti-henti dengan sepenuh pengharapan, sehinggakan Allah SWT mengambarkan sikap kita ketika itu dengan jelas lagi nyata, bertapa mengharapnya kita agar Allah SWT angkat segala bebanan yang bertimpa dibahu kita.

Dengan penuh rasa belas kasih dan sayang pada hambanya, Allah SWT angkat segala beban kita, dilapangkan dada kita dari segala kegusaran, diluaskan segala penjuru rezeki, diberi kesihatan yang baik, diberi nikmat kesembuhan, diberi pangkat, diberi kuasa dan dimakbulkan segala hajat. Tetapi lepas kita dapat segalanya..., kita lupa lagi alpa. Lupanya kita ini Allah SWT gambarkan dalam firman "seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya,"



firman Allah SWT dalam Surah An Nahl ayat 18, yang bermaksud :
"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah yang dilimpahkan kepada kamu tiadalah kamu akan dapat menghitungnya satu persatu, sesungguhnya Allah Maha Pengampun Lagi Amat Mengasihi".

Kalau dihitung, sesungguhnya kita langsung tidak mampu menghitung segala nikmat yang diberiNYA, sedangkan rambut kita sendiri pun kita tidak mampu nak hitung, inikan pula kita hendak menghitung nikmat-nikmat yang Allah SWT beri pada kita. Masih lagi kita sombong ? Masih tidak mahu bersyukur ?

Kenapa begitu sombong dengan Tuhan yang mencipta segala-galanya dari sekecil-kecil zarah sehingga seluas-luas angkasa? Diriwayatkan oleh Muslim bahawa Rasulullah SAW pernah mengerjakan sembahyang yang sepanjangnya baginda menangis sehingga bercucuran air mata. Hal itu berlaku apabila baginda menerima wahyu yang menjelaskan mengenai kejadian alam ini yang dibentang luas untuk kemudahan dan kenikmatan hidup manusia.

Melihat keadaan Rasulullah SAW menangis itu, Aisyah bertanya: “Wahai Rasulullah! Apakah yang menyebabkan tuan menangis? Padahal Allah telah mengampunkan apa-apa yang terdahulu daripada dosa tuan dan juga yang terkemudian.”

Lalu Rasulullah SAW menjawab: “Adakah aku ini bukan seorang hamba yang bersyukur? Mengapakah aku tidak berbuat demikian, sedangkan Allah telah menurunkan (ayat) kepadaku.”

Ayat yang dimaksudkan Rasulullah SAW itu ialah ayat 164, surah al-Baqarah bermaksud: “Sesungguhnya pada kejadian langit dan bumi, dan pada pertukaran malam dan siang dan (pada) kapal-kapal berlayar di lautan dengan membawa benda-benda yang bermanfaat kepada manusia.”

Bahawasanya Nabi SAW merasakan betapa besarnya anugerah Allah kepada seluruh makhluk di muka bumi ini. Orang beriman melihat seluruh kejadian alam dari kaca mata keimanan dan ketakwaan, yang diiringi dengan rasa kesyukuran, keinsafan dan keteguhan iman.

Firman Allah SWT yang artinya :

“Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak meninggikan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.”
(Surah Al A’raf, Ayat 205)

SUMBER

maaf gan gak rapi ane nubi soalnya

kalo berkenan bagi untuk nutupi
tolong jangan di kalo gak di ya gan
juga udah alhamdlillah