Wong DesoAvatar border
TS
Wong Deso
10 Kesalahan Mendasar Yang harus Dihindari Dalam Fotografi Digital
Maraknya perkembangan dunia fotografi digital membuat setiap orang makin mudah menerjuni hobi fotografi. Fotografi yang dahulu identik dengan hobi yang ngejelimet dan menghabiskan uang, saat ini semakin praktis dan efisien. Perkembangan teknologi yang semakin canggih memudahkan siapa saja untuk bisa mengakses pengetahuan mendasar tentang fotografi. Beragam tips betebaran di dunia maya baik dalam bentuk artikel, video tutorial, e-books, galeri foto dan beragam bentuknya. Di sinilah titik kritis fotografi diuji, karena akhirnya yang membedakan seorang fotografer dengan fotografer lainnya adalah karya yang dihasilkannya. Sama seperti seorang pelukis, maka kinilah saatnya bagi fotografer di era digital berkompetisi menciptakan karya cerdas bahkan master piece.

Di Indonesia sendiri, akan dengan mudahnya kita temui di beragam tempat orang memuaskan dahaga visualnya melalui fotografi digital. Dan sudah menjadi pemandangan jamak jika kita nmelihat di tempat umum seperti tempat wisata atau bahkan di jalanan semakin banyak orang menenteng kamera D-SLR. Fotografi sudah menjadi bagian gaya hidup masyarakat urban. Berikut dibagikan 10 kesalahan mendasar yang harus dihindari dalam fotografi digital agar dapat menghasilkan karya foto ciamik :

1. Foto Blur.

Foto blur bisa disebabkan banyak hal tapi umumnya dua kesalahan mendasar yang dibuat adalah karena fokus yang tidak tepat (out of focus) dan karena tidak cukup cahaya mencapai sensor kamera.

Beragam cara bisa digunakan untuk mengatasi permasalahan ini mulai menggunakan tripod atau monopod.






2. Kontras Foto Terlalu Tinggi

Ciri ciri foto dengan kontras terlalu tinggi adalah perbedaan yang terlalu kuat atau tinggi antara wilayah terang (highlight) dan wilayah gelap (shadow). Hal seperti ini tampak jelas jika memotret saat siang hari atau tengah hari di mana posisi matahari tepat berada di atas kepala. Cara paling mudah dengan menggunakan teknik fill-flash diarahkan ke bagian area gelap untuk mengisi cahaya yang gelap di area tersebut dan mencoba menggunakan teknik under expose dengan nilai -1 atau -2 (under exposed) agar mendapatkan background yang tidak terlalu terang (over).





3. Efek mata Merah (Red-eye).

Beberapa fitur kamera dan program aplikasi fotografi sudah banyak yang menyediakan cara menghapus efek Red-Eye dengan mudah. Efek Red-Eye muncul di retina mata subyek foto dikarenakan pantulan cahaya dari lampu flash kamera langsung mengenai retina mata hingga menimbulkan efek mata merah tersebut. Cara mudah menghindari efek ini adalah dengan memainkan fungsi automatic red-eye reduction. Red-eye appears commonly in light-eyed people when the camera flash reflects off the retinas in their eyes. Atau bisa juga dengan meinta subyek foto anda tidak langsung menatap kamera atau memindahkan subyek foto ke ruangan yang memiliki pencahayaan terang. Seringkali efek mata merah terjadi saat memotret subyek di ruangan dengan pencahayaan minim.





4. Warna Pucat Karena Kesalahan Memakai Fungsi White Balance.

Kamera digital semakin memiliki fungsi White-Balance yang canggih. Lokasi pemotretan yang sering berganti menuntut kecerdasan fotografer agar mampu membaca temperatur warna yang pas. Praktisnya fungsi ato white balance bisa dipakai agar mendapat temperatur warna yang tepat sesuai dengan aslinya. Sebagai panduan, kondisi pencahayaan dalam ruangan cenderungan memiliki warna oranye-kuning karena lampu tungsten memendarkan spektrum warna yang lebih dominan ke arah kuning-oranye. Solusi untuk kondisi tersebut adalah menambahkan nuansa wana biru agar warna menjadi normal.






5. Pemilihan point of Interest yang keliru

Seringkali permasalahan ini terjadi ketika fotografer memotret lanskap pemandagan memakai lensa sudut lensa lebar. Pemilihan point of interest yang keliru justru membuat foto tampak tidak “berbicara” dan hanya sekear menampilkan lanskap lebar tanpa sebuah makna berarti. Solusi dari kesalahan mendasar ini adalah ketika melakukan framing dan menentukan komposisi yang tepat. Carilah obyek yang sangat menonjol dan akan lebih menarik apabila mempunyai warna sangat domminan seperti merah, kuning karena kecenderungan mata ketika melihat sebuah karya foto adalah selain bergerak dari kiri ke kanan juga mencari titik point of interest paling menarik atau yang memiliki warna menonjol.





6. Subyek Terlalu Jauh.

Subyek sangat penting di dalam foto anda karena subyek yang menonjol akan membuat foto anda semakin berdimensi juga berbicara. Cara mengakali kondisi seperti ini adalah dengan menggunakan lensa tele atau memakai tele converter atau bisa juga bergerak mendekati subyek jika memungkinkan. Apabila 3 hal tidak memungkinkan dalam kondisi pemotretan yang anda alami maka pilihlah resolusi paling tinggi dari kamera milikmu, lalu di crop untuk mendapatkan efek subyek yang lebih dekat. Cara ini mempunyai kelemahan karena otomatis foto yang di crop secara ekstrim resolusinya pun akan berkurang jauh.






7. Pemilihan Resolusi Terlalu Rendah.

Di setiap kamera digital yang anda miliki ada beragam pilihan resolusi mulai dari small, medium hingga large (maksimum).Ini juga kesalahan yang acapkali dilakukan oleh fotografer hanya karena ingin mengejar jumlah kapasitas foto lebih banyak. Semakin rendah resolusi yang dipilih, kemungkinan untuk pembesaran secara maksimum dengan kualitas optimal semakin sulit dicapai. Dan tiapkali foto dengan resolusi rendah tersebut di save as ke format JPEG, kualitasnya juga ikut turun. Solusinya hanya satu yaitu membeli media penyimpan (Compact flash, SD, SDHC) dengan kapasitas besar minimal 8Gb.





8. Terlalu banyak Noise.

Analogi pemakaian ISO dalam fotografi digital sama persis dengan penggunaan film dengan ISO rendak ke ISO tinggi. Semakin tinggi ISO yang dipakai maka foto akan memiliki butiran kasar (grain atau noise). Noise biasanya akan mucul apabila foto tersebut dibesarkan. Kerapatan piksel akan terlihat makin renggang, sama halnya jika memotret memakai film dengan ISO tinggi. Cara paling mudah mengurangi noise yang mengganggu adalah dengan menggunakan ISO rendah 50-400 dan bila memang foto tersebut akan dicetak perbesar lebih baik memotret memakai tripod agar hasil tampak maksimal.





9. Foto yang Under-Exposed.

Hasil foto under-exposed akan terlihat sangat jelas dan kentara yaitu foto terlalu banyak memiliki bagian gelap (shadow) yang biasanya sangat sulit dikoreksi memakai aplikasi foto editing seperti photoshop. Hal ini disebabkan karena minimnya cahaya yang diterima oleh sensor kamera digital. Solusinya adalah memperhatikan pengukur cahaya (lightmeter) dengan seksama atau jika anda gemar mode otomatis jangan lupa tambahkan “(+)” 1/3 hingga 2/3 stops pada exposure compensation.





10. Foto yang Over-Exposed.

Kebalikan dari foto yang under-exposed, pada foto yang over-exposed, foto akan menjadi terlampau terang dan kehilangan detil di bagian gelap. (washed out). Cahaya terlampau banyak mengenai sensor kamera mengakibatkan foto dihasilkan menjadi over-exposed. Solusinya adalah memperhatikan pengukur cahaya (lightmeter) dengan seksama atau jika anda gemar mode otomatis jangan lupa tambahkan “(-)” 1/3 hingga 1 stops pada exposure compensation.





10 kesalahan mendasar yang acapkali terjadi dalam proses pemotretan tersebut bisa sedini mungkin dihindari. Ke-10 hal yang dijabarkan di atas adalah pedoman mendasar saja bukan sebuah harga mati karena fotografi itu sendiri adalh sebuah karya seni yang sangat personal. Terkadang berpikir “out of the box” justru menghasilkan karya foto luar biasa.


Sumber : Wirawiri.net

0
5.2K
20
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan