Astaghfirullah...Gimana jadinya kalo ditiru sama anak muda sekarang
TS
piloq
Astaghfirullah...Gimana jadinya kalo ditiru sama anak muda sekarang
assalamu'alaykum
siang gan, kemarin liat tayangan di B-Channel jam 10-an klo ga salah.. wuih ngeri gan, ane gak mesti cuma bilang astaghfirullahal'azhiim...masa ada anak SMA yang multitasking begini... agan pengin tahu?
- suka main band
- suka disuruh manin sama bokapnya
- dah bisa bisnis expor impor ke AS, Hongaria, dll, and malah jadi presiden bisnis klub binaannya
- suka ke masjid
- suka utak-atik barang elektronik
- suka baca literatur ilmiah
- peduli ama petani dan lingkungan sekitar
- jadi pemenang olimpiade internasional
sayang ane gak sempet liat tayangan komplitnya, jadinya ane copas aja dari yg lain ya gan..semoga berkenan..moga2 ga repost
Spoiler for Ref #1:
Muhammad Luthfi Nurfakhri Bantu Petani dengan Inovasi
By movers
Monday June 25, 2012
Saya ingin enggak sekadar menang lomba, tapi menang di hati masyarakat, terutama petani Indonesia.
Dian Palupi
MELIHAT petani beraktivitas di sawah adalah hal yang biasa bagi Muhammad Luthfi Nurfakhri, 16. Kebiasaan para petani menyebarkan pupuk hanya dengan ilmu kira-kira menjadi bahan perhatiannya. Bukankah itu boros dan tidak efektif? Pikir siswa SMAN 1 Bogor, Jawa Barat ini.
Dia pun merasa tertantang membuat alat pengukur kebutuhan pupuk pada tanaman padi yang murah, tetapi berkualitas tinggi. Kondisi pertanian Indonesia adalah cermin bangsa ini, bagaimana kita mau maju kalau kondisi pertanian tidak diperhatikan ? kata Luthfi kepada Move.
Tidak tanggung-tanggung, karyanya ini menyabet juara tiga pada kompetisi International Science and Engineering Fair (ISEF) yang berlangsung 14-18 Mei 2012 di Pittsburgh, Pennsylvania, Amerika Serikat. Pekan lalu, bersama 13 siswa Indonesia lainnya, ia ikut dalam Outstanding Students for the World 2012 ke Jepang. Remaja kelahiran 6 Oktober 1995 ini mempresentasikan temuannya kepada beberapa lembaga pendidikan dan perusahaan di Negeri Matahari Terbit tersebut.
Bagaimana awalnya kamu bisa ikut lomba ISEF?
Sejak kelas dua SMP saya ikut lomba karya ilmiah remaja tingkat nasional setiap tahunnya. Tahun 2011, saya berhasil menjadi juara satu dan dikirim untuk lomba ISEF.
Apa nama alat yang kamu ciptakan dan apa fungsinya?
Digital Leaf Color Chart (DLCC). Alat sensor optik digital ini fungsinya untuk mengukur kebutuhan pupuk pada tanaman padi.
Kamu dapat ide membuat DLCC dari mana?
Di daerah rumah saya kan masih banyak sawah. Setiap lewat saya melihat petani menyebarkan pupuk tanpa perhitungan, hanya berdasarkan pengalaman. Setahu saya agar efektif jumlah pupuk yang disebar harus dihitung. Kemudian saya cari di internet, memang ada alat untuk mengukurnya, namanya leaf color chart, buatan Filipina. Sayangnya walaupun murah, setelah dianalisis alat ini tidak optimal. Saya cari lagi ada yang namanya SPAD 502, buatan Amerika. Harganya mahal, sekitar 14 juta. Dengan harga semahal itu, pasti enggak bisa terjangkau semua petani. Saya mikir bisa enggak ya saya membuat alat yang harganya terjangkau, tetapi tetap efektif.
Berapa lama proses pembuatan DLCC?
Setahun lebih. Saya dapat ide sejak Februari 2011, sampai analisis terakhir April 2012.
Apa saja yang harus kamu siapkan untuk menghadapi lomba?
Setelah dapat ide, saya cari jurnal untuk referensi karena datanya lebih valid. Selanjutnya cari material untuk pembuatan DLCC ke Glodok, Jakarta. Kadang alatnya kurang atau rusak, jadi mondar-mandir seminggu bisa dua kali. Terakhir merakit dan menganalisis.
Apa sih istimewanya alat optik buatanmu?
Murah dan tetap bisa objektif. Biaya pembuatan total Rp20 juta, saya kumpulkan dari hadiah saat menang di LIPI, dari sekolah juga, dan beberapa sponsor yang saya cari sendiri. Kalau DLCC buatan saya diproduksi massal, bisa dijual seharga Rp800 ribu-Rp900 ribu. Lebih terjangkau dan bisa menghemat pupuk.
Bagaimana tanggapan petani terhadap alat buatanmu ini?
Saya sudah ke petani di sekitar IPB. Mereka antusias karena menggunakan alat DLCC tidak sulit, alatnya hanya ditempel ke daun seperti penggunaan barcode.
Siapa yang membantumu dalam mengerjakan proyek ini?
Saya membuat sendiri, tapi tetap diskusi dengan guru fisika di sekolah. Selain itu, saya mengajukan proposal ke Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk minta bimbingan. Fleksibel saja waktunya. Kalau ada yang ingin ditanyakan, saya ke Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek) Serpong. Rata-rata seminggu sekali.
Bagaimana kamu membagi waktu antara sekolah dan penelitian?
Cukup sulit, saya harus pintar-pintar membagi jadwal. Pulang sekolah saya ikut organisasi dan les, sampai rumah bisa pukul 20.00. Penelitiannya mulai pukul 22.00 sampai pukul 03.00.
Besoknya kan sekolah, apa enggak ngantuk?
Enggak. Hahaha. Mungkin karena niat yang kuat. Namanya ikut lomba saya juga harus berani ambil risikonya. Saya mengerjakan semua kegiatan, tapi enggak optimal. Misalnya sebagai ketua salah satu organisasi, saya jadi banyak mendelegasikan amanah ke teman lain.
Kamu pernah bolos demi penelitian ini?
Kalau saya enggak masuk izin lho, bukan bolos! Dari satu semester, ada 30 hari lebih saya izin karena mondar-mandir ke Serpong dan Jakarta.
Guru sih memberi izin, asalkan tetap mengerjakan tugas dan ikut ulangan. Saya menanggapi ini sebagai tantangan membagi waktu.
Kamu sebelumnya yakin temuanmu ini akan diperhitungkan di ISEF?
Saya yakin jadi finalis. Dari Indonesia ada tiga orang berangkat. Sampai di sana belum tentu semua jadi finalis karena di sana harus dites lagi, dan bisa didiskualifikasi. Semua ada 1549 finalis dari 70 negara.
Saat melihat finalis lain di ISEF, bagaimana pendapat kamu tentang proyek mereka?
Sempat pesimis. Karya mereka keren-keren banget dan rasanya Indonesia ketinggalan. Bidang yang saya ambil, elektro, adalah yang terbanyak finalisnya.
Dapat apa saja dari ISEF?
Alhamdulillah dapat penghargaan dari berbagai lembaga di Amerika, dari angkatan darat dan angkatan laut, juga tawaran beasiswa dari University of Pittsburg. Ada juga uang tunai 10 ribu dolar AS untuk persiapan kuliah dan penelitian lanjutan.
Cita-cita kamu apa ke depan?
Saya ingin jadi ilmuwan dan punya perusahaan di bidang pertanian. Karena Indonesia adalah negara agraris dan ketergantungan kita pada sektor pertanian sangat tinggi.
kemarin2 ane browsing rupanya Fakhri ikut klub Stand Up Comedy...mantap nih bocah..
Ohya gan, pas wawancara kan didatengin bokap ama nyokapnya, nyokapnya crita klo dulu sempet khawatir soalnya doi lambat ngomong, terus dibawa ke psikolog, eh ternyata gapapa. Yg bikin melecut berprestasi waktu kecil dia liat seneng ada orang dapat hadiah, terus sama nyokapnya dibilangin ada lomba ikut aja klo mau dapet hadiah. nah yg bikin terharu, waktu doi minta dibeliin bola buat main, sementara nyokapnya gak cukup duitnya, bokapnya malah ngajarin bikin kelereng ama tukang gypsum tetangga rumah, eh doi malah jual itu kelereng ke temannya terus hasilnya ditabung buat beli bola..