-Berani mainkan pemain-pemain muda
-Selalu mengingatkan pentingnya meningkatkan masa otot
-Gak asal sembarangan ambil naturalisasi
-Adanya peningkatan mental pemain, gak taku duel melawan Tim yg ada diatas
-Selalu mengingatkan soal pola makan meskipun pemain masih suka sembarangan
-Tarkam menjadi sedikit berkurang
-Fisik lebih baik
-Uji coba di manfaatkan betul untuk seleksi dan menilai pemain, biasanya pelatih lain takut kena bully klo kalah sehingga Timnas selalu main all out di uji coba


-Selalu gonta-ganti formasi sehingga membuat kesulitan pemain menyesuaikan diri. Jika dia melatih klub mungkin wajar krn hampir setiap harinya mereka bertemu dan berlatih. Tapi tim nasional kadang bertemu 3 bulan sekali. Kurang bagus terlalu sering berganti - ganti formasi, kecuali IQ sepakbola kita tinggi
-Sering kurang tepat dalam pergantian pemain
-Pemilihan pemain kadang unik. Seperti yg kita tahu banyak lord muncul di era STY, dari Dedik, Rafli, Spaso, Edo hingga ke Dendy
-Selalu menyesuaikan porsi main pemain lokal dan naturalisasi. Kayak agak takut kalo mainkan semua bule, takut di cap capaiannya instan krn pake jalur naturalisasi
-Terlalu menuntut pemain lari meskipun di jaman sepakbola modern ini penyesuaian posesion juga merupakan teknik yg dapat menutupi stamina, gak heran pemain2 yg umumnya kurang di fighting gak disukai



Jujur pertandingan semalam ini cukup membuatku puas tapi disaat bersamaan ada rasa penyesalan yg dalam. Piala Asia, Kualifikasi piala dunia bukanlah laga FMD biasa atau turnamen kecil2an. Tensi dan keseriusan Tim juga berbeda, jadi uji coba gak bisa dijadikan patokan sebuah Tim. Bahkan dgn hasil baik diuji coba dengan skuad terbaiknya Malaysia, gak bisa berbuat banyak dihadapan tim langganan piala Asia. Mental sangat berbicara banyak di turnamen ini.

Tapi disaat yg sama ada rasa kekecewaan besar dari Line up yg di turunkan yaitu memainkan Asnawi yg baru sembuh cidera, dimana dia mainnya masih kagok, biasanya pelatih umumnya memainkan pemain yg baru sembuh di menit2 akhir setidaknya. Padahal ada Sandy yg mainya lebih tenang dan rapih tapi malah Yacob yg nyaman di posisi Winger malah di tarik ke belakang sebagai full bek. Andai yg menjadi pengganti itu Sandy mungkin lini pertahanan kita gak akan terlalu lubang atau lini serang kita juga masih bisa berbuat banyak dgn akselerasi Yacob Sayur.
Dalam 6 pertandingan terakhir dapat terlihat jelas ketiga CB kita kewalahan krn 2 wing bek (Arha, Asnawi) kurang baik dalam penempatan posisi terutama ketika dalam keadaan di pressing lawan. Pemain terlalu dipinggir lapangan dan membuat 3 CB kesulitan build up serangan krn 2 FB kita gak bisa buka ruang.

Jadi suara STY out yg gw selalu suarakan dalam 3 bulan terakhir ini bukan krn strategi, bagi gw STY sendiri pelatih yg cukup bagus dalam meracik strategi. Tapi yg gw kecewakan adalah di pemilihan Line up yg kadang diluar nalar. Selama kepala batu STY dikurangi sedikit lagi aja timnas pasti kembali ke jalur yg benar, contohnya dgn tidak memainkan Dendy di match kedua lawan Libya dan Irak tadi aliran bola lebih jalan daripada ketika Dendy main. Dia mungkin pemain yg rajin pressing tapi klo gak bisa nutup ruang dan baca arah bola percuma, apalagi gak didukung body dan holding yg menjadikannya banyak kekurangan.

Gw rasa STY juga harus membuang ego dan mainkan Sandy nanti lawan Vietnam, krn Asnawi belum 100% fit. Jika STY melakukan hal tersebut mungkin gw akan mempertimbangkan kembali menyuarakan STY out.