- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.5K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#312
Part 82 - Tentang Aku Dan Dia
Spoiler for Tentang Aku Dan Dia:
Usahaku untuk mendekati Darma belum bisa dikatakan berhasil, karena Darma tetap gitu-gitu aja. Stay calm and cool.
Tapi seenggaknya, komunikasi kami tidak terputus seperti sebelumnya.
Kalau ga salah, itu percakapan pertama kami setelah sekian lama ga saling kirim pesan.
——
Beberapa bulan kemudian, dia tiba-tiba bilang kalau akan pergi ke Riau selama 3 bulan lamanya, atau bisa lebih katanya.
Karena di hari keberangkatannya ke Riau aku sedang libur, aku pun mencoba untuk menemuinya untuk kedua kalinya di bandara lagi.
Ketika itu, dia tidak menolak, juga tidak mengiyakan.
Awalnya aku tak mengerti kenapa dia begitu. Namun, setelah aku melihat segerombolan cowok-cowok berseragam taruna di bandara dan ada dia disana, aku mulai paham, ternyata dia ke Riaunya tidak sendirian, melainkan sama teman satu angkatannya. 😅
Ketika dia melihatku tengah menunggunya di dekat pintu masuk x-ray pertama, dia pun memisahkan diri dari gerombolannya dan segera menghampiriku dengan tergesa.
“Hai..”, katanya sembari berusaha menjaga jarak denganku.
“Haiii..”, jawabku kikuk.
“Udah lama nunggunya?”, tanyanya.
“Engga kog!”
“Makasih ya uda sempetin nyamperin. Tapi maaf, aku ga bisa lama-lama.”
“Iya gapapa.”
Hening…
“Hm ternyata kamu ke Riau sama teman-teman kamu ya?”, pertanyaan yang seharusnya ga perlu aku tanyakan.
“Haha iyaa. Ohya Nes, nanti selama aku di Riau, maafin yaa semisal aku ga bisa ngabarin kamu.”
“Kenapa gitu?”, tanyaku menatap mata cokelatnya dengan bulu mata tebalnya yang lentik.
“Karena denger-denger, handphone kami bakal disita selama disana.”
“Ohgitu. Iya gapapa. Semoga apapun yang akan kamu lalui disana, selalu diberikan kemudahan sama Allah ya.”
“Aamiin. Thanks, Nes..”
Hm tau ga, selama kami berbincang pagi itu, hanya aku yang berani menatapnya. Sedang dia suka mengalihkan pandangannya seolah seperti sedang menjaga pandangan.
Sikap dia itu jujur membuatku bertanya-tanya, dia begitu karena menjaga pandangan atau karena dia ga tertarik denganku seperti Dadan melihatku ya?
——
Bulan telah berganti tahun, namun sikap Darma masih terkesan sangat cuek dan dingin terhadapku.
Meski begitu, aku meyakini satu hal, yaitu… dia-lah jawaban dari shalat istikharahku selama ini.
Percaya atau tidak, jika ada pria lain yang tiba-tiba hadir dalam hidupku, aku selalu meminta petunjuk kepada Allah, manakah yang baik diantara Darma dan pria itu.
Dan… jawabannya selalu ke Darma.
Itulah kenapa, di cerita-ceritaku sebelumnya, di saat ada pria lain yang berusaha mendekatiku, aku tidak begitu menggubrisnya.
Yaaa meskipun selama ini aku dan Darma menjalin hubungan tanpa status, tapi karena rasa yakinku ini, aku pun merasa bahwa aku harus menjaga hati ini untuknya.
Aku menikmati setiap proses pengenalan diri di antara kami.
Dari yang awalnya hanya berkomunikasi melalui line, kini beralih melalui whatsapp.
Beberapa bulan setelahnya, aku pun mulai mengikuti akun media sosialnya: seperti instagram, twitter, dan juga facebook.
Ketika aku melihat postingannya di instagram, jujur membuatku cukup terkejut.
Kenapa?
Karena ada beberapa perempuan yang suka mengomentari foto-fotonya di instagram.
‘Mas, gimana kabarnya?’
‘Mas ini fotonya di Bandung? Yuk ketemu!’
‘Fotonya bagus, Mas.. Sayang ga ada akunya!’
‘Mas kamu ganti nomor?’
Dan masih banyak lagi comment yang meninggalkan jejak di postingannya.
Itulah kenapa aku tidak mau memanggilnya dengan Mas, karena aku ga mau bersikap sama dengan perempuan-perempuan itu.
Hehehe makanya sekarang aku manggil dia dengan Aa, meski dia bukan orang sunda. 😃
——
Setelah dia lulus dari sekolah penerbangan, dia sempat menganggur beberapa bulan.
Menurutku, masa itu adalah masa tersulit untuknya, sebab dia seperti kehilangan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri.
Dia sering merasa minder terhadapku, bahkan dia sering mengatakan :
“Nes, kalau ada orang yang lebih baik dari aku datang ke kehidupan kamu, kamu boleh milih dia. Jadi jangan ragu untuk pergi ya?”
Setiap dia merasa begitu, aku hanya bisa bilang, kalau aku akan selalu ada untuk dia.
Ohya, dia ini punya kemiripan denganku, yaitu dia tidak ingin merepotkan orangtuanya dalam hal membiayai kehidupannya di perantauan.
Jadi, dia pun berusaha untuk kerja sampingan selama dia belum diterima kerja di maskapai penerbangan.
Di tengah kesibukannya yang sedang mengikuti proses perekrutan di maskapai milik negara itu, Darma selalu menyempatkan diri untuk bertemu denganku jika kebetulan akunya sedang libur.
Tapii, Darma yang suka khawatir dan minder, selalu bilang :
“Tapi aku jemput kamunya naik motor kayu ya Nes. Gapapa?”
Atau :
“Tapi aku ga bisa ajak kamu ke tempat makan mewah ya Nes? Kamu gapapa?”
Padahal, aku sih seneng-seneng aja kalau ketemu dia. Mau naik angkot kek. Mau ngojek kek. Aku ga peduliin itu.
Karena menurutku tuh yang penting adalah dia mulai mau nunjukin ke aku kalau dia ada usaha untuk bisa ketemu sama aku.
Seenggaknya, dia ga sekaku dan sedingin dulu.
——
Tiga bulan setelah Darma mengikuti proses perekrutan Garuda, dia dinyatakan tidak lolos.
Hasil tersebut membuatnya sangat terpukul.
Tapi, dia sama sekali tidak marah ataupun menyalahkan keadaan dan kehendak Allah.
“Gapapa ya, Darma. Kamu udah hebat bisa lolos sampe ke tahap ini. Jangan patah semangat!”, ujarku di balik telpon berusaha menghiburnya.
“Thanksya Nes…”
“Masih sedih ya?”, tanyaku lagi.
“Hehe gapapa. Aku yakin, Allah akan kasih sesuatu yang lebih baik. Aku disuruh lebih sabar aja dan sepertinya aku harus lebih memperbanyak lagi ibadah.”
“Semangat ya, Darma..”
“Thanks Nes… Nes bentar, kayanya ada yang nyari aku. Tunggu ya!!”
Hening…
Sepertinya dia meletakkan handphonenya di kamarnya.
“Nes…”, panggilnya beberapa saat kemudian.
“Yaa?”
“Kamu kirim makanan untuk aku?”
“Hehehehe.. udah sampe ya?”
“Dasar kamu!”
“Diabisin yaa..”
“Makasih banyak ya Nes…”
**
Kesedihan yang dia rasakan saat itu, tidak membuatnya patah semangat.
Dia terus memperbaiki diri dengan terus belajar dan memperbanyak ibadah.
Qadarullah, tak berselang lama, sekitar 2-3 bulan setelahnya, Garuda kembali membuka perekrutan untuk initial pilot yang kedua.
Dia pun mengikuti lagi perekrutan itu dari tahap pertama.
Jika boleh sedikit aku menceritakan bagaimana sosok Darma, dia itu tipe orang yang pekerja keras dan tidak mudah mengeluh.
Dia juga sangat baik kepada teman-temannya juga kepada siapa saja yang ia temui.
Pernah pada suatu hari, dia ini baru saja tiba di kosannya yang letaknya sangat jauh itu sekitar jam sembilan malam. Hari itu dia baru saja melewati uji terbang, yang aku tebak, pasti ujian itu sangat melelahkan.
Lalu, sekitar jam sebelas malam, dia pamit kepadaku untuk menjemput salah satu temannya—yang baru saja pulang kampung— di terminal, yang aku tau nih, letak terminal itu jauh dari kosan dia.
Huhuhu aku lagi-lagi dibikin terharu oleh sikapnya.
**
Selama Darma menunggu jadwal tes berikutnya, dia bekerja sebagai tukang parkir pesawat di sekolahnya dulu. Terkadang dia juga bantu-bantu masak untuk membuat sarapan atau makan siang instrukturnya.
Sayangnya, dia belum juga diterima sebagai driver ojol ketika itu. Padahal dia sangat menanti-nantikannya.
Setelah sekitar 3-4 bulan dari dia mengikuti tes yang kedua, Alhamdulillah dia dinyatakan lolos dan diterima di Garuda Indonesia.
Aku bisa merasakan bagaimana bahagianya.
Ditambah lagi, atas kehendak Allah, dia dan rekan-rekannya yang lolos di perekrutan kali ini, sama sekali tidak dipungut biaya apapun. Maksudnya adalah sekolah aircraft type ratingnya gratis. Alhamdulillaah🥹
Ternyata bener ya, Allah ga lolosin dia di perekrutan pertama karena ada alasannya.
Dan alasannya itu karena Allah mau kasih sesuatu yang lebih baik untuk dia!!🥹🥹
**
Setelah dia dinyatakan lolos oleh pihak Garuda, dia pun segera melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan dan mengharuskannya pulang ke kampung halaman.
Dan siapa sangka, ketika dia tiba di kampung halaman, dia menyempatkan diri untuk bertemu dengan Papa dan keluargaku.
Tapi seenggaknya, komunikasi kami tidak terputus seperti sebelumnya.
// Sabtu 09.27 Darma : Hai, Nes. Aku baru bisa pegang HP nih. Alhamdulillah aku sehat. Kamu sehat juga kan? Btw kamu sekarang stay di Jakarta? Masih di tiketing atau …?? //
// Sabtu 19.03 Anes : Darma sorry baru bales. Aku baru banget sampe kosan. Alhamdulillah aku juga sehat. Hmm iya nih aku udah stay di Jakarta. Dan sekarang aku udah ga di tiketing lagi btw.. Kalau boleh bilang, kerjaanku yang sekarang bukan kerjaan yang kamu suka 😅 //
// Sabtu 20.17 Darma : Pramugari? //
// Sabtu 20.18 Anes : Langsung ketebak gitu ya? Se-nggak suka itu ya sama Pramugari? //
// Sabtu 21.05 Darma : Bukan ga suka sih. //
// Sabtu 21.06 Anes : Terus? //
// Sabtu 21.10 Darma : Yaa kalau untuk berteman, aku sih berteman dengan siapa aja, Nes. //
// Sabtu 21.11 Anes : Oke, we’ll see ya.. //
// Sabtu 19.03 Anes : Darma sorry baru bales. Aku baru banget sampe kosan. Alhamdulillah aku juga sehat. Hmm iya nih aku udah stay di Jakarta. Dan sekarang aku udah ga di tiketing lagi btw.. Kalau boleh bilang, kerjaanku yang sekarang bukan kerjaan yang kamu suka 😅 //
// Sabtu 20.17 Darma : Pramugari? //
// Sabtu 20.18 Anes : Langsung ketebak gitu ya? Se-nggak suka itu ya sama Pramugari? //
// Sabtu 21.05 Darma : Bukan ga suka sih. //
// Sabtu 21.06 Anes : Terus? //
// Sabtu 21.10 Darma : Yaa kalau untuk berteman, aku sih berteman dengan siapa aja, Nes. //
// Sabtu 21.11 Anes : Oke, we’ll see ya.. //
Kalau ga salah, itu percakapan pertama kami setelah sekian lama ga saling kirim pesan.
——
Beberapa bulan kemudian, dia tiba-tiba bilang kalau akan pergi ke Riau selama 3 bulan lamanya, atau bisa lebih katanya.
Karena di hari keberangkatannya ke Riau aku sedang libur, aku pun mencoba untuk menemuinya untuk kedua kalinya di bandara lagi.
Ketika itu, dia tidak menolak, juga tidak mengiyakan.
Awalnya aku tak mengerti kenapa dia begitu. Namun, setelah aku melihat segerombolan cowok-cowok berseragam taruna di bandara dan ada dia disana, aku mulai paham, ternyata dia ke Riaunya tidak sendirian, melainkan sama teman satu angkatannya. 😅
Ketika dia melihatku tengah menunggunya di dekat pintu masuk x-ray pertama, dia pun memisahkan diri dari gerombolannya dan segera menghampiriku dengan tergesa.
“Hai..”, katanya sembari berusaha menjaga jarak denganku.
“Haiii..”, jawabku kikuk.
“Udah lama nunggunya?”, tanyanya.
“Engga kog!”
“Makasih ya uda sempetin nyamperin. Tapi maaf, aku ga bisa lama-lama.”
“Iya gapapa.”
Hening…
“Hm ternyata kamu ke Riau sama teman-teman kamu ya?”, pertanyaan yang seharusnya ga perlu aku tanyakan.
“Haha iyaa. Ohya Nes, nanti selama aku di Riau, maafin yaa semisal aku ga bisa ngabarin kamu.”
“Kenapa gitu?”, tanyaku menatap mata cokelatnya dengan bulu mata tebalnya yang lentik.
“Karena denger-denger, handphone kami bakal disita selama disana.”
“Ohgitu. Iya gapapa. Semoga apapun yang akan kamu lalui disana, selalu diberikan kemudahan sama Allah ya.”
“Aamiin. Thanks, Nes..”
Hm tau ga, selama kami berbincang pagi itu, hanya aku yang berani menatapnya. Sedang dia suka mengalihkan pandangannya seolah seperti sedang menjaga pandangan.
Sikap dia itu jujur membuatku bertanya-tanya, dia begitu karena menjaga pandangan atau karena dia ga tertarik denganku seperti Dadan melihatku ya?
——
Bulan telah berganti tahun, namun sikap Darma masih terkesan sangat cuek dan dingin terhadapku.
Meski begitu, aku meyakini satu hal, yaitu… dia-lah jawaban dari shalat istikharahku selama ini.
Percaya atau tidak, jika ada pria lain yang tiba-tiba hadir dalam hidupku, aku selalu meminta petunjuk kepada Allah, manakah yang baik diantara Darma dan pria itu.
Dan… jawabannya selalu ke Darma.
Itulah kenapa, di cerita-ceritaku sebelumnya, di saat ada pria lain yang berusaha mendekatiku, aku tidak begitu menggubrisnya.
Yaaa meskipun selama ini aku dan Darma menjalin hubungan tanpa status, tapi karena rasa yakinku ini, aku pun merasa bahwa aku harus menjaga hati ini untuknya.
Aku menikmati setiap proses pengenalan diri di antara kami.
Dari yang awalnya hanya berkomunikasi melalui line, kini beralih melalui whatsapp.
Beberapa bulan setelahnya, aku pun mulai mengikuti akun media sosialnya: seperti instagram, twitter, dan juga facebook.
Ketika aku melihat postingannya di instagram, jujur membuatku cukup terkejut.
Kenapa?
Karena ada beberapa perempuan yang suka mengomentari foto-fotonya di instagram.
‘Mas, gimana kabarnya?’
‘Mas ini fotonya di Bandung? Yuk ketemu!’
‘Fotonya bagus, Mas.. Sayang ga ada akunya!’
‘Mas kamu ganti nomor?’
Dan masih banyak lagi comment yang meninggalkan jejak di postingannya.
Itulah kenapa aku tidak mau memanggilnya dengan Mas, karena aku ga mau bersikap sama dengan perempuan-perempuan itu.
Hehehe makanya sekarang aku manggil dia dengan Aa, meski dia bukan orang sunda. 😃
——
Setelah dia lulus dari sekolah penerbangan, dia sempat menganggur beberapa bulan.
Menurutku, masa itu adalah masa tersulit untuknya, sebab dia seperti kehilangan rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri.
Dia sering merasa minder terhadapku, bahkan dia sering mengatakan :
“Nes, kalau ada orang yang lebih baik dari aku datang ke kehidupan kamu, kamu boleh milih dia. Jadi jangan ragu untuk pergi ya?”
Setiap dia merasa begitu, aku hanya bisa bilang, kalau aku akan selalu ada untuk dia.
Ohya, dia ini punya kemiripan denganku, yaitu dia tidak ingin merepotkan orangtuanya dalam hal membiayai kehidupannya di perantauan.
Jadi, dia pun berusaha untuk kerja sampingan selama dia belum diterima kerja di maskapai penerbangan.
// Darma : Nes.. sepertinya aku akan coba daftar sebagai driver ojol deh. //
// Anes : Wah, bagus itu, Darma.. goodluck ya!! //
// Darma : Kamu ga malu berteman dengan aku yang begini-begini aja? //
// Anes : Kenapa harus malu? Justru aku bangga kamu bisa mandiri! //
// Darma : Thanks ya Nes.. Ohya, pekan depan aku ada ujian tulis di Garuda. Doain ya? //
// Anes : Bismillah semoga Allah mudahkan dan lancarkan yaa. Semangat!! //
// Anes : Wah, bagus itu, Darma.. goodluck ya!! //
// Darma : Kamu ga malu berteman dengan aku yang begini-begini aja? //
// Anes : Kenapa harus malu? Justru aku bangga kamu bisa mandiri! //
// Darma : Thanks ya Nes.. Ohya, pekan depan aku ada ujian tulis di Garuda. Doain ya? //
// Anes : Bismillah semoga Allah mudahkan dan lancarkan yaa. Semangat!! //
Di tengah kesibukannya yang sedang mengikuti proses perekrutan di maskapai milik negara itu, Darma selalu menyempatkan diri untuk bertemu denganku jika kebetulan akunya sedang libur.
Tapii, Darma yang suka khawatir dan minder, selalu bilang :
“Tapi aku jemput kamunya naik motor kayu ya Nes. Gapapa?”
Atau :
“Tapi aku ga bisa ajak kamu ke tempat makan mewah ya Nes? Kamu gapapa?”
Padahal, aku sih seneng-seneng aja kalau ketemu dia. Mau naik angkot kek. Mau ngojek kek. Aku ga peduliin itu.
Karena menurutku tuh yang penting adalah dia mulai mau nunjukin ke aku kalau dia ada usaha untuk bisa ketemu sama aku.
Seenggaknya, dia ga sekaku dan sedingin dulu.
——
Tiga bulan setelah Darma mengikuti proses perekrutan Garuda, dia dinyatakan tidak lolos.
Hasil tersebut membuatnya sangat terpukul.
Tapi, dia sama sekali tidak marah ataupun menyalahkan keadaan dan kehendak Allah.
“Gapapa ya, Darma. Kamu udah hebat bisa lolos sampe ke tahap ini. Jangan patah semangat!”, ujarku di balik telpon berusaha menghiburnya.
“Thanksya Nes…”
“Masih sedih ya?”, tanyaku lagi.
“Hehe gapapa. Aku yakin, Allah akan kasih sesuatu yang lebih baik. Aku disuruh lebih sabar aja dan sepertinya aku harus lebih memperbanyak lagi ibadah.”
“Semangat ya, Darma..”
“Thanks Nes… Nes bentar, kayanya ada yang nyari aku. Tunggu ya!!”
Hening…
Sepertinya dia meletakkan handphonenya di kamarnya.
“Nes…”, panggilnya beberapa saat kemudian.
“Yaa?”
“Kamu kirim makanan untuk aku?”
“Hehehehe.. udah sampe ya?”
“Dasar kamu!”
“Diabisin yaa..”
“Makasih banyak ya Nes…”
**
Kesedihan yang dia rasakan saat itu, tidak membuatnya patah semangat.
Dia terus memperbaiki diri dengan terus belajar dan memperbanyak ibadah.
Qadarullah, tak berselang lama, sekitar 2-3 bulan setelahnya, Garuda kembali membuka perekrutan untuk initial pilot yang kedua.
Dia pun mengikuti lagi perekrutan itu dari tahap pertama.
Jika boleh sedikit aku menceritakan bagaimana sosok Darma, dia itu tipe orang yang pekerja keras dan tidak mudah mengeluh.
Dia juga sangat baik kepada teman-temannya juga kepada siapa saja yang ia temui.
Pernah pada suatu hari, dia ini baru saja tiba di kosannya yang letaknya sangat jauh itu sekitar jam sembilan malam. Hari itu dia baru saja melewati uji terbang, yang aku tebak, pasti ujian itu sangat melelahkan.
Lalu, sekitar jam sebelas malam, dia pamit kepadaku untuk menjemput salah satu temannya—yang baru saja pulang kampung— di terminal, yang aku tau nih, letak terminal itu jauh dari kosan dia.
// Anes : Emang kamu ga cape? //
// Darma : Enggak kog.. toh kasian temen aku, daripada harus naik gojek dan ngeluarin duit banyak, mending aku jemput aja. Uang untuk gojeknya bisa dia pake untuk kebutuhan yang lain. //
// Darma : Enggak kog.. toh kasian temen aku, daripada harus naik gojek dan ngeluarin duit banyak, mending aku jemput aja. Uang untuk gojeknya bisa dia pake untuk kebutuhan yang lain. //
Huhuhu aku lagi-lagi dibikin terharu oleh sikapnya.
**
Selama Darma menunggu jadwal tes berikutnya, dia bekerja sebagai tukang parkir pesawat di sekolahnya dulu. Terkadang dia juga bantu-bantu masak untuk membuat sarapan atau makan siang instrukturnya.
Sayangnya, dia belum juga diterima sebagai driver ojol ketika itu. Padahal dia sangat menanti-nantikannya.
Setelah sekitar 3-4 bulan dari dia mengikuti tes yang kedua, Alhamdulillah dia dinyatakan lolos dan diterima di Garuda Indonesia.
Aku bisa merasakan bagaimana bahagianya.
Ditambah lagi, atas kehendak Allah, dia dan rekan-rekannya yang lolos di perekrutan kali ini, sama sekali tidak dipungut biaya apapun. Maksudnya adalah sekolah aircraft type ratingnya gratis. Alhamdulillaah🥹
Ternyata bener ya, Allah ga lolosin dia di perekrutan pertama karena ada alasannya.
Dan alasannya itu karena Allah mau kasih sesuatu yang lebih baik untuk dia!!🥹🥹
**
Setelah dia dinyatakan lolos oleh pihak Garuda, dia pun segera melengkapi berkas-berkas yang dibutuhkan dan mengharuskannya pulang ke kampung halaman.
Dan siapa sangka, ketika dia tiba di kampung halaman, dia menyempatkan diri untuk bertemu dengan Papa dan keluargaku.
// Anes : Papa nanya ga kamu siapa aku? //
// Darma : Nanya dong, masa enggak! //
// Anes : Terus kamu jawab apa? //
// Darma : Rahasia!!! //
// Darma : Nanya dong, masa enggak! //
// Anes : Terus kamu jawab apa? //
// Darma : Rahasia!!! //
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:37
baccu dan 9 lainnya memberi reputasi
10
Kutip
Balas
Tutup