- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.5K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#269
Part 74 - Mimpi Aneh
Spoiler for Mimpi Aneh:
Ketika Mba Frieda menanyakan wajahku kenapa, aku segera bercermin dengan rasa panik dan khawatir.
“Astaghfirullah!!”, teriakku.
“Iya kan, Nes? Perasaan wajah kamu semalem baik-baik ajaaa..”, Mba Frieda kini tengah melihat wajahku dengan seksama.
Jadi, wajahku ini tiba-tiba berjerawat kecil-kecil dan matang—yang uda kelihatan putih-putihnya gitu, di seluruh area wajah, rata!!
Entah, aku juga ga tau kenapa bisa begitu.
Aku makin panik, karena di maskapai aku, tumbuh tiga jerawat aja bakal digrounded, gimana jerawat sebanyak ini?
Pagi itu pun aku menghebohkan crew aku yang lain.
Capt Arya uda ga bisa berkata-kata lagi karena dia merasa ada yang aneh dengan hal yang terjadi padaku.
“Nes, hari ini kamu ga perlu make-up-an, dan selama duty, kamu standby di belakang aja yaa.”, ujar Mas Tama.
“Kalau nanti ketemu dengan crew yang lain, gimana Mas?”, tanyaku mulai khawatir.
Disini kenapa aku khawatir, karena ketika kami bertemu dengan crew yang lain, mereka itu seringkali melaporkan apa yang mereka lihat.
“Gapapa Nes. Aku yang tanggung jawab!”, tegas Mas Tama.
Mau ga mau, aku menuruti apa yang diperintahkan Mas Tama.
Sekitar sejam setelahnya, kami pun sudah berada di ruang makan dan bersiap untuk leaving hotel.
“Nes, aku ada masker nih. Kamu mau pake ga?”, tanya Mas Daud.
Seketika semua mata tertuju padanya.
“Ah, ide yang bagus!!”, ujar Capt.
“Kalau nanti ada yang nanya kenapa pake masker, jawab aja lagi flu berat, Nes!!”, jelas Mas Daud.
“Nah iyaa, aku setuju..”, kali ini Mas Tama menambahkan.
“Yaa bener-bener, jadi kamu ga perlu khawatir lagiiii..”, ujar Mba Mida menenangkan.
Mereka benar-benar kompak melindungiku dari incaran crew lain. Terharu akutuh :”)
—
Hari itu, kami terbang lima landing. Biak ke Timika, Timika ke Jayapura, Jayapura ke Timika lagi, lalu Timika ke Biak, baru deh dari Biak ke Makasar.
Penerbangan dari pagi sampe sore, tapi disaat aku mendapatkan waktu untuk istirahat selama duty, aku tidak bisa tidur atau sekedar merem bentar, padahal mata uda perih dan berat banget.
Dan aku juga ga tau kenapa bisa begitu..
Dari jam 4.00 Waktu Indonesia Timur hingga pukul 16.00 Waktu Indonesia Tengah, aku sama sekali tidak merasakan lelah.
Bahkan, dalam perjalanan dari bandara ke hotel, rekan-rekanku sempat tertidur, hanya aku yang masih engga bisa tidur.
~
Setibanya di kamar hotel Makassar, bukannya tidur, akunya malah makin panik karena jerawat di wajahku makin membesar dan meradang. :")
Saat itu aku minta batu es ke bagian room service. Setelahnya, aku kompresin wajahku dengan batu es itu, sambil ku bacain istighfar, salawat, dan ayat kursi. Sambil pasrah.
Hari pun berganti malam.
Aku yang masih sekamar dengan Mba Frieda, merasa baik-baik saja pada awalnya. Namun, suasana menjadi agak aneh ketika Mba Frieda hendak ke toilet dan melewati lemari yang modelnya ga berpintu, didalamnya terdapat beberapa gantungan baju yang terbuat dari besi dan kayu, terbilang cukup berat dibandingkan gantungan baju kebanyakan.
Ketika Mba Frieda ngelewatin lemari itu, tetiba gantungan bajunya bunyi dua kali "tok-tok", seperti bergerak dan berbenturan dengan lemari gitu.
Aku yang ga terlalu merhatiin karena sibuk ngompresin wajah, berceletuk:
“Mba, hati-hati atuh..sampe nabrak gantungan baju begitu wkwkwk. Sakit ga Mba tangannya?"
"Nes, aku ga nabrak dan ga nyentuh apa-apa!!”, jawab Mba Frieda.
Kami pun saling tatap-tatapan.
Dan karena penasaran, kami me-reka ulang ngelewatin lemari itu, dan gantungan bajunya ga gerak sama sekali, dan ga ada bunyiiiii, karena emang gantungan bajunya tuh berat.
Akhirnya kami mengakhiri rasa penasaran kami dengan "yaudahlah yaa".
Tak berselang lama dari kejadian itu, Mba Frieda pamit untuk tidur lebih dulu. Dan aku pun juga berusaha untuk tidur.
Namun, setiap akunya uda mau masuk ke fase deep sleep, selalu saja kaya dibangunin gitu. Rasanya kaya mau ketindihan gitu loh. :")
Dan itu terus berulang sampai matahari terbit.
Pagi pun tiba. Aku masih mencoba untuk tidur setelah 28 jam-an ga tidur. Saat itu Mba Frieda lagi asik nonton tv sambil main HP.
Dan alhamdulillah, aku bisa tidur saat itu.
Ketika aku tidur, aku bermimpi. Dalam mimpi, posisi tidur dan kondisi kamarku sama dengan kamarku yang sekarang aku tempati. Lalu, dalam mimpi itu, ada tangan yang sangat besar muncul dari sisi kiri ranjangku dan berusaha memelukku dengan satu tangan.
Tangannya berwarna hitam gosong dan kusam, kukunya panjang-panjang dan berwarna sama dengan kulitnya. Dan rambut di tangannya sungguh kaku tebal dan panjang, dan jarak satu rambut dengan rambut yang lain berjauhan, renggang gitu.
Nah dimimpi itu aku sadar, kalau aku harus segera bangun biar ga tersentuh sama si sosok aneh ini.
Dalam mimpi aku berusaha berteriak Allahu Akbar, tapi rasanya suaraku ga bisa keluar!!
Aku pun berusaha membaca ayat kursi setelahnya. Dalam mimpi itu, aku merasa kesulitan dalam menyelesaikan ayat demi ayatnya. Namun alhamdulillah, pada akhirnya aku bisa nyelesein bacaan ayat kursi itu.
Berbarengan dengan itu, aku pun bisa kebangun dari mimpi burukku!!
Bangun-bangun agak lega meski akunya ngosngosan.
Dan saat itu aku masih melihat Mba Frieda sedang megang HP. Aku liat jam di HPku, ternyata aku baru tidur 30 menitan :")
Karena itu, aku pun mencoba untuk tidur lagi. Bisa?
Bisaaaa!!!
Tapi aku bermimpi lagi.
Kali ini dalam mimpiku, aku diajak naik lift sama seseorang yang sedang menjalin hubungan tanpa status denganku. Harusnya kalau naik lift, gerakannya ke atas dong yaa, nah dalem mimpi, setelah kami memasuki lift, gerakannya tuh seperti naik kereta, bergerak ke arah depan. Dan anehnya, tiba-tiba kami tuh memasuki terowongan.
Saat diterowongan itu, keadaan di dalam lift menjadi gelap, dan seseorang yang berada di lift denganku ini tiba-tiba mendorongku ke dinding dan ingin menciumiku.
Jujur saat itu aku takut.
Ditambah lagi, saat aku ngeliat wajahnya, ternyata wajahnya tuh berubah.
Dia bukan seseorang yang aku kenal!!
Setelah aku menyadari, ternyata seseorang tadi berubah menjadi sosok gundoruwo!!!
Dalam mimpi itu, akunya langsung teriak minta tolong dan teriak Allahu Akbar berkali-kali.
Alhamdulillah, aku bisa bangun dari mimpi itu setelah berusaha teriak berkali-kali.
“Kamu kenapa Nes? Kog gelisah gitu tidurnya?", tanya Mba Frieda disaat aku baru saja terbangun dari mimpi.
“Mba, aku mimpi aneh. Dan serem!!”
“Waduh, mimpi apaan??”
“Aku rasa, sosok itu ada disini sekarang!!”
“Nes, bentar-bentar. Aku coba panggil yang lain yaaa! Aku ga berani soalnya kalau begitu-begitu..”
Mba Frieda pun meminta Capt, Mas Daud, Mas Tama, Mba Mida, dan Mba Neila untuk ke kamar saat itu juga.
Selagi menunggu mereka, Mba Frieda membuka tirai jendela. Seketika suasana di kamar lebih terang dan cerah.
“Assalamu’alaikum…”, ujar mereka dari luar kamar.
“Wa’alaikumsalam.”, jawab Mba Frieda sembari berjalan ke arah pintu dan membukanya.
“Anes kenapaaa??”
Mereka pun mulai melihat kondisiku.
“Astaghfirullah…”, ujar Mba Mida.
Aku sendiri ga tau bagaimana aku terlihat oleh mereka saat itu.
“Ada apa Nes?”, tanya Capt.
“Ada yang ga beres nih..”, ujar Mba Mida.
Aku pun mulai menceritakan apa yang baru saja aku mimpikan dengan bulu kudukku yang merinding terus-terusan.
“Mid, bukannya suami lo bisa ngehandle masalah begini?”, tanya Mas Daud.
“InsyaAllah yaa.. sejak Anes cerita tadi, gue sambil nelpon suami gue..”
Lalu terdengar suami Mba Mida sedang menjelaskan sesuatu di balik telpon.
“Coba di loudspeaker, Mid..”, suruh Capt.
“Anes, jangan takut! Lawan yaa rasa takutnya. Jangan sampe kamu terlihat lemah!!”, ujar suami Mba Mida.
“Maaf, kamu lagi haid ya Nes?”
Aku mengangguk.
“Iya Mas, dia lagi haid.”, Mba Mida yang bantu menjawabnya.
“Oh pantes.. Yaudah, meski kamu ga bisa shalat, kamu terus baca surah alfatihah, al ikhlas, an nas, al falaq, dan ayat kursi yaa. Jangan berhenti. Usahakan kamu harus tetep sibuk, jangan diem dan bengong. Jangan terpengaruh sama apa yang uda kamu mimpikan.
Ohya kalau bisa, nanti nyampe Jakarta, kita ketemu yaa.. Tapi harus ada yang nemenin, jangan sendirian.”
“Oke Mas. Makasih yaa. Aku tutup dulu telponnya.”
Setelah Mba Mida menutup telpon, mereka pun menyusun rencana siapa yang akan mengantarku ke rumah Mba Mida dan siapa yang akan mengantarku pulang.
Lalu, muncul rasa penasaran dalam hatiku, kog mereka bisa langsung percaya ya sama apa yang sedang aku alami?
Ohya, sebelum mengalami kejadian ini, aku sungguh tidak percaya bahwa ternyata beneran ada loh hal-hal yang kaya begini.
——
Sekitar jam 20.00, kami sudah tiba di Jakarta.
Seperti rencana yang sudah dibuat, bahwa nanti aku akan langsung ke rumah Mba Mida, kemudian Mas Daud akan menyusulku dan mengantarkanku pulang.
Sekitar jam 21.00, aku sudah tiba di rumah Mba Mida.
“Nes, tunggu ya. Aku bikinin teh dulu. Ohya, suami aku masih dalam perjalanan pulang nih. Kamu gapapa nunggu sebentar?”, tanya Mba Mida.
“Iya Mba, gapapa. Maaf ya ngerepotin.”
“Ga ngerepotin kog Nes…”
Tak berselang lama, Mas Daud juga sudah tiba di depan rumah Mba Mida.
“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam. Nes, siapa?”, teriak Mba Mida dari dapur.
“Mas Daud, Mba.”
“Oh, gercep juga tuh anak. Tolong Nes suruh dia masuk!!”
“Nggeh Mbaa..”
Kemudian, aku mempersilahkan Mas Daud masuk ke ruang tamu Mba Mida.
“Apart mas deket dari sini?”, tanyaku berusaha membuka obrolan.
“Tuh, keliatan gedungnya dari sini.”, ujarnya sembari menunjuk gedung tinggi tak jauh dari rumah Mba Mida, lalu duduk di sofa panjang.
“Oh, pantesan cepet banget sampenya hehehe.”, ujarku kemudian dan duduk di sebelahnya tanpa canggung.
“Btw, gimana keadaan kamu Nes?”
“Hm sebenernya ga gimana-gimana Mas. Aku juga udah ga se-shocked pagi tadi. Alhamdulillah.”
“Hm syukurlah..”
“Mas…”, bisikku kemudian.
Mas Daud menoleh ke arahku.
“Sebenernya ini aku disini mau diapain sih?”, bisikku lagi.
Terlihat Mas Daud menahan tawa.
“Mandi kembang 7 rupa!!”, bisiknya.
“Dih, serius??”
“Hahaha enggaklah!! Aku sebenernya juga ga tau kenapa kamu disuruh kesini. Hahaha!”
“Mas, aku tuh sebenernya ga percaya tau kalau soal begini-beginian!!”
“Tapi ga ada salahnya untuk dicoba dulu. Soalnya pagi tadi tuh, kamu tuh keliatan beda tau Nes. Kaya bukan kamu. Aku aja merinding selama di kamar kamu tuh!! Bahkan setelah kami keluar dari kamar kamu, kami sempet ngomongin, kalau kamu sepertinya lagi ditempelin makhluk halus!!”
“Emang iya?”
“Iyaa, serius!! Makanya tadi aku dan yang lainnya sama sekali ga ngebantah atau semacamnya kan??
“Emang aku bedanya gimana?”
“Wajah kamu Nes, kaya bukan wajah kamu!! Menyeramkan!!!”
“Astaghfirullah!!”, teriakku.
“Iya kan, Nes? Perasaan wajah kamu semalem baik-baik ajaaa..”, Mba Frieda kini tengah melihat wajahku dengan seksama.
Jadi, wajahku ini tiba-tiba berjerawat kecil-kecil dan matang—yang uda kelihatan putih-putihnya gitu, di seluruh area wajah, rata!!
Entah, aku juga ga tau kenapa bisa begitu.
Aku makin panik, karena di maskapai aku, tumbuh tiga jerawat aja bakal digrounded, gimana jerawat sebanyak ini?
Pagi itu pun aku menghebohkan crew aku yang lain.
Capt Arya uda ga bisa berkata-kata lagi karena dia merasa ada yang aneh dengan hal yang terjadi padaku.
“Nes, hari ini kamu ga perlu make-up-an, dan selama duty, kamu standby di belakang aja yaa.”, ujar Mas Tama.
“Kalau nanti ketemu dengan crew yang lain, gimana Mas?”, tanyaku mulai khawatir.
Disini kenapa aku khawatir, karena ketika kami bertemu dengan crew yang lain, mereka itu seringkali melaporkan apa yang mereka lihat.
“Gapapa Nes. Aku yang tanggung jawab!”, tegas Mas Tama.
Mau ga mau, aku menuruti apa yang diperintahkan Mas Tama.
Sekitar sejam setelahnya, kami pun sudah berada di ruang makan dan bersiap untuk leaving hotel.
“Nes, aku ada masker nih. Kamu mau pake ga?”, tanya Mas Daud.
Seketika semua mata tertuju padanya.
“Ah, ide yang bagus!!”, ujar Capt.
“Kalau nanti ada yang nanya kenapa pake masker, jawab aja lagi flu berat, Nes!!”, jelas Mas Daud.
“Nah iyaa, aku setuju..”, kali ini Mas Tama menambahkan.
“Yaa bener-bener, jadi kamu ga perlu khawatir lagiiii..”, ujar Mba Mida menenangkan.
Mereka benar-benar kompak melindungiku dari incaran crew lain. Terharu akutuh :”)
—
Hari itu, kami terbang lima landing. Biak ke Timika, Timika ke Jayapura, Jayapura ke Timika lagi, lalu Timika ke Biak, baru deh dari Biak ke Makasar.
BIK - TIM - DJJ - TIM - BIK - UPG.
Penerbangan dari pagi sampe sore, tapi disaat aku mendapatkan waktu untuk istirahat selama duty, aku tidak bisa tidur atau sekedar merem bentar, padahal mata uda perih dan berat banget.
Dan aku juga ga tau kenapa bisa begitu..
Dari jam 4.00 Waktu Indonesia Timur hingga pukul 16.00 Waktu Indonesia Tengah, aku sama sekali tidak merasakan lelah.
Bahkan, dalam perjalanan dari bandara ke hotel, rekan-rekanku sempat tertidur, hanya aku yang masih engga bisa tidur.
~
Setibanya di kamar hotel Makassar, bukannya tidur, akunya malah makin panik karena jerawat di wajahku makin membesar dan meradang. :")
Saat itu aku minta batu es ke bagian room service. Setelahnya, aku kompresin wajahku dengan batu es itu, sambil ku bacain istighfar, salawat, dan ayat kursi. Sambil pasrah.
Hari pun berganti malam.
Aku yang masih sekamar dengan Mba Frieda, merasa baik-baik saja pada awalnya. Namun, suasana menjadi agak aneh ketika Mba Frieda hendak ke toilet dan melewati lemari yang modelnya ga berpintu, didalamnya terdapat beberapa gantungan baju yang terbuat dari besi dan kayu, terbilang cukup berat dibandingkan gantungan baju kebanyakan.
Ketika Mba Frieda ngelewatin lemari itu, tetiba gantungan bajunya bunyi dua kali "tok-tok", seperti bergerak dan berbenturan dengan lemari gitu.
Aku yang ga terlalu merhatiin karena sibuk ngompresin wajah, berceletuk:
“Mba, hati-hati atuh..sampe nabrak gantungan baju begitu wkwkwk. Sakit ga Mba tangannya?"
"Nes, aku ga nabrak dan ga nyentuh apa-apa!!”, jawab Mba Frieda.
Kami pun saling tatap-tatapan.
Dan karena penasaran, kami me-reka ulang ngelewatin lemari itu, dan gantungan bajunya ga gerak sama sekali, dan ga ada bunyiiiii, karena emang gantungan bajunya tuh berat.
Akhirnya kami mengakhiri rasa penasaran kami dengan "yaudahlah yaa".
Tak berselang lama dari kejadian itu, Mba Frieda pamit untuk tidur lebih dulu. Dan aku pun juga berusaha untuk tidur.
Namun, setiap akunya uda mau masuk ke fase deep sleep, selalu saja kaya dibangunin gitu. Rasanya kaya mau ketindihan gitu loh. :")
Dan itu terus berulang sampai matahari terbit.
Pagi pun tiba. Aku masih mencoba untuk tidur setelah 28 jam-an ga tidur. Saat itu Mba Frieda lagi asik nonton tv sambil main HP.
Dan alhamdulillah, aku bisa tidur saat itu.
Ketika aku tidur, aku bermimpi. Dalam mimpi, posisi tidur dan kondisi kamarku sama dengan kamarku yang sekarang aku tempati. Lalu, dalam mimpi itu, ada tangan yang sangat besar muncul dari sisi kiri ranjangku dan berusaha memelukku dengan satu tangan.
Tangannya berwarna hitam gosong dan kusam, kukunya panjang-panjang dan berwarna sama dengan kulitnya. Dan rambut di tangannya sungguh kaku tebal dan panjang, dan jarak satu rambut dengan rambut yang lain berjauhan, renggang gitu.
Nah dimimpi itu aku sadar, kalau aku harus segera bangun biar ga tersentuh sama si sosok aneh ini.
Dalam mimpi aku berusaha berteriak Allahu Akbar, tapi rasanya suaraku ga bisa keluar!!
Aku pun berusaha membaca ayat kursi setelahnya. Dalam mimpi itu, aku merasa kesulitan dalam menyelesaikan ayat demi ayatnya. Namun alhamdulillah, pada akhirnya aku bisa nyelesein bacaan ayat kursi itu.
Berbarengan dengan itu, aku pun bisa kebangun dari mimpi burukku!!
Bangun-bangun agak lega meski akunya ngosngosan.
Dan saat itu aku masih melihat Mba Frieda sedang megang HP. Aku liat jam di HPku, ternyata aku baru tidur 30 menitan :")
Karena itu, aku pun mencoba untuk tidur lagi. Bisa?
Bisaaaa!!!
Tapi aku bermimpi lagi.
Kali ini dalam mimpiku, aku diajak naik lift sama seseorang yang sedang menjalin hubungan tanpa status denganku. Harusnya kalau naik lift, gerakannya ke atas dong yaa, nah dalem mimpi, setelah kami memasuki lift, gerakannya tuh seperti naik kereta, bergerak ke arah depan. Dan anehnya, tiba-tiba kami tuh memasuki terowongan.
Saat diterowongan itu, keadaan di dalam lift menjadi gelap, dan seseorang yang berada di lift denganku ini tiba-tiba mendorongku ke dinding dan ingin menciumiku.
Jujur saat itu aku takut.
Ditambah lagi, saat aku ngeliat wajahnya, ternyata wajahnya tuh berubah.
Dia bukan seseorang yang aku kenal!!
Setelah aku menyadari, ternyata seseorang tadi berubah menjadi sosok gundoruwo!!!
Dalam mimpi itu, akunya langsung teriak minta tolong dan teriak Allahu Akbar berkali-kali.
Alhamdulillah, aku bisa bangun dari mimpi itu setelah berusaha teriak berkali-kali.
“Kamu kenapa Nes? Kog gelisah gitu tidurnya?", tanya Mba Frieda disaat aku baru saja terbangun dari mimpi.
“Mba, aku mimpi aneh. Dan serem!!”
“Waduh, mimpi apaan??”
“Aku rasa, sosok itu ada disini sekarang!!”
“Nes, bentar-bentar. Aku coba panggil yang lain yaaa! Aku ga berani soalnya kalau begitu-begitu..”
Mba Frieda pun meminta Capt, Mas Daud, Mas Tama, Mba Mida, dan Mba Neila untuk ke kamar saat itu juga.
Selagi menunggu mereka, Mba Frieda membuka tirai jendela. Seketika suasana di kamar lebih terang dan cerah.
“Assalamu’alaikum…”, ujar mereka dari luar kamar.
“Wa’alaikumsalam.”, jawab Mba Frieda sembari berjalan ke arah pintu dan membukanya.
“Anes kenapaaa??”
Mereka pun mulai melihat kondisiku.
“Astaghfirullah…”, ujar Mba Mida.
Aku sendiri ga tau bagaimana aku terlihat oleh mereka saat itu.
“Ada apa Nes?”, tanya Capt.
“Ada yang ga beres nih..”, ujar Mba Mida.
Aku pun mulai menceritakan apa yang baru saja aku mimpikan dengan bulu kudukku yang merinding terus-terusan.
“Mid, bukannya suami lo bisa ngehandle masalah begini?”, tanya Mas Daud.
“InsyaAllah yaa.. sejak Anes cerita tadi, gue sambil nelpon suami gue..”
Lalu terdengar suami Mba Mida sedang menjelaskan sesuatu di balik telpon.
“Coba di loudspeaker, Mid..”, suruh Capt.
“Anes, jangan takut! Lawan yaa rasa takutnya. Jangan sampe kamu terlihat lemah!!”, ujar suami Mba Mida.
“Maaf, kamu lagi haid ya Nes?”
Aku mengangguk.
“Iya Mas, dia lagi haid.”, Mba Mida yang bantu menjawabnya.
“Oh pantes.. Yaudah, meski kamu ga bisa shalat, kamu terus baca surah alfatihah, al ikhlas, an nas, al falaq, dan ayat kursi yaa. Jangan berhenti. Usahakan kamu harus tetep sibuk, jangan diem dan bengong. Jangan terpengaruh sama apa yang uda kamu mimpikan.
Ohya kalau bisa, nanti nyampe Jakarta, kita ketemu yaa.. Tapi harus ada yang nemenin, jangan sendirian.”
“Oke Mas. Makasih yaa. Aku tutup dulu telponnya.”
Setelah Mba Mida menutup telpon, mereka pun menyusun rencana siapa yang akan mengantarku ke rumah Mba Mida dan siapa yang akan mengantarku pulang.
Lalu, muncul rasa penasaran dalam hatiku, kog mereka bisa langsung percaya ya sama apa yang sedang aku alami?
Ohya, sebelum mengalami kejadian ini, aku sungguh tidak percaya bahwa ternyata beneran ada loh hal-hal yang kaya begini.
——
Sekitar jam 20.00, kami sudah tiba di Jakarta.
Seperti rencana yang sudah dibuat, bahwa nanti aku akan langsung ke rumah Mba Mida, kemudian Mas Daud akan menyusulku dan mengantarkanku pulang.
Sekitar jam 21.00, aku sudah tiba di rumah Mba Mida.
“Nes, tunggu ya. Aku bikinin teh dulu. Ohya, suami aku masih dalam perjalanan pulang nih. Kamu gapapa nunggu sebentar?”, tanya Mba Mida.
“Iya Mba, gapapa. Maaf ya ngerepotin.”
“Ga ngerepotin kog Nes…”
Tak berselang lama, Mas Daud juga sudah tiba di depan rumah Mba Mida.
“Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam. Nes, siapa?”, teriak Mba Mida dari dapur.
“Mas Daud, Mba.”
“Oh, gercep juga tuh anak. Tolong Nes suruh dia masuk!!”
“Nggeh Mbaa..”
Kemudian, aku mempersilahkan Mas Daud masuk ke ruang tamu Mba Mida.
“Apart mas deket dari sini?”, tanyaku berusaha membuka obrolan.
“Tuh, keliatan gedungnya dari sini.”, ujarnya sembari menunjuk gedung tinggi tak jauh dari rumah Mba Mida, lalu duduk di sofa panjang.
“Oh, pantesan cepet banget sampenya hehehe.”, ujarku kemudian dan duduk di sebelahnya tanpa canggung.
“Btw, gimana keadaan kamu Nes?”
“Hm sebenernya ga gimana-gimana Mas. Aku juga udah ga se-shocked pagi tadi. Alhamdulillah.”
“Hm syukurlah..”
“Mas…”, bisikku kemudian.
Mas Daud menoleh ke arahku.
“Sebenernya ini aku disini mau diapain sih?”, bisikku lagi.
Terlihat Mas Daud menahan tawa.
“Mandi kembang 7 rupa!!”, bisiknya.
“Dih, serius??”
“Hahaha enggaklah!! Aku sebenernya juga ga tau kenapa kamu disuruh kesini. Hahaha!”
“Mas, aku tuh sebenernya ga percaya tau kalau soal begini-beginian!!”
“Tapi ga ada salahnya untuk dicoba dulu. Soalnya pagi tadi tuh, kamu tuh keliatan beda tau Nes. Kaya bukan kamu. Aku aja merinding selama di kamar kamu tuh!! Bahkan setelah kami keluar dari kamar kamu, kami sempet ngomongin, kalau kamu sepertinya lagi ditempelin makhluk halus!!”
“Emang iya?”
“Iyaa, serius!! Makanya tadi aku dan yang lainnya sama sekali ga ngebantah atau semacamnya kan??
“Emang aku bedanya gimana?”
“Wajah kamu Nes, kaya bukan wajah kamu!! Menyeramkan!!!”
Diubah oleh aymawishy 26-11-2023 08:25
dakski62 dan 5 lainnya memberi reputasi
6
Kutip
Balas
Tutup