- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.9K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#232
Part 61 - Berjuang Lagi!
Spoiler for Berjuang Lagi!:
“Nextnya kalau ngejawab pertanyaan saya jangan campur-campur bahasanya. Kalau mau pake bahasa ya bahasa aja, jangan dicampur, emang nasi, dicampur!!”, ketusnya padaku.
Oke baik. Kita coba ambil positifnya dari kalimat yang terucap dari Mom Neela. Mungkin, dengan begini, aku harus lebih ekstra lagi belajarnya dan jangan males untuk mentranslate!
“Anni, FA requirementitu di CASR berapa? Dan sebutkan isinya!”, Alhamdulillah Mom Neela mulai memberikan pertanyaan baru.
“Hmm FA requirement ada di CASR hmm..”
“Jangan hamhemhamhem aja dong!”
“Maaf Mom.”
“Kalian ini udah company check loh! Tapi ngejawabnya masih hamhemhamhem aja! Kalian sebenernya siap ga sih? Ck!!”
Padahal wajar banget loh kalau kita mencoba berpikir dulu sebelum menjawab suatu pertanyaan. Tapi Mom Neela ga suka cara seperti itu.
Egois ga sih saat kita memaksakan orang lain untuk berbuat sama seperti kebiasaan yang kita lakukan?
“Auntyyy.. Aunty Neelaa..”, panggil seorang pria ber suara berat dari luar ruang briefing.
Mom Neela segera beranjak dari kursinya dan berlari manja membuka pintu ruang briefing.
“Hai Captain! Hari ini Aunty bawa tiga trainee untuk company check! Izin ikutan ya Caapt!!”, ujarnya lagi-lagi manja.
“Loh udah check aja yak? Cepet bener?! Yaudah kita briefing di ruangan ini aja ya Aunty?”
Begitu Capt dan crewnya memasuki ruangan briefing, kami bertiga sudah berdiri dan bersiap menyalami mereka satu persatu sembari memperkenalkan diri.
“Pagi Capt, saya Anes batch 50. Izin ikutan ya Capt.”
“Pagi Mas, saya Anes batch 50. Izin ikutan ya Mas.”
“Pagi Mba, saya Anes batch 50. Izin ikutan ya Mba.”
Begitu terus sampe semuanya sudah disalamin. 😬
Buang-buang waktu dan energi ga sih??
Ribet! Ops!! Hehehe 😅
Begitu kami selesai bersalaman dan berkenalan, kami pun mulai melakukan briefing. (Seperti briefing sebelumnya yang pernah aku ceritakan, jadi briefing kali ini aku skip aja ya.)
Sekitar sepuluh menit kami briefing, kami pun segera beranjak dari kursi kemudian merapikan dan meletakkan posisi kursi kami masing-masing ke posisi semula lalu berjalan melewati lorong dan segera mengambil koper secara bergiliran setelah berada di luar ruangan.
(Btw kebiasaan meletakkan kursi ke tempat semula itu jadi kebiasaan baruku loh. Setiap makan bareng di suatu rumah makan, aku dan teman-teman FA pasti dengan refleks langsung meletakkan posisi kursi ke posisi sebelumnya setelah selesai menggunakannya. Piring-piring dan gelas-gelas juga kami rapikan setelah makan. Jadi mejanya tetap rapi gitu. Ga kotor dan berentakan. Ada yang punya kebiasaan kaya gitu juga ga? wkwk)
Saat berjalan menuju ke pesawat, Mom Neela berjalan di depan dengan crew aktifnya. Sedang aku, Nita, dan Mba Anni, tertinggal agak jauh di belakang. Kesempatan ini kami gunakan untuk saling diskusi.
“Guys, semangat yaaaa! Kita pasti bisa!!”, ujarku sedikit berbisik sembari berjalan dengan pandangan tetap lurus ke depan agar tidak terlihat bahwa kami saling mengobrol.
“Iyaa semangat untuk kitaa..”, jawab Mba Anni.
“Semangaaat!”, imbuh Nita.
“Mba Anes, requirement FA itu CASR berapa sih? Kog aku lupa ya?”, tanya Mba Ani.
“Hmm untuk requirement FA itu CASR 121.391 Mba Ani. Wajar sih Mba kalau lupa, toh kata orang DKPPU sewaktu ngajar kita di kelas, kita ga wajib ngehapalin nomor CASRnya kan, yang penting isinya tau tentang apa.”, ujarku berusaha nenangin Mba Anni padahal sebenernya juga degdeg-an.
“Eh tapi aku isinya lupa lagi Mba..”, celetuk Mba Anni lagi. Kayanya efek panik sih, jadi lupa semua rasanya.
“Itu loh Mba Anni yang seat capacity-seat capacity…”, Nita ikut menambahkan.
“Oh yang ituu… jika seat capacity pesawat lebih dari 9 seat dan kurang dari 51 seat, maka FA yang onboard 1. Kalau lebih dari 50 dan kurang dari 101, FAnya 2 yang onboard. Kalau lebih dari 100, hmm duh aku lupaaaa!!”, terdengar dari suara Mba Anni kalau dia makin panik.
“Jika seat capacity pesawat lebih dari 100, maka ada 2 FA onboard plus 1 FA per kelipatan 50 seat atau bagian dari kelipatan 50 seat.”, ujarku menambahkan.
“Duh itu kalimat yang paling susah Mbaa Anees!! Aku ga hapal-hapaaal..”
Akupun mencoba untuk membantu Mba Anni menghapalkan kalimat terakhir dari requirement FA menurut CASR 121.391 selama perjalanan menuju pesawat.
———
Setibanya di pesawat, aku menanyakan nomor kursi untuk kami berempat kepada ground staff (bagian RAMP). Sedang Mba Anni kebagian mengambil form preflight check checklist di area Senior FA (galley depan) dan Nita kebagian memeriksa life vest under seat dari area tengah ke belakang.
“Mba Dian, permisi.. saya izin untuk ambil form preflight check checklistnya yaa?”, begitu yang aku dengar dari Mba Anni sebelum dia membuka container berisi dokumen-dokumen itu.
“Anni!! Ngapain kamu??”, teriak Mom Neela.
“Ambil ini Mom..”, jawab Mba Anni sembari menunjukkan form checklist yang kini ada di tangan kanannya.
“Permisi dulu kek!! Ga punya attitude kamu yaa!”
‘Duh Mba Anni kena lagi’, bathinku. Ya gitu deh Mom Neela, selalu sewot sama cewek cantik.
“Mom Neela, permisi maaf, info dari orang RAMP, untuk kursi kita di 33A-F ya.”, aku pura-pura ga tau kalau Mom Neela baru saja memarahi Mba Anni, aku berusaha untuk menyudahi ketegangan yang ada.
“Yaudah kita ke belakang sekarang!”, hufh akhirnyaa.
Saat berjalan di aisle, Mba Anni nyolekin aku, tanda dia berterima kasih. Aku membalasnya dengan mengepalkan tangan dan mengangkatnya sebahu, tanda aku menyemangati.
“Indri, Ina, untuk equipment yang di luggage bins dan lavatory, biar mereka yang cek ya?!”, ujar Mom Neela kepada crew aktifnya.
“Baik Aunty..”, jawab mereka.
“Nita, kamu cek spare life vest infant, Anes cek spare life vest adult, Anni cek POB (Portable Oxygen Bottle), PBE, first aid kit, dan megaphone!!”
‘Yaah! Kenapa harus cek spare life vest sih!’, bathinku lagi.
Jujur, hal yang paling tidak aku sukai saat melakukan pengecekan emergency equipment itu yaa saat menghitung satu per satu jumlah baju pelampung. Karena selain menghitungnya, kami juga harus memeriksa tanggal kedaluwarsa dan juga mengecek apakah ada sobekan pada plastik pembungkusnya.
“Gimana Nita, jumlahnya sesuai ga dengan checklistnya?”, tanya Mom Neela dua menit kemudian.
“Sesuai Mom, jumlahnya 20/20 (life vest infant/seat belt infant). Expired date terdekat di Januari 2019.”
“Oke. Anes?”, tanyanya padaku.
“Mohon tunggu sebentar ya, Mom..”, jawabku apa adanya.
“Duh lama ya kamu!!”, ketusnya.
‘Sabar-sabar…’, gumamku dalam hati.
Di menit kelima, kami sudah melakukan pengecekan equipment yang ada di luggage bins paling belakang.
Selanjutnya, kami mengecek equipment yang ada di lavatory secara bergiliran.
“Nita, sebutkan regulasi dari lavatory fire extinguisher!”, perintah Mom Neela disaat Nita sedang mengecek equipment di lavatory.
“Setiap lavatory di pesawat harus dilengkapi dengan built-in fire extinguisher yang dapat discharge secara otomatis di setiap disposalnya.”
“Itu CASR berapa?”, tanyanya kemudian.
“Hmm CASR…”, Nita tampak kebingungan.
“Duuh!! Hamhemhamhem lagiii! Emang kayanya belum siap di cek nih!!”
“Anes, lavatory fire extinguisher ada di CASR berapa? Awas aja hamhemhamhem juga!!”
“Lavatory fire extinguisher terdapat di CASR 121.308.b, Mom.”, jawabku kemudian.
“Kalau lavatory smoke detector?”
“Lavatory smoke detector terdapat di CASR 121.308.a, yang berbunyi setiap lavatory di pesawat harus dilengkapi dengan smoke detector atau sejenisnya yang dapat memberikan lampu peringatan dan suara peringatan pada smoke detector.”
“Saya ga minta kamu jelasin isinya ya!!”
Astaghfirullah sabar. Ngejawab hamhem salah, ngejawab lengkap pun salah.
Yaa emang sih hari itu Mom Neela menguji kemampuan kami, tapi ga serta merta apa yang kita lakukan selalu salah.
Tidak berhenti disitu, hal-hal kecil yang menurutku bukan sesuatu yang berpengaruh terhadap safety aja, ditanyain sama beliau!
“Ini tombol apa namanya?”, tanyanya disaat pesawat sudah dalam keadaan cruising.
Kami saling menatap dengan penuh kebingungan.
Seingatku, instruktur kami di kelas pernah bilang, kalau tombol yang sekarang ditanyakan oleh Mom Neela itu wewenang dari orang maintenance. Itulah kenapa kami tidak mempelajarinya.
“Astagaaa kaliaaan yaaa!! Kalian ini sebenernya udah siap atau engga sih untuk di cek hari ini??”
Yang sebelumnya aku tidak percaya omongan orang tentang Mom Neela yang selalu menggagalkan seseorang dalam uji kompetensi, kini aku benar-benar percaya sama omongan itu.
Karena, kali ini aku mengalaminya langsung.
“Kalian saya send to class-in yaa!! Belajar lagi! Jangan banyak hamhemhamhem!! Saya ga suka sama FA yang ga kompeten!!”
Jangan ditanya rasanya gimana.
Dibilang kecewa, kecewa banget!
Rasanya pengen nangis!
Kesal! Capek! Ngerasa ga dihargain!!
Ah semuanya nyampur jadi satu!
Company Check, 27 September 2017 : FAILED ❌
🥲🥲🥲
widi0407 dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Kutip
Balas
Tutup