- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
TS
aymawishy
Kisah Seorang Pramugari (True Story)
Di saat kau merasa hidup sendiri
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Dalam kerasnya dunia
Tersenyumlah
Bila kau pun harus berputus asa
Berpikir semua kan berakhir
Tersenyumlah
Kau tak sendiri aku di sini
Menantimu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri aku di sini
Berikan tanganmu mari kita hadapi
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang dan tetap melangkah
Kau tak sendiri
Perhatikan sekitar coba kau amati
Hidup bukan sekedar tentang patah hati
Dan semua yang terjadi ambil hikmahnya
Om Iwan pun berkata "ambil indahnya"
Kau tak sendiri aku di sini
Memanggilmu bersama hangatnya mentari
Kau tak sendiri kami di sini
Raihlah tanganku bersama kita lewati
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kau inginkan yang kau harapkan
Hadapilah dengan hati tenang teruskan melangkah
Kau tak sendiri
Hidup memang tak selalu seperti
Yang kita inginkan yang kita harapkan
Hadapilah dengan hati tenang
Yakinkan dirimu
Kau tak sendiri yeah yeah yeaah
Quote:
Hai, aku Anes, nama panggilan dari pemilik akun aymawishy ini. Semasa sekolah, aku tinggal di sebuah Kabupaten di Jawa Timur bagian timur.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Mungkin yang sudah membaca threadku yang menceritakan bagaimana kisahku semasa SMPakan lebih tahu bagaimana kejamnya orang-orang di sekitarku memperlakukanku.
Tapi, seperti yang Papaku bilang, aku harus tetap semangat dan harus terus berperilaku baik meski dijahatin.
Selepas SMA, aku merantau ke Surabaya. Disaat itulah aku benar-benar ingin hidup mandiri tanpa bantuan dari Papa. Karenanya, aku harus bekerja agar bisa kuliah.
Awal kehidupanku di perantauan, sangatlah penuh perjuangan.
Ngekos di kosan kumuh, aku pernah. Disana aku ngerasain tidur diatas kasur yang basah karena atap kamarku bocor selama musim penghujan. Dan juga kamar mandi yang lantainya meski disikat berkali-kali pakai WPC, tetap berwarna hitam karena lumutan.
Selain itu, selama 3 bulan berturut-turut, tiap harinya hanya makan roti seharga seribuan yang aku beli di warung kopi dekat kantor tempat aku magang. Yaa meski, alhamdulillahnya ada aja orang baik yang ngasih aku makan. Ohya, karena sering banget makan roti tanpa makan nasi, aku jadi punya “maag” hehehe.
Rasanya jika diingat, masih banyak perjuangan-perjuangan yang aku lalui sejak tahun 2012.
Ohya..
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Saat nanti aku berbagi cerita di thread ini, tolong jangan dihujat ya.
Sebab..
Aku bukanlah seorang penulis, jadi jangan pernah berharap lebih terhadap tulisan yang aku bagi.
Aku juga bukanlah orang hebat yang hanya ingin berbagi pengalaman yang aku alami.
Pokok Isi Cerita
Quote:
#Bagian 1
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
-Part 1 : Awal Mula
-Part 2 : Menjemput Restu
-Part 3 : Tahap Awal
-Part 4 : Pantang Mundur
-Part 5 : Tentang Cinta Pertama
-Part 6 : Terjebak Nostalgia
-Part 7 : Mungkin Nanti
-Part 8 : Undangan?
Quote:
#Bagian 2 : Proses Perekrutan Pramugari
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
-Part 9 : Hi, Jakarta! Be Nice Please!
-Part 10 : Hall of Fame
-Part 11 : Berpisah dengan Shasa, Bertemu dengan Wildan!
-Part 12 : Papa Yang Makin Menua
-Part 13 : Manis Dan Pahit
-Part 14 : Yok Opo Seh!
-Part 15 : Dikirim Malaikat Baik Yang Menjelma Menjadi Manusia
-Part 16 : Medical Examination
-Part 17 : Curhat Dadakan, Berujung Menyesakkan
-Part 18 : Menjelang Tahun Baru
-Part 19 : Selamat Datang Tahun 2017!
-Part 20 : Made Darma
-Part 21 : Hari Yang Kutunggu
-Part 22 : PANTUKHIR!
Quote:
#Bagian 3
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
-Part 23 : Kesempatan Kedua
-Part 24 : Accedere
-Part 25 : Tentang Rey!
-Part 26 : Become In Love
-Part 27 : Buket Mawar Merah
-Part 28 : Out Of Control
-Part 29 : Di Zangrandi
-Part 30 : Pantukhir Kedua
-Part 31 : Si Paling Inisiatif
-Part 32 : Agnes
-Part 33 : Cemburu
-Part 34 : Rey!?
-Part 35 : Ternyata…
-Part 36 : Di Puncak Bromo
-Part 37 : Berpisah
-Part 38 : Hasil Pantukhir
-Part 39 : Tyas!
-Part 40 : Di Kampung Halaman
-Part 41 : Berpamitan
Quote:
#Bagian 4 : Initial Flight Attendant’s Ground Training
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
-Briefing and Sign Contract :
-Part 42 : Sekilas Tentang Ground Training
-Part 43 : Kog Begini Amat Sih?!
###
-Part 44 : Drama Perkara Sepatu
-Part 45 - Astaga!!
-Part 46 : KACAU!
-Part 47 : Drama di Hari Pertama
-Part 48 : Apa Benar FA Harus Deketin Pilot Agar Jam Terbangnya Banyak?
-Part 49 : Jawaban Dari Pertanyaan Mia
-Part 50 : Learning By Doing
-Part 51 : Tentang Chapter Lima dan CET
-Part 52 : Rey Datang Lagi
-Part 53 : Tersimpul Luka Kedua Kali
-Part 54 : White Horse
-Part 55 : Menjelang Flight Training
-Part 56 : Overthinking!
Quote:
#Bagian 5 : Flight Training
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
-Part 57 : Junior Selalu Salah
-Part 58 : Briefing Before Flight
-Part 59 : About Preflight Check
-Part 60 : Company Check
-Part 61 : Berjuang Lagi!
-Part 62 : Jungle And Sea Survival Part I
-Part 63 : Jungle And Sea Survival Part II
-Part 64 : Jungle And Sea Survival Part III
-Part 65 : Jungle And Sea Survival Part IV
-Part 66 : CCFA & DGCA Check
Quote:
#Bagian 6 : Kehidupan Seorang Pramugari
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
-Part 67 : Persiapan Untuk Terbang
-Part 68 : My First Flight
-Part 69 : Rian dan Ihsan
-Part 70 : Setan Penjaga Kamar Vs Senior Ala Ala
-Part 71 : Kisah Kasih Tak Sampai
-Part 72 : Padaido
-Part 73 : Hubungan Tanpa Status
-Part 74 : Mimpi Aneh
-Part 75 : Putri Kebaya
-Part 76 : Kamu Mau Jadi Pramugari Yang Seperti Apa?
-Part 77 : Turbulensi
-Part 78 : Hari-hari Bersama Papa
-Part 79 : Papa, It’s My Birthday!
-Part 80 : Duka Yang Bertubi
-Part 81 : Flashback to 2017
-Part 82 : Tentang Aku dan Dia
Diubah oleh aymawishy 02-02-2024 01:38
snf0989 dan 45 lainnya memberi reputasi
46
59.9K
Kutip
1K
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
aymawishy
#186
Part 50 - Learning By Doing
Spoiler for Learning By Doing:
Juni-September 2017
Dulu, saat aku masih duduk di bangku sekolah, cara belajarku adalah dengan menyimak saat guruku memberi penjelasan dan mencatat hal-hal penting di buku oret-oretan. Kemudian, sepulang sekolah, aku akan menyalin apa yang aku tulis di buku oret-oretan itu ke buku catatanku.
Lalu, jika di mata pelajaran pertama sampai mata pelajaran ke empat ada PR, aku akan mengusahakan mengerjakan PRku di jam istirahat. Jika di jam istirahat PRku belum juga selesai dikerjakan, aku akan melanjutkannya di rumah, setelah aku selesai menyalin catatanku.
Di malam harinya, karena PR sudah ku kerjakan, maka yang aku lakukan adalah belajar mata pelajaran untuk keesokan harinya. Jika ada sesuatu yang tak aku pahami, aku akan mencatatnya dan kemudian akan aku tanyakan seusai guruku menjelaskan materi tersebut. Tak jarang, aku juga suka menyelesaikan latihan soal-soalnya meski materi tersebut belum dijelaskan oleh guruku.
Kebiasaan belajarku di jaman sekolah itu masih bisa aku praktekkan di masa kuliah, meski jam belajarnya berbeda karena paginya aku harus bekerja. Aku pikir, selama aku mengikuti ground trainingini, aku juga bisa memberlakukan kebiasaanku itu. Nyatanya, hal itu sama sekali tidak bisa lagi aku terapkan.
Kenapa?
Sebab bahasa yang digunakan di Flight Attendant Manual itu kesemuanya menggunakan bahasa inggris yang berbasis penerbangan. Jadi ada banyak kosakata baru yang kurang aku pahami. Jadi jujur, agak membuang-buang waktu disaat harus mencari makna dari setiap kata yang tak ku mengerti.
Sebab kedua adalah penjelasan yang disampaikan instrukturku rasanya tuh penting semua (kebanyakan dari mereka, jarang banget bercanda seperti Bu Chief, semuanya mode serius), jadi, jika aku menerapkan cara belajar yang sama dengan saat aku sekolah, aku butuh banyak waktu untuk menyalin oret-oretanku ke buku catatan. Belum lagi PR semasa training itu banyak banget!!
Sebab ketiga adalah waktu. Dulu saat sekolah, aku pulang sekolah jam 13.45. Jadi ada waktu sekian jam sebelum menjelang malam. Sedang saat aku sebagai trainee, aku pulang jam 16.00-17.00. Jadi waktunya sangat singkat untuk aku bisa mencatat ulang, sedangkan catatan yang harus aku salin ke buku catatan, berlembar-lembar!
Sebab keempat adalah tiap jam 19.00, aku dan teman-teman seangkatanku, wajib belajar bersama di ruang belajar. Jadi aku merasa ga punya waktu untuk belajar sendiri.
Karena itu, aku pun mulai mengubah pola belajarku. Ya meski pada awalnya aku kebingungan sendiri karena belum terbiasa.
Apalagi, setiap ganti chapter, ada aja tantangan kesulitan dalam mencerna materi-materi baru.
Aku ini tipe yang suka mengimajinasikan setiap apa yang aku baca atau apa yang aku dengar, guna memudahkanku dalam mengingat. Nyatanya, selama ground training ini aku susah banget untuk melakukan hal itu.
Itulah mengapa, di awal masa trainingku, aku terus berusaha mencari cara belajar yang baru dan berusaha menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada.
Jika pekan ini membahas chapter yang menurut aku susah, ternyata di pekan selanjutnya, chapter yang dibahas lebih susah lagi. Gitu aja terus!
Belum lagi tiap instrukturnya selesai ngasih materi, langsung ujian!
Selama ujian, kalau ada yang ketauan nyontek atau semacamnya, langsung disuruh pulang. Bukan pulang ke mess ya, tapi pulang ke rumah! Yang artinya ga boleh melanjutkan training lagi.
“Siapa yang masih ga paham sama materi hari ini?”, tanya Ari kepada kami di ruang belajar di mess. Pertanyaan itu selalu dia tanyakan sebelum kami membahas materi selanjutnya. Meski Ari bukanlah ketua kelasnya, tapi dia berinisiatif untuk membuat teman-teman seangkatannya bisa memahami materi dengan baik. Apalagi dia memang tipe anak yang cerdas dan tidak pelit ilmu. Dan lagi, bahasa inggrisnya paling jago diantara kami semua.
Jika ada teman yang menjawab “aku belum paham bagian ini”, maka Ari-lah yang akan membantu menjelaskannya.
Tapi ada saatnya dia kelelahan hehe, dan biasanya aku yang diminta untuk menggantikannya.
“Mba Anes, tolong gantiin aku yaa. Aku cape banget!”, gitu biasanya kalimatnya hehe.
Aku berusaha semaksimal mungkin untuk mengajari teman-temanku yang lain, yaa meski aku sendiri juga masih berusaha memahami materi itu hehe. Tapi anehnya, disaat aku mengajari mereka, akunya menyampaikan materinya kaya mengalir gitu aja tanpa harus memikirkan ini salah atau engga.
“Kalau Ari yang ngajarin, cuma orang-orang pinter yang bisa paham. Orang-orang yang otaknya macem aku nih, ga akan bisa paham. Beda kalau Mba Anes yang ngajarin, aku bisa paham banget. Dan aku gampang ngingetnya!”, itulah salah satu testimoni dari temanku.🥺
———
Memang materi apa aja sih yang harus pramugari kuasai?
Selain harus menguasai semua prosedur dalam penerbangan normal, pramugari juga harus menguasai prosedur dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat yang seperti apa?
Misal ketika dalam penerbangan di ketinggian 35.000 feet terjadi hilangnya tekanan udara di kabin dikarenakan adanya kebocoran pada dinding pesawat atau karena adanya kerusakan sistem pressurize (sistem yang mengatur tekanan dalam kabin pesawat), pramugari harus mengetahui langkah-langkah tepat dan cepat yang harus dilakukan.
Misal lagi keadaan darurat karena mesin pesawatnya salah satunya mati atau terbakar.
Bisa juga keadaan dimana lavatory (toilet) terbakar disebabkan ada seorang penumpang yang merokok diam-diam di dalam lavatory.
Lalu semisal ada penumpang yang terkena serangan jantung, pramugari harus bisa melakukan pertolongan pertama kepada penumpang tersebut dengan melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Saat seorang pramugari melakukan CPR, pramugari yang lain harus menginformasikan kepada pilot, harus announce ada dokter atau tidak dalam penerbangan itu, dan ada juga yang harus menenangkan penumpang yang panik karena hal itu.
Nah teknik CPR itu sendiri ga serta merta kami langsung menguasainya ya, tapi kami harus melalui proses belajar teori juga praktek. Dalam prakteknya, kami benar-benar diharuskan melakukan gerakan CPR itu dengan cara yang benar dan tepat yang didampingi langsung oleh dokter penerbangan.
Hm lalu, contoh keadaan darurat lainnya adalah semisal ada penumpang yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan keamanan suatu penerbangan (hijacking). Kami harus tau langkah dan prosedur apa yang harus dilakukan.
Jadi, materi ini sebenarnya ada di chapter yang berbeda-beda. Namun, disaat kami sudah mulai menguasai dan memahami isi chapter di FAM, ternyata semua materi itu berkesinambungan dari satu chapter dengan chapter yang lain.
Selain yang sudah aku sebutkan diatas, pramugari juga harus mempelajari dan memahami apa itu dangerous goods, aviation security, jungle and sea survival, aircraft type rating, emergency equipment, CASR 121 (Civil Aviation Safety Regulation), dan masih banyak lagi.
Ternyata, ga mudah untuk menjadi seorang pramugari.
Belajarnya bener-bener menguras waktu, tenaga, dan pikiran.
Karena itu, beratku yang sebelumnya 51 kg, selama ground training turun menjadi 47-49 kg.
Setiap hari aku kerjanya belajar dan belajar, sampe-sampe nih saat ada Rey di Jakarta di bulan Agustus pun, aku tak sempat menemuinya. Btw, masih inget Rey kan ya?
Dulu, saat aku masih duduk di bangku sekolah, cara belajarku adalah dengan menyimak saat guruku memberi penjelasan dan mencatat hal-hal penting di buku oret-oretan. Kemudian, sepulang sekolah, aku akan menyalin apa yang aku tulis di buku oret-oretan itu ke buku catatanku.
Lalu, jika di mata pelajaran pertama sampai mata pelajaran ke empat ada PR, aku akan mengusahakan mengerjakan PRku di jam istirahat. Jika di jam istirahat PRku belum juga selesai dikerjakan, aku akan melanjutkannya di rumah, setelah aku selesai menyalin catatanku.
Di malam harinya, karena PR sudah ku kerjakan, maka yang aku lakukan adalah belajar mata pelajaran untuk keesokan harinya. Jika ada sesuatu yang tak aku pahami, aku akan mencatatnya dan kemudian akan aku tanyakan seusai guruku menjelaskan materi tersebut. Tak jarang, aku juga suka menyelesaikan latihan soal-soalnya meski materi tersebut belum dijelaskan oleh guruku.
Kebiasaan belajarku di jaman sekolah itu masih bisa aku praktekkan di masa kuliah, meski jam belajarnya berbeda karena paginya aku harus bekerja. Aku pikir, selama aku mengikuti ground trainingini, aku juga bisa memberlakukan kebiasaanku itu. Nyatanya, hal itu sama sekali tidak bisa lagi aku terapkan.
Kenapa?
Sebab bahasa yang digunakan di Flight Attendant Manual itu kesemuanya menggunakan bahasa inggris yang berbasis penerbangan. Jadi ada banyak kosakata baru yang kurang aku pahami. Jadi jujur, agak membuang-buang waktu disaat harus mencari makna dari setiap kata yang tak ku mengerti.
Sebab kedua adalah penjelasan yang disampaikan instrukturku rasanya tuh penting semua (kebanyakan dari mereka, jarang banget bercanda seperti Bu Chief, semuanya mode serius), jadi, jika aku menerapkan cara belajar yang sama dengan saat aku sekolah, aku butuh banyak waktu untuk menyalin oret-oretanku ke buku catatan. Belum lagi PR semasa training itu banyak banget!!
Sebab ketiga adalah waktu. Dulu saat sekolah, aku pulang sekolah jam 13.45. Jadi ada waktu sekian jam sebelum menjelang malam. Sedang saat aku sebagai trainee, aku pulang jam 16.00-17.00. Jadi waktunya sangat singkat untuk aku bisa mencatat ulang, sedangkan catatan yang harus aku salin ke buku catatan, berlembar-lembar!
Sebab keempat adalah tiap jam 19.00, aku dan teman-teman seangkatanku, wajib belajar bersama di ruang belajar. Jadi aku merasa ga punya waktu untuk belajar sendiri.
Karena itu, aku pun mulai mengubah pola belajarku. Ya meski pada awalnya aku kebingungan sendiri karena belum terbiasa.
Apalagi, setiap ganti chapter, ada aja tantangan kesulitan dalam mencerna materi-materi baru.
Aku ini tipe yang suka mengimajinasikan setiap apa yang aku baca atau apa yang aku dengar, guna memudahkanku dalam mengingat. Nyatanya, selama ground training ini aku susah banget untuk melakukan hal itu.
Itulah mengapa, di awal masa trainingku, aku terus berusaha mencari cara belajar yang baru dan berusaha menyesuaikan dengan perubahan-perubahan yang ada.
Jika pekan ini membahas chapter yang menurut aku susah, ternyata di pekan selanjutnya, chapter yang dibahas lebih susah lagi. Gitu aja terus!
Belum lagi tiap instrukturnya selesai ngasih materi, langsung ujian!
Selama ujian, kalau ada yang ketauan nyontek atau semacamnya, langsung disuruh pulang. Bukan pulang ke mess ya, tapi pulang ke rumah! Yang artinya ga boleh melanjutkan training lagi.
“Siapa yang masih ga paham sama materi hari ini?”, tanya Ari kepada kami di ruang belajar di mess. Pertanyaan itu selalu dia tanyakan sebelum kami membahas materi selanjutnya. Meski Ari bukanlah ketua kelasnya, tapi dia berinisiatif untuk membuat teman-teman seangkatannya bisa memahami materi dengan baik. Apalagi dia memang tipe anak yang cerdas dan tidak pelit ilmu. Dan lagi, bahasa inggrisnya paling jago diantara kami semua.
Jika ada teman yang menjawab “aku belum paham bagian ini”, maka Ari-lah yang akan membantu menjelaskannya.
Tapi ada saatnya dia kelelahan hehe, dan biasanya aku yang diminta untuk menggantikannya.
“Mba Anes, tolong gantiin aku yaa. Aku cape banget!”, gitu biasanya kalimatnya hehe.
Aku berusaha semaksimal mungkin untuk mengajari teman-temanku yang lain, yaa meski aku sendiri juga masih berusaha memahami materi itu hehe. Tapi anehnya, disaat aku mengajari mereka, akunya menyampaikan materinya kaya mengalir gitu aja tanpa harus memikirkan ini salah atau engga.
“Kalau Ari yang ngajarin, cuma orang-orang pinter yang bisa paham. Orang-orang yang otaknya macem aku nih, ga akan bisa paham. Beda kalau Mba Anes yang ngajarin, aku bisa paham banget. Dan aku gampang ngingetnya!”, itulah salah satu testimoni dari temanku.🥺
———
Memang materi apa aja sih yang harus pramugari kuasai?
Selain harus menguasai semua prosedur dalam penerbangan normal, pramugari juga harus menguasai prosedur dalam keadaan darurat.
Keadaan darurat yang seperti apa?
Misal ketika dalam penerbangan di ketinggian 35.000 feet terjadi hilangnya tekanan udara di kabin dikarenakan adanya kebocoran pada dinding pesawat atau karena adanya kerusakan sistem pressurize (sistem yang mengatur tekanan dalam kabin pesawat), pramugari harus mengetahui langkah-langkah tepat dan cepat yang harus dilakukan.
Misal lagi keadaan darurat karena mesin pesawatnya salah satunya mati atau terbakar.
Bisa juga keadaan dimana lavatory (toilet) terbakar disebabkan ada seorang penumpang yang merokok diam-diam di dalam lavatory.
Lalu semisal ada penumpang yang terkena serangan jantung, pramugari harus bisa melakukan pertolongan pertama kepada penumpang tersebut dengan melakukan CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation). Saat seorang pramugari melakukan CPR, pramugari yang lain harus menginformasikan kepada pilot, harus announce ada dokter atau tidak dalam penerbangan itu, dan ada juga yang harus menenangkan penumpang yang panik karena hal itu.
Nah teknik CPR itu sendiri ga serta merta kami langsung menguasainya ya, tapi kami harus melalui proses belajar teori juga praktek. Dalam prakteknya, kami benar-benar diharuskan melakukan gerakan CPR itu dengan cara yang benar dan tepat yang didampingi langsung oleh dokter penerbangan.
Hm lalu, contoh keadaan darurat lainnya adalah semisal ada penumpang yang berpotensi mengganggu kenyamanan dan keamanan suatu penerbangan (hijacking). Kami harus tau langkah dan prosedur apa yang harus dilakukan.
Jadi, materi ini sebenarnya ada di chapter yang berbeda-beda. Namun, disaat kami sudah mulai menguasai dan memahami isi chapter di FAM, ternyata semua materi itu berkesinambungan dari satu chapter dengan chapter yang lain.
Selain yang sudah aku sebutkan diatas, pramugari juga harus mempelajari dan memahami apa itu dangerous goods, aviation security, jungle and sea survival, aircraft type rating, emergency equipment, CASR 121 (Civil Aviation Safety Regulation), dan masih banyak lagi.
Ternyata, ga mudah untuk menjadi seorang pramugari.
Belajarnya bener-bener menguras waktu, tenaga, dan pikiran.
Karena itu, beratku yang sebelumnya 51 kg, selama ground training turun menjadi 47-49 kg.
Setiap hari aku kerjanya belajar dan belajar, sampe-sampe nih saat ada Rey di Jakarta di bulan Agustus pun, aku tak sempat menemuinya. Btw, masih inget Rey kan ya?
😂😂😂
Diubah oleh aymawishy 23-03-2023 08:49
JabLai cOY dan 7 lainnya memberi reputasi
8
Kutip
Balas
Tutup