Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

dragonroarAvatar border
TS
dragonroar
Kisah Hidup Gubernur DKI Jakarta Tionghoa Pertama. Kariernya Hancur karena Dicap PKI!
Kisah Hidup Gubernur DKI Jakarta Etnis Tionghoa Pertama, Henk Ngantung. Kariernya Hancur karena Dicap PKI!

Minggu, 10/04/2022 11:11


Dicap sebagai PKI, begini kisah Gubernur DKI Jakarta etnis Tionghoa pertama Henk Ngantung yang menyedihkan!


Henk menjabat sebagai pemimpin ibu kota di tahun 60-an, ketika politik Indonesia belum stabil.


Menurut sejarah, ia merupakan gubernur DKI Jakarta pertama yang berasal dari etnis Tionghoa dan non-muslim.

Namun, ia memiliki masa jabatan yang cukup singkat, yakni hanya 12 bulan atau satu tahun saja.

Salah satu alasannya adalah karena ia dituduh sebagai antek Partai Komunis Indonesia (PKI).

Penasaran dengan kisah selengkapnya?

Yuk, simak perjalanan karier Henk Ngantung dalam artikel berikut ini.


Henk Ngantung pada Awalnya Merupakan Pelukis


Sumber: berdikarionline.com
Sebelum menjabat sebagai gubernur, Henk merupakan seorang pelukis ternama.


Ia kerap mendapat permintaan untuk mendesain monumen ibu kota dari Presiden Soekarno.

Beberapa monumen yang merupakan karyanya adalah Tugu Selamat Datang dan Monumen Pembebasan Irian Barat.

Menurut tirto.id, pria ini juga merupakan salah satu penggagas terbentuknya Gelanggang Seniman Merdeka di tahun 1946.

Melalui komunitas tersebut ia kerap menggelar pameran seni di Jakarta.

Kariernya di dunia politik bermula ketika Soekarno menunjuknya sebagai wakil gubernur DKI Jakarta di tahun 1960-1964.

Lalu, ia naik menggantikan posisi gubernur sebelumnya di bulan Agustus 1964.

Namun, pada Juli 1965, karier Henk Ngantung rusak akibat cap “pengikut PKI” yang ia dapatkan.


Kariernya Hancur karena Dituduh PKI

Sumber: wikimedia.org
Melansir dari kontan.co.id, mimpi buruk Henk bermula ketika posisi presiden beralih ke Soeharto.

Saat itu ia langsung menjadi sasaran dari rezim otoritarian Orde Baru.

Pria dengan nama lengkap Hendrik Joel Hermanus ini mendapat label sebagai pengikut PKI.

Tuduhan tersebut melekat begitu saja dan tidak bisa ia lepaskan.

Bahkan, Henk tidak pernah mendapat kesempatan sidang untuk membela diri.

Sontak saja karier politik Henk pun rusak dan ia dicopot dari jabatan sebagai gubernur DKI Jakarta.

Mirisnya, karena label “pengikut PKI” ini ia tidak mendapat uang pensiun dan harus mengalami kesulitan keuangan.

“Kami jual rumah itu karena tidak punya uang lagi. Kan sejak Pak Henk dicopot sebagai gubernur tahun 1965, Pak Henk tidak diberi pensiun,” jelas istri Henk, Hetty Evelyn Ngantung Mamesah, seperti dilansir dari kontan.co.id, Jumat (8/4/2022).

Dari hasil penjualan rumah, Henk dan keluarganya pindah ke rumah di pemukiman padat penduduk.

Tepatnya di pinggir Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur.

Lalu, di tahun 1980 pemerintah akhirnya memberi uang pensiun untuk Henk Ngantung.

Hanya saja jumlahnya tidak seberapa, hanya sekitar Rp850 ribu per bulan.

Itu dia kisah gubernur DKI Jakarta etnis Tionghoa pertama yang menyedihkan.

https://artikel.rumah123.com/kisah-h...cap-pki-131226
Diubah oleh dragonroar 10-04-2022 07:50
48y24rd
jiresh
yoseful
yoseful dan 37 lainnya memberi reputasi
34
9.7K
51
Thread Digembok
Tampilkan semua post
anggreiawan1989Avatar border
anggreiawan1989
#6
850 ribu tahun 1980 itu uang yang besar lho.. uang 5 perak masih berlaku bgt.. kok bisa2 nya bilang GK seberapa? Emang ukuran seberapa nya itu berapa?

Fyi, gw inget banget antara tahun 95-96, om2 dan Tante gw kerja jadi buruh pabrik, gajinya sekitar 80ribu/bln.. itu 15 tahun setelah tahun 80 dan itu pun masih 1/10 dari 850rb/bln

berarti logisnya tahun 80 jauh, gaji buruh jauh lebih kecil dr nominal itu.. jadi lucu aja kalau dibilang uang pensiun 850rb/bln kok gak seberapa emoticon-Hammer2
Diubah oleh anggreiawan1989 30-04-2022 12:21
mrfqvrgnsyh520
48y24rd
jiresh
jiresh dan 6 lainnya memberi reputasi
7
Tutup