- Beranda
- Komunitas
- Story
- Stories from the Heart
Ikatan Polar
TS
akmal162
Ikatan Polar
Anggap saja cerita fiksi, selamat menikmati.
Spoiler for PENTING!!! :
Spoiler for Prolog:
Prolog
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Udara malam ibu kota terasa panas malam ini. Ditemani kepulan asap rokok dan sebotol teh kemasan, aku menikmati angin sepoi-sepoi yang terasa hangat. Rutinitas sebelum tidur yang selalu kulakukan hampir setiap hari.
Aku sangat menikmatinya. Angin yang melewati wajahku seakan mengajak ku ke masa lalu. Menerbangkan hati dan fikiranku ke kota itu, kota yang penuh kenangan. Tempat mencari jati diri, dan tempat yang mengajarkanku apa itu cinta sejati.
Momen-momen bersamanya, baik saat suka maupun duka, mulai berputar lagi di kepalaku. Bagaikan alat pemutar DVD, memori otak ku seakan menayangkan kembali, kisah cinta dan momen-momen yang dulu pernah kami lalui bersama.
Yaa, aku masih cinta dia, masih merindukannya, dan mungkin akan terus seperti itu selamanya.
Kegiatan menghayalku terhenti ketika mendengar teriakan seorang wanita dari dalam rumah. Dia berjalan menghampiriku yang sedang berada di rooftop.
X: "Nathaaa..., udahan dulu rokokannya, tidur, udah malem, besok kamu kerja kan"
Aku: "iya-iya"
Aku pun melempar rokok ku yang sisa 1/4 batang ke bawah, tepatnya halaman belakang rumahku.
X: "ihhhh, nathaa, kebiasaan ah"
Aku: "hehehehe, iya, iya, maaf"
Aku terkekeh melihat wajahnya yang terlihat lucu jika sedang marah, mulut yang manyun kedepan dan kedua pipinya yang digembungkan. Aku menghampirinya, lalu kukecup dahinya.
X: "jangan cium-cium!!!!!, bau rokookk, sikat gigi sana"
Aku: "aduuhhh, mager ahh"
Aku mulai menggodanya agar dia tambah kesal.
X: "yaudah, gakada jatah buat kamu malam ini"
Aku pun terkesiap ketika dia mengatakan itu sambil menyilangkan tangan didadanya.
Aku: "hehehehehe, ampuuunnnn, iya, abis ini aku sikat gigi nih, tapi bentar ah, rebahan dulu"
X: "gak ada bentar-bentar!!!"
Aku: "iya-iya"
Akupun berjalan gontai kekamar mandi. Selain takut jika tidak mendapat jatah malam ini, aku juga takut melihat matanya yang melotot seperti ingin keluar, hehe.
Setelah selesai menggosok gigi aku hampiri dirinya yang sudah terlelap di kasur. Aku mulai mengecup hidung, kemudian menuju bibir, lalu menuju leher untuk memulai permainan malam ini.
X: "ihhhh, nathaa, geli ah"
Aku: "ayoo, aku udah sikat gigi nihh"
Setelah mengucapkan itu, tanpa peduli protesnya terhadap perbuatan ku, aku melanjutkan kecupan ku dilehernya.
X: " Ihhh nathaa.., jangann sekarang, aku lagi dapetttt"
Akupun langsung lemas mendengar perkataannya.
Aku: "curang nihhhh, tadi nyuruh aku sikat gigi katanya mau ngasih jatah malem ini"
X: "biarinnn, lagian kalo kamu gak sikat gigi bau rokok, aku gak suka, wleeeee"
Aku: "awas kaamu yaaa"
Karena gemas, ku peluk tubuhnya, lalu ku gelitiki perutnya, sebagai pembalasan karena sudah membuat ku kesal.
X: "ahahahahaha, geli nathaa.., ampuuunn"
Aku tak menghiraukan permohonannya, tetap kulanjutkan kegiatanku menggelitiki perutnya.
Beberapa saat kemudian....
Karena sudah lelah aku pun menghentikan kegiatan ku. Nafas kami terengah-engah dengan sisa-sisa tawa yang keluar dari mulut kami, akupun membaringkan tubuhku disampingnya, kepalaku menoleh kearahnya, kemudian mata kami saling bertatapan.
Aku: "besok abis aku pulang kantor temenin aku ya"
X: "kemana??"
Aku: "nengokin dia"
Ada jeda sebelum dia menjawab.
X: "boleh, jam 4 ya berarti"
Aku: "iya, kan aku pulang kantor biasanya jam segitu"
X: "okeee, sebelum jam 4 besok aku udah siap-siap"
Kami kembali terdiam, dia mengubah posisi tidurnya, sehingga kami saling berhadapan.
Dia menatap mataku dalam-dalam, lalu tersenyum dan tangannya mulai mengelus kepalaku, lalu berkata.
X: "Dia pasti udah bahagia kok, sekarang tugas aku disini buat bikin kamu bahagia juga, kamu jangan sedih terus ya, supaya dia seneng bisa liat kamu bahagia"
Senyumannya terlihat sangat tulus. Aku pun mencoba membalas senyumnya, meskipun terasa getir dihatiku.
Aku: "iyaa sayang, makasih ya"
Aku: "yaudah yuk tidur, udah jam 12 nih"
X: "yaudah kamu duluan merem"
Aku: "kamu duluan lah"
X: "ihhh, kok aku?"
Aku: "mau tidur aja ribet bangett"
X: "kamu yang mulai"
Aku: "hadehhh, salah melulu aku perasaan"
X: "emang"
Aku: "udah ah, ayo tidur, malah berantem"
X: "yaudah, merem"
Aku: "iyaaa, ciniii, peyuuukk"
X: "ciniii"
Hahaha, kebiasaan konyol selalu kami lakukan sebelum tidur. Setelah beberapa menit mulai terdengar suara dengkuran halus, menandakan dia sudah mulai tertidur. Memandang wajahnya yang sedang terlelap merupakan hobi lain yang ku lakukan sebelum tidur. Aku sangat bersyukur memilikinya dan menjadi pendamping hidupnya, gadis cantik dengan rambut pendek sebahu dan smiling eyes nya yang selalu menjadi favoritku.
Aku pun mengeratkan pelukanku, lalu mulai terlelap, menuju alam mimpi bersamanya.
Spoiler for Index:
Index:
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
1. Prolog
2. Part 1 (Tawaran Dari Pak Danar)
3. Part 2 (Yang Ditunggu-tunggu?? Akhirnya Datang)
4. Part 3 (Perkenalan)
5. Part 4 (Malu-malu)
6. Part 5 (kerlingan Matanya)
7. Part 6 (Bertemu Viny)
8. Part 7 (Macan Betina)
9. Part 8 (Dia Marah? 1)
10. Part 9 (Dia Marah? 2)
11. Part 10 (Malam Mingguan?)
12. Part 11 (Malam Minggu yang Sempurna)
13. Part 12 (Ada Yang Salah?)
14. Part 13 (Frustasi)
15. Part 14 (Dia Kembali?)
16. Part 15 (Definisi Cinta?)
17. Part 16 (Kunjungan Teman Lama)
18. Part 17 (Tangisan Beby)
19. Part 18 (Ternyata Rasanya Sesakit Ini)
20. Part 19 (Dukungan)
21. Part 20 (Saran)
22. Part 21 (Berburu Hadiah)
23. Part 22 (The Power Of Kepepet)
24. Part 23 (Tentang Sakti)
25. Part 24 (Pricetag)
26. Part 25 (Heavy Rotation)
27. Part 25 [Bonus] (Beby...You Should Paint My Love)
28. Part 26 (Bolu Buatan Beby)
29. Part 27 (Aku Kira Hubungan Kita Istimewa)
30. Part 28 (Curhat)
31. Part 29 (Maaf)
32. Part 30 (Diskusi Bersama Viny)
33. Part 31 (Janji)
34. Part 32 (Main di Kos)
35. Part 33 (Main Beneran!!!)
36. Part 34 (Terimakasih Setan!!!)
37. Part 35 (Terimakasih Setan!!! 2)
38. Part 36 (latihan presentasi)
39. Part 37 (Munafik?)
40. Part 38 (Penjelasan?)
41. Part 39 (Berfilosofi Ala Pak Edi)
42. Part 40 (Bidadari itu bernama...)
43. Part 41 (Tumpah)
44. Part 42 (Konser)
45. Part 43 (Ketahuan)
46. Part 44 (Kejedot)
47. Part 45 (Bertemu Shani, Tapi........)
48. Part 46 (Hujan panas)
49. Part 47 (Rasa Bersalah)
50. Part 48 (Tentang Viny)
51. Part 49 (Berulah Lagi)
52. Part 50 (Calon Mertua?)
53. Part 51 (Baru tau)
54. Part 52 (Ketakutan)
55. Part 53 (BINGO!)
56. Part 54 (Jam Tangan)
57. Part 55 (Jujur)
58. Part 56 (Ngetawain Tai)
59. Part 57 (Pencinta Kopi Abal-Abal!!!)
60. Part 58 (Bocah Labil?)
61. Part 59 (Cari Tau!!!)
62. Part 60 (Candu dan Yakin)
63. Part 61 (Kelainan)
64. Part 62 (Kelain Hati?)
65. Part 63 (Kunjungan Shani)
66. Part 64 (Shani)
67. Part 65 (Dia Mau Pulang?)
68. Part 66 (Cinta Tidak Pernah Salah?)
69. Part 67 (Menanti)
70. Part 68 (Warmness On The Soul)
71. Part 69 (Ditinggal Pulang?)
72. Part 70 (Pengakuan)
73. Part 71 (Bukit Bintang)
74. Part 72 (Daftar S2)
75. Part 73 (Foto KTP)
76. Part 74 (Penolakan)
77. Part 75 (Flashdisk)
78. Part 76 (Revisi Laporan)
79. Part 77 (kakak?)
80. Part 78 (Anak Kecil)
81. Part 79 (Just Let It Flow)
82. Part 80 (Saling Percaya?)
83. Part 81 (Love You)
84. Part 82 (Tunggu Aku)
85. Part 83 (VideoCall)
86. Part 84 (Masih Ragu?)
87. Part 85 (Curhatan Viny)
88. Part 86 (Pak Rio)
89. Part 87 (Godaan?)
90. Part 88 (Bertemu)
91. Part 89 (Saling Percaya!)
92. Part 90 (Calon Mertua? 2)
93. Part 91 (Acara Wisuda yang Berakhir Galau)
94. Part 92 (Dibujuk)
95. Part 93 (Diyakinkan)
96. Part 94 (Teringat Kembali)
97. Part 95 (Hambatan)
Diubah oleh akmal162 21-07-2020 21:29
kkaze22 dan 70 lainnya memberi reputasi
67
32.6K
Kutip
452
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Tampilkan semua post
TS
akmal162
#129
Spoiler for Part 45:
Part 45
"Nat, malem ini kosong nggak"
"Kalo iya bisa temenin aku nggak malem ini?"
Aku dibuat bingung oleh pesan yang baru saja masuk kehandphoneku siang ini.
Shani mengajakku untuk menemaninya ke suatu tempat nanti malam, tapi....... kemaren aku sudah berjanji kepada beby untuk menonton film di bioskop malam ini.
Huuhh.....
padahal pada saat aku menawarkannya untuk nonton bioskop sebagai tanda permintaan maafku kepadanya beberapa hari yang lalu, dia menolaknya mentah-mentah.
Tapi 2 hari kemudian dia malah merengek kepadaku untuk menemaninya menonton film harry potter terbaru yang baru saja tayang di bioskop.
Awalnya aku sempat menolak karena aku tidak terlalu suka jika harus menonton film di bioskop, apalagi harus menonton film yang beby pilih.
Dan....... jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat keberatan jika harus menolak tawaran dari shani.
Tapi bagaimanapun janji harus ditepati, jadi aku memilih menolak ajakan shani untuk menemaninya malam ini.
"Maaf shan, aku udah ada janji sama temen nanti malem"
Akupun membalas pesan shani untuk menolak ajakannya.
"Yaah, yaudah deh nat"
"Tapi kalo besok lusa bisa?"
Yeessss....
Untung saja shani menawarkan hari lain kepadaku untuk menemaninya jalan, jadi aku bisa tetap jalan berdua dengan shani.
Tanpa pikir panjang aku langsung membalas pesan dari shani untuk meng iya kan ajakannya.
Aku: "kalo lusa bisa shan"
Shani: "serius?"
Aku: "serius shan, mau kemana emang?"
Shani: "nonton nat"
Aku: "nonton apa?"
Shani: "itu nat, Harry Potter and the Deathly Hallows, film yang baru keluar itu loh"
Hadeeehhhh.......
Aku langsung menepok jidatku kuat-kuat setelah membaca pesan balasan dari shani.
Masa aku harus nonton film yang sama dua hari berturut-turut.
Nanti malam aku akan menonton film itu dengan beby, besoknya aku akan menonton film yang sama dengan shani.
Tapiiii...... masa aku harus menolak permintaan shani dan menawarkan opsi film lain untuk ditonton.
Aku tidak punya cukup nyali untuk melakukannya.
Huuuhhhh......
Yasudahlah, mau bagaimana lagi, tidak mungkin juga aku menawarkan opsi film lain kepada beby untuk kami tonton malam ini, mengingat film ini yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh beby.
.
.
.
Aku dan beby baru saja keluar dari antrian setelah hampir 15 menit mengantri untuk membeli tiket film yang akan kami tonton malam ini.
Beby: "nat, aku beli popcorn dulu ya, kamu mau nggak?"
Aku: "enggak deh, mbak aja"
Beby: "serius?"
Aku: "iya mbak, kan mbak tau sih, aku gak suka popcorn"
Beby: "yaudah, kamu tunggu sini ya"
Bebypun berlalu dari hadapanku untuk membeli popcorn yang nanti akan menjadi cemilan beby saat kami menyaksikan film didalam bioskop.
Aku: "lah, kok mbak beli 2 sih, kan aku enggak"
Beby: "yeee, GR banget kamu nat, ini buat nyogok si viny supaya dia gak ngambek kita tinggalin"
Aku: "oooohh, dikirain"
Beby: "udah nat, yuk, kita nunggu sambil duduk di depan studio aja"
Sekarang beby sudah kembali setelah sebelumnya dia sempat pergi untuk membeli popcorn.
Beby langsung menarik tanganku untuk mengikitunya berjalan menuju studio yang nanti akan memutar film yang akan kami tonton.
Setelah sampai di depan studio yang nanti akan kami masuki, aku dan beby memilih untuk menunggu sambil duduk lesehan di lantai bioskop karena kursi yang tersedia sudah terisi penuh dengan orang-orang yang sedang menunggu untuk memasuki studio.
Aku: "mbak, kenapa sih suka harry potter, mulai buku, film, apa asyiknya nonton cerita fiksi kayak gitu"
Beby: "yaaa... susah jelasinnya nat, pokoknya coba nonton aja dulu, pasti kamu suka"
Aku: "eh, berapa menit lagi mbak?"
Beby mengalihkan pandangannya kearah tiket yang sedang ada ditangannya, lalu iya mengarahkan pandangannya kearah jam tangan yang melingkar di tangan kanannya.
"Bentar lagi mah ini nat, paling bentar lagi udah disuruh masuk kok"
Tidak lama setelah beby menjawab pertanyaanku, tiba-tiba terdengar pemberitahuan yang menginstruksikan para penonton untuk segera masuk kedalam studio.
"Nah, udah tuh nat, ayo masuk"
Beby langsung beranjak dari duduknya dan langsung menarik tanganku untuk mengikutinya masuk kedalam studuo.
.
.
.
"Gimana nat tadi?, seru kan?"
Sekarang aku dan beby sedang duduk sdengan posisi saling bersampingan di salah satu restoran cepat saji yang berlogo wajah seorang kakek-kakek.
Aku: "seru apanya mbak, aku gakpaham apa-apa, mana kayaknya ceritanya nyambung lagi sama film-film sebelumnya, aku kan gak pernah nonton"
Beby: "hehe, iya sih"
Aku: "hihi, iyi sih"
Beby: "sorry deh, tapi makasih ya nat, udah mau nemenin aku, padahal aku ngajak kami nonton film yang kamu gak suka, yaaa... meskipun harus maksa dikit sih"
Aku: "iya mbak, apasih yang enggak buat mbak"
Beby: "halah, gombalan klasik, yaudah yuk, makan aja"
Saat aku mulai membuka nasiku yang masih terbungkus kertas, tiba-tiba.......
"Natha"
Aku dan beby menoleh ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namaku.
Degggg......
Orang itu menghampiri aku dan beby sambil membawa nampan yang berisi makanan pesanannya dan juga kantong belanja kecil yang dia gantungkan di bahu kanannya.
Semakin orang itu mendekat kearahku, detak jantungku semakin tidak karuan.
"Kamu ngapain disini nat?"
Aduuhhhh...... matilah aku habis ini.
Ketika orang itu sudah berada dihadapanku dan beby, dia meletakkan nampannya diatas meja yang sedang aku tempati bersama beby saat ini.
"E e e ehh, shaaan, engggg, ini, nemenin temen aku"
Pandangan shani langsung mengarah kepada beby setelah mendengar jawabanku.
"Ooohhh, ehhh, shani"
Shani menjulurkan tangannya kearah beby untuk berjabat tangan sambil memperkenalkan namanya.
"Beby"
Sedangkan beby hanya menatap shani dengan tatapannya yang datar, tapi dia tetap menyambut tangan shani yang terulur kearahnya, tidak lupa beby juga memperkenalkan namanya kepada shani.
"Ehh, maaf, aku boleh duduk sini gak?"
Aduh shan shan..... gak ngerti situasi banget sihhh!!!!, gue tau kok disini emang masih ada 2 kursi kosong lagi, tapiiiiii kenapa gak nyari meja lain sih.
Sial banget dah gue, kemaren kepergok ama viny waktu nonton konser bareng shani, sekarang malah ketemu shani waktu lagi jalan sama beby, hadeeehh.
Masalah pertama saja belum selesai, viny masih tidak mau berbicara sama sekali kepadaku, dia bersikap baik di depanku hanya pada saat ada beby di antara kami agar beby tidak curiga.
Dan sekarangg......... Arrrggggghhhhhh....... Tai lah........
Aku melirik sebentar kearah beby sebelum menjawab pertanyaan shani.
Mungkin jika shani melihat ekspresi wajah beby, dia pasti mengira bahwa beby sama sekali tidak keberatan jika dia bergabung untuk makan bersama kami.
Tapi aku sudah hapal sekali dengan ekspresi wajah beby, dari ekspresi wajahnya sekarang, beby sangat tidak suka dengan kehadiran shani di tengah-tengah acara kami malam ini.
Dan anehnya dia cuma diam, kalau tidak suka kenapa tidak dia saja yang melarang shani untuk duduk disini.
Yaaaa..... sebenarnya gak aneh sih, namanya juga cewek.
Huuuhhh......
Keadaan ini sungguh membuatku menjadi sangat bingung sekarang, jika aku mengizinkan shani duduk bersama kami, pasti beby akan ngambek dan mendiamkanku lagi setelah ini.
Tapi........ aku tidak cukup tega untuk mengusir shani dan membiarkannya mencari meja lain untuk makan.
"E e engg, boleh kok shan, duduk aja"
Akhirnya aku memutuskan untuk mempersilahkan shani duduk di kursi kosong yang berada di seberangku dan beby.
Shanipun langsung mengambil tempat untuk duduk tepat dihadapanku setelah aku menjawab pertanyaannya.
"Kalian habis dari mana?"
Beby yang sedari tadi sudah memulai makan malamnya tidak merespon pertanyaan shani sama sekali.
Aku: "Mmmmm, abis nonton shan?"
Shani: "nonton apa?"
Beby masih saja diam sambil menikmati makanan yang ada di hadapannya.
Aku: "i i itu shan, harry potter"
Shannnn, pleaseee, jangan bilang kalo besok kita mau nonton film itu juga yaaaa, bisa mati aku shannn.....
Shani merespon jawabanku dengan tatapan yang agak sedikit aneh sambil mengulum senyumnya, seperti seseorang yang sedang menahan tawanya.
"Waaahhh, aku besok juga mau nonton film itu lo, seru gak filmnya"
Shaaaannnn, pleaseeee.........
Aku: "e e ee, yaaa, seru-seru aja sih shan"
Shani: "waahh, jadi gak sabar deh buat besok"
Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mengalihkan pembicaraan.
Aku: "kalo kamu dari mana shan?"
Shani: "ooohh, abis belanja di hypermart bentar tadi"
Aku: "ooooohh"
Kali ini shani mengalihkan pandangannya kearah beby.
"Oh iya, sampai lupa, mbak temennya natha ya"
Akhirnya beby menolehkan kepalanya kearah shani setelah sedari tadi hanya diam dan asyik sendiri dengan makanannya.
Beby: "ooohhh, iya"
Shani: "temen kuliah ya?"
Beby: "mmm, sebenarnya 1 kampus sih, tapi beda jurusan, dulu ketemu sama natha waktu aku penelitian di lab dia buat skripsi aku"
Shani: "oooh, berarti semester 8 ya, maaf ya, harusnya aku manggilnya mbak"
Beby: "santai aja shan, ohhh iya, kalo kamu kenal sama natha dimana?"
Shani: "aku sama natha baru kenal 1 minggu kok, waktu itu aku dikenalin sama temennya natha"
Beby: "oooohhh, baru ketemu sekali berarti ya? "
Hadeeehhh..... pelasee shan, jangan cerita kalo kita kemaren sempet nonton konser barenggg.......
Pandangan kami sempat bertemu sebelum shani menjawab pertanyaan beby.
Aku mencoba memberikan kode kepada shani dengan menatap matanya dengan raut wajah memelas.
Entahlah, shani paham atau tidak dengan maksudku, tapi yang jelas, kalau sampai shani bercerita tentang konser kemaren...... aku yakin pasti beby akan sangat kecewa denganku.
"Iya, kita baru ketemu sekali, waktu temennya natha ngenalin dia ke aku"
Aku bernafas lega setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut shani.
"Ooooooohhh"
Beby hanya ber oh ria setelah mendengar jawaban dari shani, lalu dia meremas kertas nasi yang ada didepannya.
"Ehhh, sampe lupa, ayo makan nat"
Setelah kalimat terakhir keluar dari mulutnya, shani langsung mengambil nasi yang ada dihadapannya, lalu mulai membuka bungkusnya.
Melihat shani yang sudah akan menyantap makanannya, akupun memutuskan untuk memulai makan malamku yang sempat tertunda akibat kedatangan shani malam ini.
Tapi.... aku dibuat menjadi agak sedikit terkejut saat aku menengok kearah makananku yang sebelumnya berada tepat dihadapanku.
Bagaimana tidak terkejut, ternyata saat ini makananku sudah tidak ada dihadapanku, tapi tiba-tiba.......
"Nat"
Aku menoleh kearah beby yang baru saja memanggil namaku.
Ternyata beby menyodorkan nasi dan potekan ayam yang ada di tangannya kearahku.
"Aaaaa..... ayo nat, makan"
Sebelum menyantap makanan yang disodorkan oleh beby, aku sempat melirik sebentar kearah shani.
Shani sekarang sedang tersenyum sambil berusaha keras menahan tawa yang akan keluar dari mulutnya karena melihat perilaku beby kepadaku.
"Naaat...."
Akupun memakan nasi dan potekan ayam yang disodorkan beby kearahku.
"Mbaak, aku makan sendiri aja"
Tanpa mempedulikan ucapanku, beby kembali mengambil nasi, dan memotek daging ayam yang ada di hadapannya, lalu dia kembali menyodorkannya kearahku.
Aku: "mbaak......"
Beby: "ayo, aaaaaa, buka lagi mulutnya"
Aku: "mbak...."
Beby: "naaatt....."
Aku bergidik ngeri setelah melihat tatapan mata beby ketika aku menolak makanan yang sedang disodorkannya.
"I i iyaa mbak"
Aku kembali memakan nasi dan potekan ayam dari tangan beby.
Dan kejadian itu terus terulang sampai makananku benar-benar habis tak tersisa.
"Bentar ya mbak, nat, aku cuci tangan dulu"
Setelah berkata seperti itu shani langsung bernajak dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri wastafel untuk mencuci tangannya.
Setelah shani pergi, aku melirik kearah beby dengan sedikit perasaan takut.
Tiba-tiba beby beranjak dari tempat duduknya tanpa mengucapkan sepatah katapun kepadaku, sepertinya dia mau menyusul shani ke wastafel untuk mencuci tangan.
Sekarang beby dan shani sudah sama-sama kembali duduk di kursi mereka masing-masing setelah mencuci tangan mereka.
Aku dan shani sempat berbincang-bincang tentang beberapa hal kecil setelah acara makan malam kami selesai, sedangkan beby hanya diam dan sibuk dengan handphone yang ada di tangannya.
Tiba-tiba beby beranjak dari tempat duduknya.
Beby: "pulang yuk nat, udah jam 9 nih"
Aku: "i i iya mbak, ayo"
Akupun langsung berdiri sembari meng iya kan ajakan beby untuk pulang.
Sebelum benar-benar pulang, aku menoleh kearah shani yang baru saja akan beranjak dari tempat duduknya juga untuk berpamitan.
Aku: "shan, aku duluan ya"
Shani: "iya nat, hati-hati ya nat, mbak, makasih ya udah diizinin makan bareng"
Aku: "iya shan, sama-sama, daahh"
Shani: "daaahh"
tiba-tiba beby memeluk lenganku, lalu menarikku berjalan mengikutinya untuk menjauhi shani yang masih berdiri di dekat meja yang tadi kami tempati.
"Nat, malem ini kosong nggak"
"Kalo iya bisa temenin aku nggak malem ini?"
Aku dibuat bingung oleh pesan yang baru saja masuk kehandphoneku siang ini.
Shani mengajakku untuk menemaninya ke suatu tempat nanti malam, tapi....... kemaren aku sudah berjanji kepada beby untuk menonton film di bioskop malam ini.
Huuhh.....
padahal pada saat aku menawarkannya untuk nonton bioskop sebagai tanda permintaan maafku kepadanya beberapa hari yang lalu, dia menolaknya mentah-mentah.
Tapi 2 hari kemudian dia malah merengek kepadaku untuk menemaninya menonton film harry potter terbaru yang baru saja tayang di bioskop.
Awalnya aku sempat menolak karena aku tidak terlalu suka jika harus menonton film di bioskop, apalagi harus menonton film yang beby pilih.
Dan....... jujur dari lubuk hatiku yang paling dalam, aku sangat keberatan jika harus menolak tawaran dari shani.
Tapi bagaimanapun janji harus ditepati, jadi aku memilih menolak ajakan shani untuk menemaninya malam ini.
"Maaf shan, aku udah ada janji sama temen nanti malem"
Akupun membalas pesan shani untuk menolak ajakannya.
"Yaah, yaudah deh nat"
"Tapi kalo besok lusa bisa?"
Yeessss....
Untung saja shani menawarkan hari lain kepadaku untuk menemaninya jalan, jadi aku bisa tetap jalan berdua dengan shani.
Tanpa pikir panjang aku langsung membalas pesan dari shani untuk meng iya kan ajakannya.
Aku: "kalo lusa bisa shan"
Shani: "serius?"
Aku: "serius shan, mau kemana emang?"
Shani: "nonton nat"
Aku: "nonton apa?"
Shani: "itu nat, Harry Potter and the Deathly Hallows, film yang baru keluar itu loh"
Hadeeehhhh.......
Aku langsung menepok jidatku kuat-kuat setelah membaca pesan balasan dari shani.
Masa aku harus nonton film yang sama dua hari berturut-turut.
Nanti malam aku akan menonton film itu dengan beby, besoknya aku akan menonton film yang sama dengan shani.
Tapiiii...... masa aku harus menolak permintaan shani dan menawarkan opsi film lain untuk ditonton.
Aku tidak punya cukup nyali untuk melakukannya.
Huuuhhhh......
Yasudahlah, mau bagaimana lagi, tidak mungkin juga aku menawarkan opsi film lain kepada beby untuk kami tonton malam ini, mengingat film ini yang sudah lama ditunggu-tunggu oleh beby.
.
.
.
Aku dan beby baru saja keluar dari antrian setelah hampir 15 menit mengantri untuk membeli tiket film yang akan kami tonton malam ini.
Beby: "nat, aku beli popcorn dulu ya, kamu mau nggak?"
Aku: "enggak deh, mbak aja"
Beby: "serius?"
Aku: "iya mbak, kan mbak tau sih, aku gak suka popcorn"
Beby: "yaudah, kamu tunggu sini ya"
Bebypun berlalu dari hadapanku untuk membeli popcorn yang nanti akan menjadi cemilan beby saat kami menyaksikan film didalam bioskop.
Aku: "lah, kok mbak beli 2 sih, kan aku enggak"
Beby: "yeee, GR banget kamu nat, ini buat nyogok si viny supaya dia gak ngambek kita tinggalin"
Aku: "oooohh, dikirain"
Beby: "udah nat, yuk, kita nunggu sambil duduk di depan studio aja"
Sekarang beby sudah kembali setelah sebelumnya dia sempat pergi untuk membeli popcorn.
Beby langsung menarik tanganku untuk mengikitunya berjalan menuju studio yang nanti akan memutar film yang akan kami tonton.
Setelah sampai di depan studio yang nanti akan kami masuki, aku dan beby memilih untuk menunggu sambil duduk lesehan di lantai bioskop karena kursi yang tersedia sudah terisi penuh dengan orang-orang yang sedang menunggu untuk memasuki studio.
Aku: "mbak, kenapa sih suka harry potter, mulai buku, film, apa asyiknya nonton cerita fiksi kayak gitu"
Beby: "yaaa... susah jelasinnya nat, pokoknya coba nonton aja dulu, pasti kamu suka"
Aku: "eh, berapa menit lagi mbak?"
Beby mengalihkan pandangannya kearah tiket yang sedang ada ditangannya, lalu iya mengarahkan pandangannya kearah jam tangan yang melingkar di tangan kanannya.
"Bentar lagi mah ini nat, paling bentar lagi udah disuruh masuk kok"
Tidak lama setelah beby menjawab pertanyaanku, tiba-tiba terdengar pemberitahuan yang menginstruksikan para penonton untuk segera masuk kedalam studio.
"Nah, udah tuh nat, ayo masuk"
Beby langsung beranjak dari duduknya dan langsung menarik tanganku untuk mengikutinya masuk kedalam studuo.
.
.
.
"Gimana nat tadi?, seru kan?"
Sekarang aku dan beby sedang duduk sdengan posisi saling bersampingan di salah satu restoran cepat saji yang berlogo wajah seorang kakek-kakek.
Aku: "seru apanya mbak, aku gakpaham apa-apa, mana kayaknya ceritanya nyambung lagi sama film-film sebelumnya, aku kan gak pernah nonton"
Beby: "hehe, iya sih"
Aku: "hihi, iyi sih"
Beby: "sorry deh, tapi makasih ya nat, udah mau nemenin aku, padahal aku ngajak kami nonton film yang kamu gak suka, yaaa... meskipun harus maksa dikit sih"
Aku: "iya mbak, apasih yang enggak buat mbak"
Beby: "halah, gombalan klasik, yaudah yuk, makan aja"
Saat aku mulai membuka nasiku yang masih terbungkus kertas, tiba-tiba.......
"Natha"
Aku dan beby menoleh ketika mendengar ada seseorang yang memanggil namaku.
Degggg......
Orang itu menghampiri aku dan beby sambil membawa nampan yang berisi makanan pesanannya dan juga kantong belanja kecil yang dia gantungkan di bahu kanannya.
Semakin orang itu mendekat kearahku, detak jantungku semakin tidak karuan.
"Kamu ngapain disini nat?"
Aduuhhhh...... matilah aku habis ini.
Ketika orang itu sudah berada dihadapanku dan beby, dia meletakkan nampannya diatas meja yang sedang aku tempati bersama beby saat ini.
"E e e ehh, shaaan, engggg, ini, nemenin temen aku"
Pandangan shani langsung mengarah kepada beby setelah mendengar jawabanku.
"Ooohhh, ehhh, shani"
Shani menjulurkan tangannya kearah beby untuk berjabat tangan sambil memperkenalkan namanya.
"Beby"
Sedangkan beby hanya menatap shani dengan tatapannya yang datar, tapi dia tetap menyambut tangan shani yang terulur kearahnya, tidak lupa beby juga memperkenalkan namanya kepada shani.
"Ehh, maaf, aku boleh duduk sini gak?"
Aduh shan shan..... gak ngerti situasi banget sihhh!!!!, gue tau kok disini emang masih ada 2 kursi kosong lagi, tapiiiiii kenapa gak nyari meja lain sih.
Sial banget dah gue, kemaren kepergok ama viny waktu nonton konser bareng shani, sekarang malah ketemu shani waktu lagi jalan sama beby, hadeeehh.
Masalah pertama saja belum selesai, viny masih tidak mau berbicara sama sekali kepadaku, dia bersikap baik di depanku hanya pada saat ada beby di antara kami agar beby tidak curiga.
Dan sekarangg......... Arrrggggghhhhhh....... Tai lah........
Aku melirik sebentar kearah beby sebelum menjawab pertanyaan shani.
Mungkin jika shani melihat ekspresi wajah beby, dia pasti mengira bahwa beby sama sekali tidak keberatan jika dia bergabung untuk makan bersama kami.
Tapi aku sudah hapal sekali dengan ekspresi wajah beby, dari ekspresi wajahnya sekarang, beby sangat tidak suka dengan kehadiran shani di tengah-tengah acara kami malam ini.
Dan anehnya dia cuma diam, kalau tidak suka kenapa tidak dia saja yang melarang shani untuk duduk disini.
Yaaaa..... sebenarnya gak aneh sih, namanya juga cewek.
Huuuhhh......
Keadaan ini sungguh membuatku menjadi sangat bingung sekarang, jika aku mengizinkan shani duduk bersama kami, pasti beby akan ngambek dan mendiamkanku lagi setelah ini.
Tapi........ aku tidak cukup tega untuk mengusir shani dan membiarkannya mencari meja lain untuk makan.
"E e engg, boleh kok shan, duduk aja"
Akhirnya aku memutuskan untuk mempersilahkan shani duduk di kursi kosong yang berada di seberangku dan beby.
Shanipun langsung mengambil tempat untuk duduk tepat dihadapanku setelah aku menjawab pertanyaannya.
"Kalian habis dari mana?"
Beby yang sedari tadi sudah memulai makan malamnya tidak merespon pertanyaan shani sama sekali.
Aku: "Mmmmm, abis nonton shan?"
Shani: "nonton apa?"
Beby masih saja diam sambil menikmati makanan yang ada di hadapannya.
Aku: "i i itu shan, harry potter"
Shannnn, pleaseee, jangan bilang kalo besok kita mau nonton film itu juga yaaaa, bisa mati aku shannn.....
Shani merespon jawabanku dengan tatapan yang agak sedikit aneh sambil mengulum senyumnya, seperti seseorang yang sedang menahan tawanya.
"Waaahhh, aku besok juga mau nonton film itu lo, seru gak filmnya"
Shaaaannnn, pleaseeee.........
Aku: "e e ee, yaaa, seru-seru aja sih shan"
Shani: "waahh, jadi gak sabar deh buat besok"
Ini tidak bisa dibiarkan, aku harus mengalihkan pembicaraan.
Aku: "kalo kamu dari mana shan?"
Shani: "ooohh, abis belanja di hypermart bentar tadi"
Aku: "ooooohh"
Kali ini shani mengalihkan pandangannya kearah beby.
"Oh iya, sampai lupa, mbak temennya natha ya"
Akhirnya beby menolehkan kepalanya kearah shani setelah sedari tadi hanya diam dan asyik sendiri dengan makanannya.
Beby: "ooohhh, iya"
Shani: "temen kuliah ya?"
Beby: "mmm, sebenarnya 1 kampus sih, tapi beda jurusan, dulu ketemu sama natha waktu aku penelitian di lab dia buat skripsi aku"
Shani: "oooh, berarti semester 8 ya, maaf ya, harusnya aku manggilnya mbak"
Beby: "santai aja shan, ohhh iya, kalo kamu kenal sama natha dimana?"
Shani: "aku sama natha baru kenal 1 minggu kok, waktu itu aku dikenalin sama temennya natha"
Beby: "oooohhh, baru ketemu sekali berarti ya? "
Hadeeehhh..... pelasee shan, jangan cerita kalo kita kemaren sempet nonton konser barenggg.......
Pandangan kami sempat bertemu sebelum shani menjawab pertanyaan beby.
Aku mencoba memberikan kode kepada shani dengan menatap matanya dengan raut wajah memelas.
Entahlah, shani paham atau tidak dengan maksudku, tapi yang jelas, kalau sampai shani bercerita tentang konser kemaren...... aku yakin pasti beby akan sangat kecewa denganku.
"Iya, kita baru ketemu sekali, waktu temennya natha ngenalin dia ke aku"
Aku bernafas lega setelah mendengar jawaban yang keluar dari mulut shani.
"Ooooooohhh"
Beby hanya ber oh ria setelah mendengar jawaban dari shani, lalu dia meremas kertas nasi yang ada didepannya.
"Ehhh, sampe lupa, ayo makan nat"
Setelah kalimat terakhir keluar dari mulutnya, shani langsung mengambil nasi yang ada dihadapannya, lalu mulai membuka bungkusnya.
Melihat shani yang sudah akan menyantap makanannya, akupun memutuskan untuk memulai makan malamku yang sempat tertunda akibat kedatangan shani malam ini.
Tapi.... aku dibuat menjadi agak sedikit terkejut saat aku menengok kearah makananku yang sebelumnya berada tepat dihadapanku.
Bagaimana tidak terkejut, ternyata saat ini makananku sudah tidak ada dihadapanku, tapi tiba-tiba.......
"Nat"
Aku menoleh kearah beby yang baru saja memanggil namaku.
Ternyata beby menyodorkan nasi dan potekan ayam yang ada di tangannya kearahku.
"Aaaaa..... ayo nat, makan"
Sebelum menyantap makanan yang disodorkan oleh beby, aku sempat melirik sebentar kearah shani.
Shani sekarang sedang tersenyum sambil berusaha keras menahan tawa yang akan keluar dari mulutnya karena melihat perilaku beby kepadaku.
"Naaat...."
Akupun memakan nasi dan potekan ayam yang disodorkan beby kearahku.
"Mbaak, aku makan sendiri aja"
Tanpa mempedulikan ucapanku, beby kembali mengambil nasi, dan memotek daging ayam yang ada di hadapannya, lalu dia kembali menyodorkannya kearahku.
Aku: "mbaak......"
Beby: "ayo, aaaaaa, buka lagi mulutnya"
Aku: "mbak...."
Beby: "naaatt....."
Aku bergidik ngeri setelah melihat tatapan mata beby ketika aku menolak makanan yang sedang disodorkannya.
"I i iyaa mbak"
Aku kembali memakan nasi dan potekan ayam dari tangan beby.
Dan kejadian itu terus terulang sampai makananku benar-benar habis tak tersisa.
"Bentar ya mbak, nat, aku cuci tangan dulu"
Setelah berkata seperti itu shani langsung bernajak dari tempat duduknya, lalu berjalan menghampiri wastafel untuk mencuci tangannya.
Setelah shani pergi, aku melirik kearah beby dengan sedikit perasaan takut.
Tiba-tiba beby beranjak dari tempat duduknya tanpa mengucapkan sepatah katapun kepadaku, sepertinya dia mau menyusul shani ke wastafel untuk mencuci tangan.
Sekarang beby dan shani sudah sama-sama kembali duduk di kursi mereka masing-masing setelah mencuci tangan mereka.
Aku dan shani sempat berbincang-bincang tentang beberapa hal kecil setelah acara makan malam kami selesai, sedangkan beby hanya diam dan sibuk dengan handphone yang ada di tangannya.
Tiba-tiba beby beranjak dari tempat duduknya.
Beby: "pulang yuk nat, udah jam 9 nih"
Aku: "i i iya mbak, ayo"
Akupun langsung berdiri sembari meng iya kan ajakan beby untuk pulang.
Sebelum benar-benar pulang, aku menoleh kearah shani yang baru saja akan beranjak dari tempat duduknya juga untuk berpamitan.
Aku: "shan, aku duluan ya"
Shani: "iya nat, hati-hati ya nat, mbak, makasih ya udah diizinin makan bareng"
Aku: "iya shan, sama-sama, daahh"
Shani: "daaahh"
tiba-tiba beby memeluk lenganku, lalu menarikku berjalan mengikutinya untuk menjauhi shani yang masih berdiri di dekat meja yang tadi kami tempati.
Diubah oleh akmal162 25-04-2020 22:22
genji32 dan 8 lainnya memberi reputasi
9
Kutip
Balas
Tutup