Jam dua malam itu, Dewi tengah duduk sembari membaca buku di ruang praktiknya saat seorang perawat tergesa-gesa masuk ke ruangannya. Dewi tahu pasti ada pasien darurat. Ia sudah bersiap berdiri dan meraih stetoskop di atas mejanya. “Dok, pasiennya Dokter Sumitro minta pulang paksa.” Ujar suster
#15.a Darma tengah memandangi dirinya sendiri di depan cermin saat Dewi masuk ke kamar mereka. Dewi tersenyum geli melihat tingkah suaminya. “Mas ngapain sih ngaca begitu? Mau ikut kompetisi cowok-cowok berotot kayak di tivi?” Darma mengalihkan sejenak pandangannya dari cermin dan menatap i
Manado hanya kota kecil, walaupun statusnya ibu kota Sulawesi Utara. Suasana-nya tidak sesibuk suasana di Jakarta, yang banyak digandrungi para gila kerja. Tidak pernah tidak macet karena semua orang berlomba mencapai tempat tujuan dengan waktu sesingkat-singkatnya dengan kendaraan pribadi. Tidak...
Dewi terjaga saat dirasanya suaminya tengah mencumbu bahunya dengan mesra. Ia mengerjap-ngerjapkan matanya sembari beringsut menegakkan posisi tidurnya. “Mas..” ujarnya sembari membelai kepala suaminya yang sudah rebahan di atas pangkuannya. Darma meraih tangan istrinya menggenggamnya erat lal
Malamnya mereka memutukan untuk berjalan-jalan di sekitar hotel sembari mencari rumah makan. Dewi ingin sekali mencoba makanan laut dengan dabu-dabu iris yang terkenal di Manado tentu saja dengan sayur pakis atau sayur kangkung yang dicampur bunga pepaya. Mereka memilih sebuah rumah makan di daera
#14.a Darma langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur di hotel tempat mereka menginap begitu masuk kamar. Lelah rasanya menempuh perjalanan tiga jam lewat udara. Padahal sebenarnya di pesawat tidak melakukan sesuatu yang melelahkan, tapi tubuhnya terasa lelah sekali. Dewi menghampirinya
hahahha sumpah lucu banget.. masa iyah 1 minggu langsung brojol hahaha :ngakak ayo update lg gan hari ini ;) Darma memang ada-ada saja. Masak istri disamain tikus :nohope
Rumah kecil di pinggiran Jakarta itu dibeli dengan uang tabungan mereka berdua, tapi dibeli atas nama Dewi, “Supaya, kalau aku mau kimpoi lagi, kamu bisa mengingatkan kalau rumah ini milikmu.” Begitu canda Darma saat Dewi menanyakan kenapa bukan atas nama Darma saja surat-surat rumah itu. Rumah
Dewi menyendokkan nasi ke piring suaminya dan mengambilkan lauk untuknya. Hampir setiap malam Dewi memang selalu menyempatkan diri makan malam bersama suaminya, kecuali kalau memang Dewi kebagian tugas untuk jaga malam di rumah sakit, terpaksa tidak bisa menemani Darma makan. Makanan yang terhidan
#13.a Setelah Dewi akhirnya menyelesaikan sekolahnya dan meraih gelar dokter, ia dan Darma langsung merencanakan pernikahan mereka. Darma sudah berjanji padanya sejak awal, akan ditunggunya dulu hingga Dewi menyelesaikan sekolahnya baru akan memikirkan mengenai pernikahan mereka. Pernikahan mere
maaf ya, agan-agan yang sudah menunggu update. Sibuk saya dikantor. Dan sebagai permohonan maaf, saya update chapter 13. :malu ohya, agan sadya. Jangan bahas soal itu dong! :malu
“Mudah-mudahan cuma satu kali ini kamu di Sukabumi, Wi.” harap Darma sungguh-sungguh sepulangnya dari acara perpisahan Dewi. Dewi mengerutkan keningnya, “Memangnya kenapa?” “Makan hati kelamaan saingan dengan doktermu.” Dewi tersenyum kecil, “Aku senang Mas datang.” Kali ini Dar
#12.a Dokter Pram tersenyum getir saat dilihatnya Dewi datang ke acara perpisahan itu dengan menggandeng laki-laki yang pernah dilihatnya datang ke kost Dewi tempo hari lalu. Dewi sudah mementukan pilihannya, dan sesuai janjinya, ia akan mundur. Pelan-pelan akan menghapus kenangannya bersama Dew
Yang penting kan banyak yang baca :) Update cuman 1 chap nih? Lagi dong :D Entah kenapa dari awal gw ga seneng banget sama si Pram itu, ngerusak hubungan orang aja :marah Ayo Darma! Go go! :army kalau 2 chapter nanti bingung update indexnya gan. Ini saja masih belum saya index :ngakak
ya udah gan aq ikutin keputusan agan. aq nungguin disini gan walaupun agak kecewa sih gan tp gpp. hargai usaha TS :ngakaks ane pantengin terus belom ada update ya gan update dong cek kolor deh biar semangat updatenya Semangat terus lah TS, trit lo tuh bagus karena unik -pake sudut pandang 3- :D
“Datanglah kemari Sabtu ini, Mas.” Pinta Dewi saat malam itu menelepon kekasihnya. “Buat apa?” “Aku ada acara dengan kawan-kawanku.” “Kau yang ada acara dengan teman-temanmu, kenapa aku harus ikut?” “Semua kawanku mengajak pasangannya.” Dewi mendengar suara tawa Darma dari p
“Keluar makan, Wi?” tanya Fandi saat malam itu ia sengaja datang ke kost Dewi. Siang tadi mereka semua sudah menjalani ujian pasien dan sudah dinyatakan lulus dari bagian Penyakit Dalam. Tidak seperti hari-hari biasanya yang begitu sibuk, malam ini semua co-asisten punya jam bersantai lebih pan
#11.a Dokter Pram bisa merasakan perubahan sikap Dewi terhadapnya. Dewi seperti menjaga jarak dengannya setiap kali mereka berdekatan. Ia akan memilih berdiri paling jauh dari dokter Pram kalau mereka pergi visit pasien. Dewi akan memilih mendampingi dokter lain kalau ada pasien yang perlu ditanga
^ ^ ^ wah saya salah mikir tadi Nan. Bukan Ari, tapi Hariz di SKH. Maaf ya, soalnya blank banyak yg pm minta kritik dan saran. Jadi bingung begini. Wah saya newbie gan.