Sorry updatean yang lama dan gak bisa diprediksi di cerita DI BATAS 2 JENDELA ini karena, 1)cerita ini masih dalam tahap riset....so TS sedang mengumpulkan informasi untuk membangun plot cerita 2) Ane S2 dan akhir desember sampek pertengahan Januari disibukkan UAS dan Thesis Tapi nanti malam bak
update yang bagus. Saya jadi teringat dg bukunya Djenar Maesa Ayu, Mereka Bilang Saya Monyet. Dan malam ini saya menemukan DMA utk post TS kali ini, dimana sebelumnya saya menemukan Dee. Esok, sy menemukan siapa lagi ya. Krn bagi saya TS jelmaan dri penulis2 professional yg fussion menjadi seorang
wah sudah mau tamat ya? Trit sy juga sudah tamat malam ini. Sial baca diruang jaga dengan beberapa teman, sy jadi sedikit netesin airmata, sy lihat kawan dokter yg lain, eh juga ikut mewek :ngakaks hemm, dilema juga ya. Tapi jika saya diposisi Nanda, sy memilih untuk mundur dari Chitra. Alasannya s
ah andai saja transplantasi hati saat itu sudah ada. Akankah seperti ini ceritanya? Namun andai saja saat itu pun sudah ada, sedikit terlambat untuk mengobati kanker mas Darma. Ah, tidak baik berandai-andai. Mengutip tulisan saudara Audrian "Kita hanyalah manusia yang menjalani kehendak semest
wew ini cerita udah abis gan?ane berkaca kaca baca trit ente :mewek ane doain deh biar menikah dengan wanita yang dicintai :) oiya gan,kepo dikit. Keira sekarang umurnya berapa yak? :eek keira hampir 4tahun gan :) sonef: sama-sama gan synchan: sama-sama gan chumcuit: sy juga jujur waktu mengetikka
hahahahha iyaa gan terinspirasi dari cerita temen :D saya tidak menyangka kalau dian memiliki nama asli Ardian :ngakaks oya sist, sy menamatkan trit sy agar lebih fokus menikmati cerpen dri sista. Sista sdh stip merokok kah? Haha ... Anyway, congrats for your married.
terima kasih sy sampaikan kpd pembaca setia sy disini epets, mithwel, bendajkt, sadya.yoga, dll yg tidak bisa sy sebutkan satu persatu. Terima kasih jg utk pembaca yg silent reader, kirim cendol, dan yang sabar menanti update MKDM. Thread ini sdh selesai, mohon maaf jika ada salah kata, tidak mem...
Tak terasa tiga tahun berlalu. Seperti kemarin saja rasanya kau memintaku untuk menemani Dewi saat melahirkan Keira, Mas. Harusnya aku saja yang pergi, Mas. Tidak! Bukan berarti aku menyerah dan lelah, apalagi merasa kalah darimu, Mas. Aku masih mencintai Dewi seperti dulu. Aku masih memegang janji
“Wi, ayo kita pulang. Ini sudah hampir malam.” Fandi masih mencoba mengajak Dewi pulang. Semua orang sudah meninggalkan area pemakaman itu sejak dua jam lalu, tapi tidak seorangpun berhasil membujuk Dewi pulang. Ia masih ingin bersama suaminya. Menemaninya walau kini tubuh laki-laki yang paling
#30.a Dewi membelai-belai kepala suaminya dengan lembut. Dibisikkannya kata-kata cintanya yang terakhir. Kata-kata cinta yang tidak pernah secara terang-terangan diucapkan Dewi untuk suaminya. Tapi dini hari ini, di ujung penghabisan malam, Dewi seolah ingin menumpahkan seluruh perasaannya. Ia ta...
Darma sudah dirawat secara intensif di rumah sakit. Kondisinya sudah semakin lemah. Perutnya semakin membesar akibat pembesaran hati dan asitesnya. Paru-parunya juga sudah dipenuhi lebih banyak cairan, yang menyebabkan nafasnya selalu terasa sesak. Dewi dengan setia menemani suaminya, kadang bahkan
”Kata siapa aku tidak berusaha mengerti suamiku, Fan? Aku sangat mengerti dia, aku selalu mencoba memahami sikapnya, tapi tidak harus sampai seperti ini bukan?” Dewi tidak mampu membendung lagi perasaannya. Ia mencurahkan seluruh isi hatinya di depan Fandi. ”Tapi aku juga ingin Mas Darma men
“Kau tidak mengerti posisiku, Wi!” Darma berusaha mengungkapkan perasaannya walaupun dadanya terasa begitu nyeri. Tapi lebih dari sekedar nyeri di bagian dadanya, hatinya lebih nyeri lagi. Sudah beberapa hari belakangan ini Dewi sibuk dengan urusannya sendiri, dan setiap kali pulang, Fandi se...
“Ada apa dengan adik-adikmu, Wi? Kenapa kamu nggak pulang semalam?” tanya Darma saat Dewi baru kembali ke rumah pagi harinya. Dewi menatap sejenak suaminya yang tengah tidur setengah bersandar sembari mengamati Keira yang sedang bermain sendiri di sisinya. Dewi menghampiri anaknya dan mengge
#26.a Darma berhasil melampaui perkiraan dokter yang mengatakan bahwa prognosis usianya hanya tinggal satu tahun. Ia sudah memasuki bulan ke empat belas setelah pertama kali divonis kanker hati oleh dokter, walaupun semakin lama kondisinya semakin memburuk, dan semakin jelek juga tabiatnya. Hamp
metafor nya menggelitik sekali, aforismenya sangat indah. Ternyata cinta seorang maho ya :ngakaks untung Bagas sudah kembali ke jalan yang benar
isn't she so amazing guys? Ya, menurut saya ts luar biasa dalam membawakan cerpen. Sedikit saja memoles kaidah sastranya, lengkap sudah sebuah cerpen sempurna yang memiliki nilai rasa yang tinggi. Saya berharap semoga suatu saat nanti saya melihat buku anda yang terpampang di rak buku, dan saya pa
Tidak ada satupun orang di ruang bersalin itu berani menanyakan kenapa Fandi berdiri di sisi Dewi dan menemaninya sepanjang Dewi menjalani proses persalinannya, walaupun mata mereka melirik dengan curiga. Peduli apa dengan mereka semua! Batin Fandi saat ia merasa semua mata menatapnya. Dewi mengg
part 25.b saya lanjutkan nanti gan. Sudah berat sekali mata sy baca trit cerita disini :( buat epets: tdk apa gan, kalau bisa paksa gan audrian update ceritanya ya :D