Sumber Gambar

Seorang bocah berusia 13 tahun di Kota Cirebon mengalami depresi setelah handphone miliknya dijual oleh orang tuanya. Orang tua sang anak terpaksa menjual handphone anaknya untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Anak tersebut diketahui berinisial A. Dia merupakan warga Bedeng, Kelurahan Pakiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon. Ibu dari Arya, yakni Siti Anita (48), mengatakan bahwa awal mula anaknya mengalami depresi setelah handphonenya dijual untuk menutupi kebutuhan sehari-hari. Suaminya tidak memberikan nafkah selama 8 bulan saat bekerja di luar kota. Setelah itu, kondisi Arya lebih sering melamun dan emosinya tidak terkontrol. Meskipun sudah berusaha meruqiyah dan membawa Arya berobat secara medis, kondisinya belum membaik karena terbentur masalah ekonomi. Arya juga berhenti sekolah karena sering mengamuk di kelas. Kepala Dinas Kesehatan Kota Cirebon, Siti Maria, menyatakan bahwa kasus ini memerlukan penanganan khusus dan Arya masih bisa diobati dengan berobat secara teratur.

Kebutuhan handphone terhadap anak telah menjadi topik yang semakin relevan dalam era digital saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi, anak-anak juga semakin terpapar oleh penggunaan gadget, termasuk handphone. Handphone tidak lagi hanya dianggap sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar, bermain, dan bersosialisasi. Banyak orang tua yang memberikan handphone kepada anak mereka dengan alasan untuk memudahkan komunikasi, terutama ketika anak berada di luar rumah.

Handphone juga memiliki potensi besar sebagai alat edukasi bagi anak. Banyak aplikasi edukatif yang dirancang khusus untuk membantu anak-anak belajar berbagai mata pelajaran, seperti matematika, bahasa, dan sains, dengan cara yang interaktif dan menyenangkan. Selain itu, akses ke internet melalui handphone memungkinkan anak untuk mencari informasi yang bermanfaat dan mendukung proses belajar mereka. Namun, penting bagi orang tua untuk mengawasi dan membatasi penggunaan handphone agar anak tidak terpapar konten yang tidak sesuai usia.


Sumber Gambar

Di sisi lain, handphone juga memiliki dampak negatif yang perlu diperhatikan. Penggunaan handphone yang berlebihan dapat menyebabkan anak kecanduan gadget, yang dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional mereka. Anak-anak yang terlalu sering menggunakan handphone cenderung kurang berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, termasuk keluarga dan teman sebaya. Selain itu, paparan layar handphone dalam waktu yang lama dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik anak, seperti gangguan penglihatan dan masalah postur tubuh.

Orang tua memiliki peran penting dalam mengelola penggunaan handphone pada anak. Menetapkan aturan yang jelas mengenai durasi dan waktu penggunaan handphone sangat diperlukan untuk memastikan anak tidak menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget. Selain itu, orang tua juga harus memberikan contoh yang baik dalam penggunaan teknologi dan melibatkan anak dalam aktivitas lain yang tidak melibatkan layar, seperti bermain di luar, membaca buku, atau berolahraga.

Secara keseluruhan, kebutuhan handphone terhadap anak harus diimbangi dengan pengawasan dan pengaturan yang tepat. Handphone dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat jika digunakan dengan bijak, tetapi juga bisa membawa dampak negatif jika tidak diawasi dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk selalu memantau dan membimbing anak dalam penggunaan handphone agar dapat memaksimalkan manfaatnya dan meminimalkan risiko yang mungkin timbul.

Sumber Valid (baca baik-baik): Link Referensi 1 , Link Referensi 2 , Link Referensi 3