trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZenec

Ada Efek Samping Langka, Bagaimana Nasib Orang yang Sudah Disuntik Vaksin AstraZeneca?




KOMPAS.com - Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengimbau masyarakat yang sudah menerima suntikan vaksin AstraZeneca untuk tidak khawatir.

Imbauan tersebut keluar seiring beredarnya kabar bahwa perusahaan farmasi AstraZeneca telah mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksinnya bisa memicu efek samping langka TTS.

"Setelah melewati enam bulan atau satu tahun itu sudah sangat menurun risikonya, jadi jangan khawatir," ujar Dicky, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/4/2024).

Thrombosis with thrombocytopenia syndrome atau TTS adalah masalah kesehatan yang menyebabkan penderita mengalami pembekuan darah serta jumlah trombosit darah rendah.

Kasus pertama efek langka vaksin AstraZeneca (AZ) ini diajukan pada 2023 oleh keluarga Jamie Scott, pria yang meninggal setelah mengalami cedera otak permanen karena pembekuan darah dan pendarahan di otak usai menerima vaksin pada April 2021.

AstraZeneca menentang klaim tersebut. Namun, dalam dokumen hukum yang diserahkan ke Pengadilan Tinggi di Inggris pada Februari lalu, perusahaan farmasi ini menyebut vaksinnya dapat menyebabkan TTS.

"Diakui bahwa vaksin AZ, dalam kasus yang sangat jarang, dapat menyebabkan TTS. Mekanisme alasannya tidak diketahui," tulis AstraZeneca, dikutip dari The Telegraph, Minggu (28/4/2024).

"Lebih jauh lagi, TTS juga bisa terjadi tanpa adanya vaksin AZ (atau vaksin apa pun). Penyebab dalam setiap kasus individu akan bergantung pada bukti ahli," lanjutnya.

Baca juga: AstraZeneca Akui Ada Efek Samping Langka pada Vaksinnya, Ahli dan Kemenkes Buka Suara

Risiko efek samping langka vaksin AstraZeneca mengecil

Dicky menjelaskan, risiko terjadinya TTS pada orang yang menerima vaksin AstraZeneca semakin mengecil seiring penambahan dosis suntikan.

Menurutnya, risiko efek samping langka tersebut pada dosis pertama AstraZeneca sekitar 8,1 kasus per 1 juta penerima vaksin.

Setelah suntikan dosis kedua, angka risiko menurun menjadi 2,3 kasus per 1 juta penerima vaksin AstraZeneca.

Masyarakat yang sempat menerima dosis jenis vaksin ini juga tak perlu khawatir karena risiko efek samping langka akan menurun seiring berjalannya waktu.

"Meskipun risikonya tidak nol, tapi sudah sangat jauh menurun. Namun, ini harus terus dipantau dan dievaluasi," tutur Dicky.

Selain itu, vaksin Covid-19 yang dikembangkan bersama University of Oxford itu juga lebih banyak membawa manfaat dibanding risiko bagi masyarakat.

Hal tersebut membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) hingga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca.

"Perlu dicatat, manfaat AstraZeneca dalam mencegah Covid-19 dari dulu hingga sekarang masih jauh lebih besar manfaatnya daripada risikonya," kata Dicky.

Baca juga: Sosok Carina Joe, Penemu Vaksin AstraZeneca Asal Indonesia yang Disebut Ganjar Saat Debat Capres
Risiko melibatkan reaksi kekebalan tubuh

Vaksin AstraZeneca yang dipakai untuk vaksinasi kalangan santri Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021).

Vaksin AstraZeneca yang dipakai untuk vaksinasi kalangan santri Pesantren Lirboyo Kota Kediri, Jawa Timur, Selasa (23/3/2021).(KOMPAS.com/ M.AGUS FAUZUL HAKIM)

Dicky menjelaskan, TTS adalah kondisi langka yang mungkin terjadi setelah vaksinasi Covid-19.

Menurutnya, sebutan kondisi langka menandakan bahwa masalah kesehatan ini tidak dialami oleh semua penerima vaksin, bahkan sangat jarang terjadi.

"TTS ini terjadi ketika ada pembekuan darah yang tidak biasa, (disebut) trombosis, disertai dengan penurunan jumlah trombosit atau disebut dengan trombositopenia," paparnya.

Kondisi pada kasus-kasus tertentu tersebut dapat menyebabkan pembekuan darah yang serius, bahkan mengancam nyawa.

TTS setelah vaksinasi sendiri melibatkan reaksi kekebalan tubuh terhadap vaksin yang disebut vaccine-induced immune thrombotic thrombocytopenia atau VITT.

VITT terjadi saat tubuh penerima vaksin justru menghasilkan antibodi yang menyerang trombosit, sehingga memicu pembekuan darah yang tidak biasa.

"Tentunya dampak risiko TTS pada penerima vaksin AstraZeneca ini bisa serius, meskipun kasusnya langka," kata Dicky.

Oleh karena itu, dia menilai, perlu adanya edukasi gejala VITT pasca-vaksinasi kepada penerima vaksin AstraZeneca meskipun kasusnya sangat jarang.

Baca juga: Membandingkan Efektivitas Vaksin Booster: Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna
Perlu evaluasi untuk memantau keamanan vaksin

Penerima vaksin bisa langsung mendatangi rumah sakit atau dokter jika terjadi gejala yang tidak diinginkan.

Gejala VITT sendiri kemungkinkan meliputi sakit perut yang parah, sakit kepala tidak biasa, penglihatan kabur, atau bengkak pada kaki.

Tidak hanya itu, Dikcy mengungkapkan, perusahaan farmasi yang memproduksi tetap perlu memantau dan mengevaluasi vaksin AstraZeneca.

Pengawasan terus-menerus akan bermanfaat dalam aspek keamanan vaksin sekaligus mengurangi risiko TTS dalam jangka panjang.

Perusahaan vaksin pun harus terus melakukan riset dan pengembangan guna meningkatkan formulasi vaksin Covid-19 untuk kian meminimalkan risiko TTS.

Untungnya, seiring waktu, pemahaman TTS menjadi jauh lebih baik sehingga pemahaman dan mekanisme risiko setelah vaksinasi AstraZeneca juga kian meningkat.

"Ini bisa membantu pengenalan gejala secara cepat dan dini, serta diagnosis dan manajemen yang jauh lebih efektif," tuturnya.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Bayar Mulai 1 Januari 2024, Berapa Harganya?
Belum ada laporan kasus di Indonesia

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, belum ada laporan kasus TTS sebagai KIPI di Indonesia.

KIPI atau kejadian ikutan pasca-imunisasi adalah gejala-gejala yang muncul setelah seseorang melakukan imunisasi atau vaksinasi.

"Sampai saat ini belum ada kasus TTS sebagai KIPI ya," kata dia, saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/5/2024).

Hal tersebut, menurut Nadia, mengingat risiko efek samping sindrom trombosis dengan trombositopenia yang sangat jarang terjadi.

"Ini kan kasusnya sangat jarang dan juga (ada) faktor lain, seperti ras, genetik, serta risiko lain penyakit penyerta," tandasnya.

https://www.kompas.com/tren/read/202...aksin?page=all

Paling aman ya vaksin sinovac
itkgid
gabener.edan
.co.cc17baik
.co.cc17baik dan 2 lainnya memberi reputasi
3
490
19
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan