Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendi, mengatakan alasan Presiden Joko "Jokowi" Widodo lebih sering kunjungan kerja ke daerah tertentu, lantaran ingin mengecek perkembangan pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Meskipun, Muhadjir tidak menampik di wilayah tersebut, Jokowi membagikan bantuan sosial atau bansos ke masyarakat.

Daerah tertentu yang ditanyakan kepada Muhadjir adalah Provinsi Jawa Tengah. Pertanyaan itu dilontarkan oleh Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Saldi Isra, ketika mendengarkan keterangan empat menteri, termasuk Muhadjir, dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan Umum (PHPU) Pilpres 2024.

Berdasarkan catatan, Jokowi intens berkunjung ke Jateng sejak Desember 2023 hingga Januari 2924.

"Kalau menurut saya, kok ada daerah yang sering dikunjungi oleh presiden, kemungkinan besar di situ ada proyek strategis nasional (PSN) yang diberikan kepada daerah itu, baik itu meresmikan proyek yang selesai juga memeriksa dilapangan apakah proyek itu sesuai progres kemajuan yang dilaporkan bawahannya," ujar Muhadjir di ruang sidang MK, Jumat (5/4/2024).

Total diketahui ada 37 PSN di Jateng yang mencapai nilai Rp258,76 triliun ditargetkan akan selesai di tahun 2024.

Sebetulnya kunjungan Bapak Presiden itu kan bukan sekarang saja. Itu memang salah satu pola kepemimpinan beliau,” kata Muhadjir di Sidang MK, Jakarta.

Ia mengaku sangat mengenal pola kepemimpinan itu karena pernah mendampingi Jokowi membagikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) di daerah-daerah selama satu periode. Tujuan kunjungan tersebut untuk memastikan bahwa kebijakan diterapkan dengan baik di lapangan.

Selain itu, kata dia, Jokowi selalu menekankan pentingnya segera membelanjakan APBN pada awal tahun, sehingga semua program mulai dilaksanakan pada bulan Januari 2024, termasuk bantuan sosial (bansos) yang merupakan salah satu bagian dalil permohonan pemohon perkara PHPU Pilpres.

“Di situlah presiden turun tangan untuk melakukan pemantauan, memeriksa apa betul semuanya sudah ter-deliver, sekaligus untuk mendapatkan umpan balik dari yang dijadikan sasaran dari bansos itu,” ujarnya.

Muhadjir menjelaskan presiden juga mengundang masyarakat untuk bertemu dan berdialog, dengan petani yang gagal panen sawahnya dimana Jateng sebagai lumbung padi terbesar nasional. Sekaligus membagikan bansos ketika berkunjung ke daerah. Ia menyebut pertemuan Jokowi tersebut hanyalah sebagian kecil dari masyarakat yang menerima manfaat bansos.

“Kalau ada 40 titik yang dikunjungi dan per titik ada terdapat 20 ribu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH). Kan ada 800 ribu orang. Masa 800 ribu orang dalam kunjungan beliau bisa memengaruhi seluruh Indonesia?” ungkap Muhadjir.

Namun, baik pemohon satu dan dua, mendalilkan Jokowi intens berkunjung ke Jateng karena bagian dari kampanye, meskipun mantan Gubernur DKI Jakarta itu tak mengambil cuti.

Terlebih, kata dia, pada akhir masa kepemimpinannya, Jokowi ingin memastikan bahwa proyek-proyek strategis saat ini sudah tuntas, sehingga kedatangannya ke daerah sekaligus memastikan agar tidak ada proyek yang mangkrak.

“Menurut saya, apabila ada daerah yang sering dikunjungi oleh presiden, kemungkinan besar di situ banyak proyek strategis yang diberikan ke daerah itu dan Presiden ingin memastikan sesuai target rampung si akhir kepemimpinannya,” ujarnya.

"Beliau ingin memastikan proyek-proyek strategis nasional sekarang ini tuntas. Kan Beliau juga sudah mewanti-wanti agar tidak boleh meninggalkan proyek mangkrak. Jadi kalau Beliau berkunjung pasti untuk meresmikan proyek-proyek strategisnya bersamaan dengan mengecek keadaan bansos dan mengecek hal lain," tutur dia.

Oleh karena itu, ia menyimpulkan terlalu mustahil apabila penyerahan bansos secara simbolis dalam 100 kunjungan bisa mempengaruhi pilihan masyarakat secara nasional. Apalagi penyaluran bansos PKH tersebut lewat transfer rekening dan PT. Pos “Saya kira, doesn't make sense (tidak masuk akal),” ujarnya.

https://www.google.com/amp/s/www.idn...ategi-nasional