trfpjkgbrt2Avatar border
TS
trfpjkgbrt2
Penerapan "Full Call Auction" Diprotes Investor, Ini Tanggapan BEI

[hr]
JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan full call auction pada papan pemantauan khusus atau sistem lelang secara berkala penuh oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diberlakukan mulai 25 Maret 2024 menuai protes dari banyak pelaku pasar.
Menanggapi hal tersebut, Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, Papan Pemantauan Khusus (Full Periodic Call Auction) merupakan pengembangan lanjutan dari Hybrid Call Auction yang ditujukan untuk pelindungan investor.
Saham-saham yang masuk dalam Papan Pemantauan Khusus merupakan saham-saham yang terkena kriteria fundamental ataupun likuiditas sebagaimana Peraturan Nomor I-X tentang Penempatan Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas pada Papan Pemantauan Khusus,” kata Irvan kepada wartawan akhir pekan lalu.
Baca juga: BEI Terapkan Full Call Auction pada Papan Pemantauan Khusus mulai 25 Maret 2024

Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. (Antara Foto/Hafidz Mubarak A)
Dia bilang, dengan metode perdagangan ini, pembentukan harga diharapkan menjadi lebih fair karena memperhitungkan seluruh order yang ada di orderbook sehingga memberikan proteksi kepada investor atas potensi aggressive order yang masuk di pasar.
“Meskipun batas minimum harga yang diberlakukan untuk saham papan pemantauan khusus ini adalah Rp 1, Auto Rejection harian yang kami terapkan bagi saham-saham di papan ini lebih kecil dibandingkan yang lain, yaitu 10 persen,” jelasnya..
Melalui mekanisme ini, Irvan menjelaskan, pihaknya berharap saham-saham tersebut dapat lebih aktif diperdagangkan sesuai dengan fair price-nya, yang informasinya dapat dilihat melalui Indicative Equilibrium Price (IEP) atau potensi harga transaksi yang akan terbentuk pada periode pre-opening, pre-closing, dan sesi call auction papan pemantauan khusus, dan Indicative Equilibrium Volume (IEV) atau Informasi potensi volume transaksi yang akan dapat diperjumpakan pada harga yang akan terbentuk.
Sebelumnya, Founder WH Project William Hartanto mengatakan, jumlah saham yang menurun masih akan terlihat lebih banyak.
Baca juga: BEI Implementasikan Papan Pemantauan Khusus Tahap II

Ilustrasi saham, pasar saham, pergerakan saham.(SHUTTERSTOCK/JIRAPONG MANUSTRONG)
Sebab, saham-saham yang terkena full call auction mengalami “buangan” oleh investornya, namun pergerakan saham-saham tersebut tidak memiliki bobot yang signifikan terhadap IHSG.
Dengan demikian, pergerakan IHSG menjadi penentu apakah jumlah saham yang menurun itu merupakan indikasi downtrend atau bukan.
“Pada perdagangan akhir pekan lalu IHSG berhasil mempertahankan support 7.280, dan juga sekaligus menjadi MA60 yang menentukan apakah IHSG akan downtrend atau tidak. Dan karena berhasil dipertahankan, maka sejauh ini belum bisa dikatakan bahwa IHSG akan downtrend,” ujar William.
“Kondisi cukup aman, namun dengan adanya full call auction maka kita harus lebih hati-hati dalam memilih saham. Pilih yang aman, dan sisanya Anda bisa melakukan trading maupun investing dengan metode seperti biasanya,” tambah William.



[url]https://money.kompas.com/read/2024/04/01/084300826/penerapan-full-call-auction-diprotes-investor-ini-tanggapan-bei?page=all [/url]

IHSG oh iHSG
Mistaravim
Mistaravim memberi reputasi
-1
291
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan