Dalam beberapa waktu ke belakang, kita menyaksikan dunia politik Indonesia dalam sudut pandang :

PDIP vs Jokowi..

Apakah sebatas itu? Lebih jauh bolehkah jika saya mulai berandai - andai posisi *Partai Nasionalis* murni yang menjaga kebhinekaan kita sejakj reformasi dan kelanjutannya apabila Ibu Megawati yang sangat saya kagumi tidak lagi menjadi sosok yang *Luar Biasa* dalam PDIP dan Nasionalisme Indonesia?

Selama ini saya tidak akan pernah meninggalkan PDIP karena (baik sebagai Minoritas maupun keyakinan bahwa yang Indonesia perlukan adalah kesadaran berbangsa yang satu, Indonesia.. bukan identitas2 lain)

PDPI tidak diragukan terus konsisten dalam mengusung Kebhinekaan dan Nasionalisme bahwa Indonesia adalah satu.. Bahwa Indonesia itu tidak mengenal perbedaan suku maupun agama.

Namun ada sedikit kekuatiran di diri saya untuk kaderisasi PDIP ke depan.


PDIP tentu dapat ditebak garis kepemimpinannya.

Saat ini Pak Jokowi yang sejalan dengan PDIP, bergandengan tangan menjaga stabilitas tersebut..

Namun setelah Pak Jokowi tidak lagi menjadi Presiden apakah akan mendapat tempat spesial di Partai?

Dan (maaf) apakah PDIP tanpa Ibu Megawati yang terhornat sekalui untuk saya dapat terus mendominasi?

Apakah ada yang terpikir manuver Pak Jokowi mempertimbangkan poros baru mesin Nasionalisme yang *Kokoh* dan dapat menjadi partner bersama PDIP mendominasi parlemen dalam menjaga komitmen berbangsa satu suku, satu Indonesia?


https://www.cnbcindonesia.com/news/2...tinggal-jokowi