Suka bingung sama orang suka mencari kelemahan orang lain. Apalagi menari diatas penderitaan orang lain.

Salah satunya adalah penipuan lowongan pekerjaan. 

Bagi para pencari lowongan pekerjaan, sedikitnya ada yang sudah pernah jadi korban. Salah satu modus penipuan ini adalah dengan menawarkan kerja sampingan dengan gaji (atau lebih tepatnya fee) sampai jutaan rupiah per hari.

Itu per hari lho! Pasti menggiurkan kan? Jika dihitung-hitung, dengan asumsi pekerjaan ini dilakoni setiap hari, pasti akan dapet puluhan juta rupiah.

Ada dua pekerjaan sampingan yang biasanya ditawarkan, pertama adalah like/subscribe/follow akun socmed tertentu. Biasanya akun yang di like/subscribe/follow adalah akun-akun brand-brand terkenal dengan jumlah follower atau subscriber yang banyak.

Kedua, cek out di marketplace (tiruan). Korban biasanya akan diarahkan ke website yang mirip-mirip marketplace besar seperti si oren atau si hijau. Sekilas websitenya mirip dengan yang asli, tapi jika diteliti lagi terlihat jelas perbedaanya.

Tugas yang diberikan bisa sampai 20-24 per hari. Setelah tugas kelipatan 3, korban akan diminta transfer uang ke rekening pribadi. Ini dilakukan dengan dalih peningkatan level fee. 

Misalnya untuk tugas 1-3, fee yang diberikan sebesar Rp. 10 ribu per tugas. Dan tugas keempat merupakan tugas deposit uang dalam jumlah tertentu, biasanya ada tiga pilihan nominal uang.

Tugas deposit pun ada iming-iming bonus langsung. Misalnya nominal 150 ribu, akan kembali menjadi 170 ribu. 200 ribu akan kembali menjadi 250 ribu dan 300 ribu kembali menjadi 500 ribu. Makin besar jumlah deposit, makin besar juga bonus langsung yang diterima.

Setelah melewati tugas ini, nominal fee per tugas akan meningkat. Misalnya menjadi Rp. 20 ribu untuk tugas 4-6. Dan begitu seterusnya.

Ada yang sudah pernah mengalami ini?

Untuk deposit pertama, biasanya uangnya memang akan langsung diterima. Tapi ada beberapa cerita korban yang sudah masuk di deposit ketiga dan keempat, uangnya tidak kembali. Recruiter, resepsionis dan mentor sulit dihubungi! Dan uangpun raib.

Alih-alih untung puluhan juta per bulan, baru satu hari pun langsung buntung.

Group Telegram Jadi Worskpace
Biasanya para korban akan diajak untuk bergabung di telegram. Group ini berisi ratusan sampe ribuan member. Tapi dalam seharinya yang aktif paling hanya beberapa saja. Itupun hanya para pemberi kerja, korban dan (sepertinya) beberapa akun bot.

Di group telegram ini peraturannya cukup "kejam". Jika kita banyak tanya atau sedikit kritis saja, akan langsung ditegur resepsionis bahkan di kick dan di block dari group tersebut.

Bahasa yang Digunakan Sangat Baku
Channel utama yang digunakan adalah telegram. Komunikasi dengan receptionist serta pemberian tugas dilakukan lewat telegram.