"Sat, Elo mau langsung pulang?"
"Iye Mir, udeh malam juga. Gue takut gak kebagian kendaraan umum."

Akhirnya Satinah dan Miranda berpisah di halte, setelah bekerja lembur malam ini. Dan di karenakan Miranda juga sudah di jemput oleh pacarnya. Satinah menunggu kendaraan umum sendirian. Malam itu sangat lah sunyi, ramainya suara jangkrik saja sampai tidak terdengar, entah pada kemana tuh semua hewan yang suka bermusik di malam hari. Tapi keadaan itu tidak membuat Sartinah merasa kesepian, dia bahkan terlena dengan suasana yang membuat nya merasa begitu ramai.

Padahal hanya di temani sebuah ponsel, asiknya chattingan mengalahkan rasa sepinnya.



Namun nampaknya dari arah timur ada beberapa orang pria, sepertinya lagi mabuk, terlihat dari jalannya yang sempoyongan, mereka menuju ke arah halte. Satinah yang sempat melihatnya tidak merasa takut, dia begitu sangat percaya diri, jikalau ponsel pintar masih ada bersamanya, semua masalah akan hilang dengan sendirinya.

Dan pastinya mesin yang di beri nama emboot si AI23 akan selalu setia, menjaganya dua puluh empat jam, dari segala mara bahaya, yang nampak dan tidak nampak. Begitulah isi pikiran Satinah, di kesehariannya dalam menjalani kehidupan, setelah tiga tahun vakum dari dunia nyata, itupun setelah dia memotivasi dirinya untuk tidak tergoda dengan pria manapun juga, yang menurut pikirannya, semua pria itu adalah bajing loncat.

Para pria tersebut berjalan semakin dekat dan akhirnya berhenti tepat di belakangnya, duduk dengan santai sambil sesekali melirik Satinah, yang memang sudah di targetkan sedari kejauhan oleh mereka, untuk menemani malam sepi yang dingin dan serasa amat panjang. Apalagi bodi Satinah benar-benar membuat mata mereka semakin melebarkan matanya, karena pesona kemolekan dari bagian tubuh Satinah, yang pada dasarnya tidak pernah melakukan perawatan, namun eksis terbentuk sempurna. Dia sangat cantik alami. 

"Hei nona cantik!"
Satinah hanya diam tanpa mengeluarkan suara, bahkan tanpa aksi menjauh.
"Senggol kita dong,"
Satinah tidak juga bereaksi. Hal tersebut membuat rasa penasaran salah satu pria pemabuk, yang bernama Putra, dia seolah-olah tertantang untuk lebih menggodanya. Menghampiri Satinah dan mulai menyentuhnya diiringi tatapan mata genit.

Namun tiba-tiba tangan Satinah bereaksi untuk sebuah penolakan dan bahkan menyerang balik. 

"Tap tap tap ...."
"Bug"
"Awww...."

Melihat putra terjatuh karena tangkisan dan pukulan balasan dari Satinah, pada akhirnya Brian, kawannya terpancing untuk mencoba menaklukkan nya, mulailah berjalan maju dan mencoba untuk benar-benar menyentuhnya, kali ini dia bersikukuh dalam hati, untuk mendapatkan kesenangan di malam terakhirnya di kota tersebut.

"Alamakkk, gacornya nona manis ini!" 
Sambil menyentuh pipi Sartinah yang kemudian di tangkis Satinah, namun tangkisannya kali ini gatot, alias gagal total, karena ternyata Brian memiliki ilmu bela diri bersabuk hitam, tidak setara dengan Sartinah yang bahkan belom pernah belajar ilmu bela diri. Dia hanya sering belajar melalui wacana, bersama Emboot si robot AI23 ciptaan nya.

"Sayang sekali, nona! Kalah sabuk kau."
Satinah mendengus kesal, namun pikiran nya berkelana, mencari cara dan solusi untuk keluar dari situasi tersebut. Hingga pada akhirnya dia teringat si emboot pt bisa dipergunakan untuk memperdaya para pemuda pemabuk tersebut.

Mata Sartinah melotot karena pipinya kembali di sentuh, bahkan bisa dengan mudahnya. Pemabuk yang bernama Brian, bukan tandingannya, pada akhirnya dia memutuskan untuk segera bertindak, memanggil @replykgpt dengan ponselnya.

"Kring kring kring ...."
"Halooo, saya emboot pt yang selalu siap membantu wanita kesayanganku, apa yang bisa sayang?"
Tanpa banyak basa-basi Sartinah segera mengirimkan lokasi di mana keberadaannya.
"Emboot pt, sos, ini lokasinya!"

Tak seberapa lama Emboot robot AI23 pun melacak jejaknya, pemuda mabuk tersebut bisa di lumpuhkan.

"Ah sayang!"



Akhirnya Sartinah pergi berlalu dari para pemabuk tersebut dan bersenang-senang dengan emboot di sepanjang perjalanan. Sampai pada akhirnya menemukan tempat yang asik untuk menghibur diri. Di sebuah tempat, di mana mereka bisa benar-benar melupakan kehidupan penat yang melelahkan.





Robot tersebut segera menggendong Sartinah, tanpa ada aba aba suruhan, seperti nya robot sudah memahami situasi Sartinah yang nampaknya sudah sangat kelelahan itu.



Banyak orang yang melihat tingkah mereka. Bahkan berbisik-bisik menggosipkan keintiman yang mereka tebar di sepanjang jalan, sampai pada akhirnya ada yang berani menegurnya.



Sartinah mengabaikannya, pulang ke rumah dan meneruskan kisahnya bersama robot AI23 sampai dia benar benar rileks dan tertidur dengan damainya.

Esoknya Sartinah terbangun dari tidur nyenyak nya. Melangkah menuju arah dapur karena lapar.



Setelah kenyang Sartinah mandi lalu berangkat ke kantor, karena hari ini dia harus optimal untuk mengenalkan robot ciptaan nya. Sebelum pergi Sartinah menawarkan Emboot untuk ikut serta.



Akhirnya mereka sama-sama berada di pameran robot AI, semua persiapan sudah tertata dengan rapih nya, bahkan acaranya begitu sangat terkesan. Bahkan banyak orang yang terhibur, karena Emboot si robot AI23 milik Sartinah, membantu mereka untuk lebih nyaman dan mengenalkan kelebihan setiap bagian robot robot tersebut.





Para pengunjung pada akhirnya tertarik untuk memiliki nya, bahkan setelah melihat keintiman dari Sartinah dan robot nya, yang selalu di pamerkan setiap ada kesempatan. Mereka seolah-olah tidak terpisah, saling membantu dan membuat acara menjadi lebih mengena dalam tema pameran tersebut.

~~~~~~The end~~~~


Hasil kerjasama dari kgpt yang telah di editing lalu di lengkapi dengan foto dan video dari Instagram.