Rusia dan Israel, bisa dibilang kedua negara ini menginvasi negara lain. Belum lagi sepupu dari Israel yaitu Amerika yang sering mengacak-acak kedaulatan negara lain, seperti Irak dan menjatuhkan sanksi pada Saddam Husein walau alasan senjata pemusnah massal hingga sekarang tak ada bukti nyatanya.

Maka banyak perbincangan ini terjadi di media sosial, Indonesia yang kemarin abstain memilih ikut blok barat agar Rusia menghentikan invasi, namun untuk menjatuhkan sanksi belum ada info.



Banyak sanksi yang dijatuhkan ke Rusia maupun kepada Vladimir Putin, namun media barat tidak memberitakan tentang sanksi kepada Israel, terlebih invasi Israel kepada Palestina yang dilakukan berkali-kali.

Jadi pihak barat dituduh standard ganda sedangkan banyak orang Indonesia demo tentang Palestina yang di invasi Israel, tapi ketika Ukraina di invasi Rusia, mereka yang demo saat itu di Indonesia tidak ada yang kelihatan batang hidungnya karena Presidennya seorang Yahudi.

Kalau mau fair, namanya perang akan terjadi tragedi kemanusiaan. Dan hal itu buruk untuk semua negara di belahan bumi manapun.



Jadi kita itu semua sebenarnya juga melakukan hal yang sama, bukan pihak barat saja. Oke, mari kita berkaca pada negara sendiri dulu. Begini ceritanya,

Pada saat itu orde lama tumbang, dan berganti pemerintahan yang baru. Disaat yang sama, Amerika berterima kasih pada Pak Harto atas keberhasilannya menumbangkan rezim orde lama.

Ilustrasi dialog,

"Pak Harto, selamat ya sudah membantu kami dalam menghabiskan idiologi komunis di sini, sok jeuneungan mau apa? Silahkan minta sama kami" ujar Amerika.



"Ulah kitu atuh Rika, dah ga usah ga apa-apa, ikhlas ini mah" sahut Pak Harto.

"Ehh, jangan sok mau minta apa kami coba untuk memberikan yang terbaik!" kata Amerika.

"Hmm, saya mau bangun negara ini, tapi butuh modal. Bolehkah saya hutang?"

"Boleh, atuh eta mah leutik sok minta apalagi yang banyak gitu, gini aja sampean saya kasih Timor Leste mau gak, nanti sampean invasi dengan militer dan semuanya kami bantu, kumaha mantep surantep gak tuh?

Pak Harto bingung, dan ogah-ogahan karena secara geografis Timor Leste tanahnya kurang baik ditumbuhi tanaman. Sumber daya alamnya juga belum terlihat, kalau di invasi tentu makan banyak biaya. Baik itu uang maupun nyawa.



Tapi Amerika Serikat tetap mendorong Indonesia melakukan hal itu, hingga dikasih pelatihan militer, senjata gratis, dan lainnya. Dan pada akhirnya Indonesia melakukan Invasi pada Timor Leste, tanpa tahu alasan pasti mereka melakukan operasi seroja. Hanya partai Fretillin dianggap beridiologi komunis, sedangkan untuk Indonesia sendiri Timor Leste bagian dari Portugis, bahkan Fretilin menurunkan bendera Portugal dan mendeklarasikan kemerdekaan Timor Timur pada 28 November 1975. Jadi pada dasarnya mereka merdeka dari penjajahan, dan alasan Indonesia invasi pun tidak tepat kalau hanya idiologi komunis, karena Vietnam juga komunis tidak masalah. Tentu ada pihak adi daya yang bermain, bukan keinginan bulat Indonesia untuk ikut campur





Apa yang diinginkan Amerika agar Indonesia menginvasi Timor Leste? Kemungkinan, masa perang dingin ditakutkan munculnya idiologi komunis pada partai Fretilin di Timor Leste akan membuat susah pihak mereka untuk mengaturnya.

Menariknya ketika Indonesia invasi Timor Leste secara sepihak, tragedi kemanusiaan pun terjadi di kedua belah pihak, banyak yang meninggal, banyak yang luka, banyak yang menderita. Hingga Timor menjadi bagian dari Indonesia. Lalu yang diuntungkan siapa? Amerika, karena idiologi komunis tidak berkembang di Timor Leste.



Dan Indonesia sama sekali tidak dihukum oleh sanksi dunia, tidak diliput yang buruk, bahkan tidak ada yang membully apa yang dilakukan Indonesia. Karena sesuai kepentingan mereka, hingga akhirnya sifat asli mereka pun keluar pada tahun 90an.

Mereka pihak Amerika dan Australia, selalu memberitakan hal yang buruk tentang penjajahan Indonesia di Timor Leste. Hingga mendapatkan sanksi militer oleh pihak sekutu. Dan Timor Leste pun akhirnya lepas.

Ujungnya seperti sekarang ini, Australia telah dituduh "menyedot" jutaan dolar per bulan dari pendapatan minyak yang seharusnya menjadi milik Timor Leste. Ada kepentingan dari Australia melawan Indonesia.



Apa yang dilakukan Amerika dan sekutu kepada Israel sama dengan yang dilakukan kepada Indonesia dahulu ketika invasi Timor Leste. Tidak ada sanksi, karena dalam politik tidak ada standard ganda, tidak ada moral, tidak ada rasa humanity yang ada hanya satu yaitu kepentingan.

Dalam politik global tidak ada standard, seperti halnya akibat serangan WTC yang tidak mungkin dilakukan oleh teroris manapun kepada Amerika, kecuali diri mereka sendiri yang bermain, masa pentagon bisa jebol kan aneh, bahkan pesawat menabrak dengan presisi yang tepat pada gedung wtc buat seorang pilot dadakan, ini juga sebuah keanehan dan akhirnya ketahuan ujungnya Amerika invasi Afghanistan tanpa sanksi apapun.

Apakah Amerika benci muslim? Tidak ada agama dalam politik global, dalam perang Serbia-Bosnia Amerika mendukung Bosnia yang mayoritas muslim, bahkan kalau mau jujur Amerika itu sekutunya Arab Saudi ketika Saudi menyerang Yaman, tidak ada sanksi Amerikapun diam seribu bahasa. Jadi politik dunia itu tidak perduli negara itu mau mayoritas beragama apa! Yang penting sekali lagi ada kepentingan dalam berpolitik, Ini yang jarang dipikirkan oleh umat muslim Indonesia, yang terlalu terbawa oleh opini sepihak bahwa Amerika musuh bersama.



Politisi itu hanya menjadikan agama sebagai keset, untuk menjadikan alasan atau membohongi orang yang beragama atas kebijakan yang ia ambil. Maka tak heran kalau di Indonesia hal seperti ini juga sering terjadi. Untuk itu segarkan fikiran kita, refresh kembali otak kita dan renungi siapa saja ahli agama yang masuk dalam putaran politik. Apa yang mereka lakukan sebelum berpolitik dan sesudah berpolitik, hehehe...

Begitu juga dengan kebijakan Amerika, mereka tak peduli sebenarnya dengan Ukraina mau hancur lebur jadi bubur, mereka bodo amat, tapi target kepentingannya adalah membuat pengaruh Rusia di dunia ini semakin lemah dengan sanksi yang diterapkan.



Begitu juga kenapa Amerika tidak mendukung Palestina? Kenapa malah Israel? Secara kepentingan, Palestina mau ada atau tidak itu negara, tidak berpengaruh pada politik dunia.

Apakah SDA dan SDM Palestina memiliki kepentingan, apakah mereka bisa membuat dunia ketergantungan? Jawabannya tidak, justru teknologi Israel banyak mempengaruhi dunia dan memberi manfaat bagi kepentingan Amerika. Kalau saja dari Palestina dapat memberikan kepentingan yang Amerika mau, maka jelas akan dibantu.

Untuk itu jadilah negara yang memberikan manfaat untuk negara besar di dunia, maka kalau ada negara tetangga yang invasi, maka mereka akan membantu karena ada kepentingannya disitu.

Bayangkan sampean membela Palestina, sedangkan di invasi tank saja balesnya dilempar pakai batu, paling besar juga roket kecil-kecil. Jadi untuk mendukung Palestina sebenarnya harus membuat negara itu mempunyai daya tawar dan menjadi negara penting di dunia. Ketika ada daya tawar dan dianggap penting, maka mereka yang berkepentingan akan secara otomatis membela dan memberikan Israel sanksi.



Hal ini dilakukan Timor Leste, lihat SDA mereka diambil alih pihak asing pengelolaannya karena Australia memiliki kepentingan terhadap Timor dan mereka rela membantu untuk menurunkan pasukannya melawan Indonesia.

Ukraina, punya daya tawar kuat dan menguntungkan pihak sekutu, maka mereka dibantu walau tidak secara terang-terangan, karena lawan yang dihadapi negara kuat yang punya daya tawar yang lebih tinggi, namun dapat merugikan mereka.

Rumusnya di dunia politik itu ya sesimple itu, maka percuma kalau hanya dukung, terus demo turun ke jalan ya mubazir. Jadilah negara penting dimata dunia, agar didukung negara adidaya saat ini yaitu Amerika. Dan ingat politik global itu menghitung untung dan rugi.



Terima kasih yang sudah membaca thread ini sampai akhir, bila ada kritik silahkan disampaikan dan semoga thread ini bermanfaat, tetap sehat dan merdeka. See u next thread.





"Nikmati Membaca Dengan Santuy"
--------------------------------------
Tulisan : c4punk@2022
referensi : klik, klik, klik, klik, klik
Pic : google