Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Nah, sebelumnya, kisah ini saat saya masih kelas 2 SMA. Hari itu tanggal 17 agustus 2018. Untuk merayakan kemerdekaan bangsa kita Indonesia yang ke 73. Sekolah mengadakan berbagai macam lomba dari balap karung, panjat pinang, tarik tambang dan lain-lain. Semua teman menyambut acara ini dengan suka cita.

Yang membuat hari itu berkesan dan tak ternilai karena tahun itu adalah tahun terakhir untuk merayakan hari kemerdekaan di bangku sekolah SMA. Pada hari ultah kemerdekaan, biasanya akan diadakan lomba-lomba seperi tarik tambang dan lain-lain. Lomba tarik tambang ketika itu cukup sengit dan tidak mudah, karena lawan main kami mempunyai badan yang terlihat lebih besar.Namun, kami tak menyerah begitu saja, untuk tahun terakhir. Dan, kami akan berjuang sekuat tenaga untuk mendapatkan gelar juara.

Di foto ini terlihat teman-teman saya menatap tajam lawan sambil memposisikan diri untuk bersiap.



Perlombaan pun dimulai. Mereka menempatkan salah satu teman yang kekuatannya besar untuk jadi jangkar sebagai pemberat di tempat paling belakang. Gansist bisa membayangkan rasanya? Pokoknya 'wow' betapa susah payahnya teman-teman saya menarik tali tambang hingga terlihat urat-urat tangan. Sambil berhitung 1... 2... 3... tarik... 1..2..3.. tarik... begitu berulang-ulang, kadang lawan berhasil menarik hampir ke garis pembatas.



Namun, dengan tekad dan dukungan suporter dari teman-teman yang lain membangkitkan semangat lagi. Akhirnya kelas saya berhasil menang di pertandingan itu, secercah senyuman terhias di wajah kami semua. Dan, kami pun berpelukan terharuuuu sampai ada yang menangis. Bahkan, penonton dari kelas-kelas lain saja sampai ada yang heran bagaimana kelas kami bisa menang dari kelas yang rata-ratanya anggotanya berbadan besar. Lega sekali perasaan saat itu. Walaupun pada akhirnya tidak mendapat juara, karena di ronde berikutnya kami kalah, tetapi kami bersyukur bisa memenangkan pertandingan sebelumnya yang sangat seru itu. Karena itu melihat susah payah memenangkan pertandingan itulah membuat membekas di hati saya. Membuat saya terharu melihat teman-teman saya mengikuti acara dengan riang dan semangat.


Selain tarik tambang, ada lomba lain yang lebih sulit yaitu panjat pinang. Saya kira itu adalah untuk pertama kalinya untuk teman-teman saya mengikuti lomba itu. Saya juga baru kedua kalinya melihat secara langsung lomba panjat pinang, jadi lomba ini juga membekas di hati saya sampai sekarang, karena saya tahu lomba panjat pinang itu sulit. Saat itu, saya bertanya kepada salah satu teman, apakah dia gugup atau gimana. Dia hanya menjawab, "biasa aja", walaupun dia berkata seperti itu, raut wajahnya saat itu, sudah bisa menjawab pertanyaan saya.

Pertandingan pun dimulai. Mereka mengatur posisi agar teman yang kuat sebagai pondasi di bawah agar teman lain bisa berdiri kokoh di atasnya. Teman yang lain menyusul untuk berusaha berdiri di pundak mereka. Namun strategi itu sepertinya kurang berhasil karena mereka berulang kali mereka terjatuh. Selain harus memanjat cukup tinggi, panjat pinang bertambah sulit karna batangnya di lumuri oli untuk mempersulit peserta. Saya saja yang menonton ikut deg-deg kan dan terlihat sangat sulit. Dari situ saya dan teman-teman yang lain memberi semangat teman yang ikut lomba itu.



Awalnya memang mereka terlihat kesulitan, sampai akhirnya kami memanggil ibu presiden (wali kelas) untuk memberikan arahan. Saat ibu presiden datang, mereka bertambah semangat walaupun tetap ada perasaan gugup.



Setelah ibu presiden memberikan arahan, mulai terlihat mereka sedikit demi sedikit mendekati amplop yang berisi nama hadiah yang tergantung di puncak.



Di foto ini terlihat sedikit lagi mereka bisa mengambil amplop itu, tetapi sayangnya terdengar tiup pluit yang menandakan waktu habis. Yah, walaupun kecewa, tapi mereka sudah melakukan yang terbaik. Ibu presiden mungkin juga paham kalau anak walinya memang baru pertama kali mengikuti lomba ini. Maafkan kami ya, bu.

Selain lomba-lomba itu, ada lagi nih Gansist, yang kalau diingat-ingat kembali, pasti jadi ketawa-ketawa sendiri.

Saat perlombaan balap karung, ada yang berbeda dari tahun sebelumnya. Yaitu penambahan item helm. Lebih serunya lagi balap karung itu bukan sambil berdiri, tetapi jongkok. Gansist bisa bayangin tidak, orang jongkok sambil ditutup karung lalu memakai helm? Jadinya bakalan seperti ini, nih...



Lucu banget, bukan? Hahaha. Kalau diingatkan soal ini pasti teman-teman spontan tertawa ngakak.

Nah, itulah Gansist tiga lomba yang paling berkesan di tahun terakhir saya mengikuti acara 17 Agustus di bangku SMA. Sangat seru dan sangat berkesan, meskipun jenis pertandingan yang dilombakan sudah umum.

Jadi kangen teman SMA nih, huhuhu.

Quote:

Di sini saya bisa belajar sportivitas, kerja sama, kekompakan, kerja keras dan kebersamaan itu, lebih penting dari gelar juara.

Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di thread saya selanjutnya. Wassalam. Vanny DRF.

Tarakan, 16 Agustus 2020

Sumber: opini pribadi
Sumber gambar: dokumen pribadi