Bagaimana gan sudah berapa lama kita disuruh dirumah aja, sudah berapa lama kita tak boleh keluar rumah. Apa yang terjadi pada kehidupan kita?

Ekonomi kita seperti dipaksa untuk hancur hanya karena virus yang bernama corona, namun disisi lain bantuan sosial sering sekali salah sasaran. Karena negara tak pernah ada data valid tentang siapa warga miskin siapa warga yang mampu. Walau sebenarnya, dari yang mampu hingga yang miskin saat ini semuanya memang menjerit.





Perusahaan hancur, karyawan di PHK, kartu pra kerja sebagai semi bansos ternyata banyak kelemahannya. Terlihat satu persatu kebijakan tak sukses tepat sasaran, inilah kesalahan sistem saat ini. Jangan salahkan pejabat negaranya, tapi salahkan sistem dengan banyak partai yang akhirnya suara di arus bawah terkotak-kotak. Semua golongan punya kepentingan, maka jangan heran ditengah wabah pun politisasi sangat kental untuk saling menjatuhkan.

Katanya bercerai kita runtuh, katanya bertanah air satu. Antara ucapan dan perbuatan dari pejabat publik saat ini memang tak sejalan, karena kepentingan partai, golongan atau pribadi seakan menjadi tembok pemisah untuk mengutamakan kepentingan rakyat.



Efek dari itu sungguh luar biasa, ketika negara amburadul mengurus rakyatnya jangan harap suaranya akan di dengar, ditaati, apalagi dipatuhi. Lalu tiba-tiba ditengah wabah ada hal yang kembali dikumandangkan agar umat Islam selalu berada di rumah.

"Tidurnya orang yang berpuasa adalah ibadah" kutipan hadist ini sering kita dengar. Lalu seakan-akan hal itu adalah kebaikan, pertanyaannya mana ada tidur dalam keadaan tidak sadar dapat berbuat baik? Jelas ini ngawur terlebih hadist tersebut dhoif.




Dirumah saja dalam keadaan semi lockdown bukan harus tidur, bukan harus untuk bermalas-malasan, bagi kalian yang masih bersekolah banyak kegiatan yang bermanfaat yang bisa dilakukan. Membaca buku, menghafal bacaan yang penting, atau membuat hal yang kreatif.



Untuk kamu yang di phk jangan terus bersedih hati, pikirkan kedepannya mau makan apa? Tanpa bekerja sesuatu hal yang mustahil, menunggu nasi bungkus turun dari langit. Mengharap bantuan? Mau sampai kapan! Lalu ya sudah tidur saja, karena itu ibadah kalau mati masuk surga? Ngawur, surga itu tak semudah itu untuk di dapatkan.

Hidup di dunia harus seimbang, antara kebutuhan dunia dan juga ibadah. Gunakan otak kita, bagaimana caranya cari kerja yang menghasilkan uang. Kreatif di dunia maya, atau bisa saja punya keahlian memasak, membuat hiasan, tukang kayu, menjahit atau keahlian lain maksimalkan keahlian itu jangan hidup berpangku tangan pada bantuan sosial, apalagi mengharap bantuan negara tapi minta bantuan kepada Allah.



Kita ini sebagai manusia seringkali meminta bantuan pada wujid yang nyata, tapi lupa dengan wujud yang menciptakan kita dan juga si virus. Perbanyak rasa optimis karena itu adalah imun tubuh terbaik, tutup berita tentang pesimis yang dilakukan media. Yang selalu menebarkan ketakutan, hingga tak sadar stress mengakibatkan imun kita menurun dan mudah untuk terkena penyakit.

Untuk itu saya hanya menyarankan jangan kita bermalas-malasan, periuk nasi harus kita cari, walau harus keluar rumahpun ya tidak mengapa asal jaga jarak, pakai perlindungan seperti masker, karena masih banyak masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada alam sekitar seperti tukang mencari barang bekas, warung sembako, petani, nelayan, pedagang keliling, tukang sayur dan masih banyak profesi yang mengharuskan mereka keluar rumah untuk bekerja.





Janganlah mereka dianggap bandel, tidak ikuti anjuran pemerintah dan sebagainya kalau tak ada mereka kalian mau makan apa? Batu gitu!

Untuk itu, jangan kebanyakan tidur di bulan ramadhan. Sebab tidur tak akan banyak memberikan manfaat, tidurlah secukupnya karena waktu akan terus berputar dan ingat satu masa nanti kita akan berada pada fase yang pasti yaitu "kematian" salam, saya c4punk see u next thread.