NegaraTerbaruAvatar border
TS
NegaraTerbaru
ISIS : Tolak FTF Demi Keamanan, Pulangkan Anak Demi Humanisme

Spoiler for Anak-anak:



Spoiler for Video:



Kita semua setuju bahwa teroris tidak akan pernah memiliki tempat di hati rakyat Indonesia. Mereka telah membawa luka dan nestapa. Mereka telah menyulut amarah bagi seluruh rakyat Indonesia, serta memberi rasa trauma. Oleh karena itu, banyak dari masyarakat yang tak setuju akan wacana pemerintah untuk memulangkan 689 WNI Eks ISIS.

Pada akhirnya pemerintah menolak memulangkan mereka. Pertimbangannya adalah kekhawatiran akan munculnya teroris baru yang membahayakan 267 juta rakyat Indonesia.

Menko Polhukam Mahfud MD memastikan bahwa pemerintah tak akan memulangkan WNI terduga eks ISIS ke Indonesia. "Pemerintah tidak ada rencana memulangkan teroris. Bahkan tidak akan memulangkan FTF (Foreign Terorist Fighter) ke Indonesia," kata Mahfud setelah rapat tertutup dengan Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Bogor, 11 Februari 2020.

Sumber : Kompas[Saat Negara Menolak Kepulangan WNI Teroris Pelintas Batas dan Eks ISIS]

Hal yang jadi pertanyaan apakah 689 WNI eks ISIS tersebut semuanya merupakan FTF? Bagaimana dengan WNI eks ISIS yang merupakan perempuan dan anak-anak?

Berdasarkan Kajian Kontra Terorisme dan Kebijakan, Tantangan dan Solusi Pemulangan Simpatisan ISIS oleh Habibie Center, sekitar 30 ribu – 42 ribu orang dari lebih 110 negara telah terbang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS bahkan sejak sebelum ISIS mendeklarasikan kekhilafahannya pada Tahun 2014.

Maret 2018, Pasukan Demokratik Suriah menggempur pertahanan terakhir ISIS di daerah Dayr az-Zawr. Hasilnya, mereka menahan 6000 orang kombatan ISIS. Sementara para anggota keluarga kombatan yang terdiri dari perempuan dan anak-anak ditempatkan di beberapa kamp pengungsian. Kamp terbesar, yakni Al-Hawl dihuni lebih dari 73 ribu anggota keluarga simpatisan kombatan ISIS. Sekitar 49 ribu dari 73 ribu orang tersebut merupakan anak-anak usia di bawah 12 tahun.

Berdasarkan data yang disebutkan sebelumnya saja kita bisa simpulkan bahwa sebagian besar dari ISIS merupakan keluarga para FTF. Bahkan lebih dari 50% ISIS terdiri atas anak-anak.

Oleh karena itu, pemerintah tetap membuka opsi memulangkan anak-anak dari WNI FTF dan terduga eks ISIS ke Indonesia. Harus diingat bahwa mereka sama sekali tak terlibat aksi terorisme orang tuanya.

Pemerintah juga akan mengkaji lebih dalam case by case jika anak-anak yang dipulangkan ternyata telah terpapar paham radikalisme dan terorisme. "Anak-anak di bawah 10 tahun akan dipertimbangkan, tapi case by case. Ya lihat aja apakah ada ortunya atau tidak, yatim piatu (atau tidak)," ujar Mahfud MD.

Sumber : Kompas [Tak Hanya Eks ISIS, Semua WNI Terduga Teroris Lintas Batas Tak Akan Dipulangkan]

Namun pemerintah harus segera memulangkan anak-anak tersebut, karena apabila makin lama dibiarkan berada di sana, maka akan makin mudah dan lebih cepat mereka terkontaminasi atmosfer yang buruk di kamp pengungsian. Apalagi hingga saat ini, pemerintah belum memiliki data detail tentang jumlah anak-anak dari total rombongan para WNI FTF dan terduga eks ISIS.

SETARA Institute mengatakan pemulangan terhadap anak-anak adalah hal yang cukup mendesak. Sebab, semakin lama anak-anak tinggal di kamp tahanan, atmosfer yang buruk di sana akan berdampak pada mereka. Mereka juga akan makin terpapar paham ekstrem ISIS.

Sumber : CNN Indonesia [SETARA Minta Jokowi Pulangkan Anak-anak WNI eks ISIS]

Akan tetapi, bagaimana dengan nasib WNI Eks ISIS perempuan yang bukan merupakan FTF?

Kita memahami bahwa langkah pemerintah tidak memulangkan WNI FTF adalah untuk meminimalisir potensi gangguan keamanan dan ancaman terorisme. Akan lebih baik lagi apabila pemerintah juga turut mengkaji kepulangan perempuan WNI Eks ISIS yang bukan FTF. Hal ini juga menunjukkan bahwa pemerintah mengedepankan kemanusiaan.

Harus diingat bahwa korban terorisme bukan hanya korban serangan teror dan efek psikis dampak serangan teror di dalam negeri. Anak Istri para FTF ISIS juga telah menjadi korban terorisme. Mereka dibawa ke Suriah untuk tujuan yang tidak benar. Seperti Nada Fedulla, remaja perempuan asal Indonesia yang terpaksa ke Suriah dan menjadi anggota ISIS karena ajakan orang tuanya.

Kini ia terlunta-lunta di kamp pengungsian bersama pengungsi perempuan lainnya.

Sumber : BBC [WNI eks ISIS di Suriah yang ingin kembali ke Indonesia: 'Saya sangat lelah, saya sangat berterima kasih jika menerima kami pulang']




mr.brownies
sebelahblog
4iinch
4iinch dan 3 lainnya memberi reputasi
2
2.3K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan