BANYAK gadis yang terpikat penampilan luar lelaki. Maka Budiman, 23, warga Sleman (DIY) dengan keahliannya mendekati gadis, tiga dara Yogyakarta berhasil dinodai dan direkam pula. Dengan rekaman porno itu Budiman mencoba memeras para korbannya. Tapi sial, baru sekali memeras, jadi urusan polisi.



Di era gombalisasi ini, penampilan santun, pintar bicara dan seiman ternyata tak hanya buat modal pilkada. Dalam urusan pilihan calon istri, modal semacam itu bisa juga digunakan, dan hasilnya memang sangat signifikan. Banyak gadis yang bertekuk lutut dan berbuka paha, gara-gara penampilan pemuda yang santun dan cakap bicara tersebut.



Budiman yang tinggal di kawasan Sleman, kebetulan memang memiliki tampang yang cakep, ditambah santun dalam penampilan dan pintar bicara. Sadar akan nilai tambah dalam dirinya, lalu digunakan sebaik mungkin. Tapi bukan untuk menjadi pengacara atau bintang film, melainkan hanya uuntuk ngadali cewek cantik, demi kepuasan ranjang sekaligus keuangan.



Di era medsos yang makin mewabah ini, bakat don yuan Budiman semakin terpupuk. Lewat ngetwit dan WA-nan, dia bisa mendekati sejumlah cewek cantik. Di antaranya Wahyuni, 20, seorang mahasiswa yang cukup cantik. Melihat tutur kata Budiman yang santun, tampan, pintar bicara, dan seiman pula; sigadis langsung terkesima.



Maka ketika diajak kopidarat dan mampir ke kos-kosannya di Sleman, dia mau saja. Di kamar inilah Wahyuni dirayu dan kemudian siap digauli. Si gadis sama sekali tak sadar bahwa kegiatannya “oh yesss oh no” tersebut diam-diam direkam oleh Budiman lewat kamera rahasia.



Sebulan setelah berkenalan, Budiman menghilang. Tapi kemudian kirim video cabul pada Wahyni dengan ancaman: jika tak bayar Rp 5 juta, gambar ini akan dipublikasikan di medsos. “Kalau saya tambah komentar niru Buni Yani, bisa geger kampung kamu nanti,” begitu kata Budiman.



Beruntung Wahyuni tak termakan gertakan itu. Dia lapor polisi dan penjahat kelamin itu berhasil ditangkap. Tapi dalam pemeriksaan terungkap, ternyata ada 3 gadis cantik yang sudah divideokan dan siap tayang. “Tapi yang buat meras baru kali ini kok Pak.” Kata Budiman.

Enak betul Budiman, sudah “meres” orangnya, meres pula duitnya.



SUMBER