- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Hati – Hati, Provokasi Melawan Aksi Pembakaran Bendera Mulai Merebak
TS
bangzaldi
Hati – Hati, Provokasi Melawan Aksi Pembakaran Bendera Mulai Merebak
Quote:
MATA INDONESIA, JAKARTA – Para pelaku pembakar bendera yang diduga panji-panji Hizbut Thahrir Indonesia (HTI) telah meminta maaf kepada publik akibat ketidaknyamanan yang mereka timbulkan.
Tetapi permintaan maaf itu tidak serta merta menyejukkan suasana. Terbukti di beberapa daerah seperti muncul provokasi serentak untuk melakukan protes perlawanan.
Sebelumnya dikabarkan aksi itu muncul dari Banten hingga Bogor. Namun dalam beberapa hari mendatang sejumlah wilayah di Indonesia seperti dikomando untuk melakukan aksi yang sama seperti kekhawatiran Wali Kota Gorontalo Marten Taha.
Seperti dilaporkan Antara 24 Oktober 2018, Marten pun membuat surat imbauan kepada semua ulama, habaib, kiyai, ustadz dan semua pimpinan ormas Islam untuk mendinginkan suasana dan menenangkan masyarakat Gorontalo.
Dia juga mengimbau aparat hukum agar mengambil langkah antisipatif sesuai koridor hukum agar ada kejelasan dalam insiden tersebut.
Marten sendiri mengaku prihatin dengan insiden pembakaran tersebut. Tetapi masyarakat tidak boleh terprovokasi oleh oknum tidak bertanggung jawab yang ingin mencapai tujuannya dengan membuat kekacauan di negeri ini.
Masyarakat juga diminta untuk mempercayakan proses hukum atas oknum pembakaran tersebut kepada aparat penegak hukum.
Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas mengatakan, tidak ada hukum tunggal dalam urusan membakar bendera atau benda dengan tulisan kalimat tauhid. Penggunaan hukum didasarkan pada niat dan latar belakang perbuatan tersebut.
Yunahar kemudian memberikan ilustrasi peristiwa yang hampir sama pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan. Saat itu Utsman meminta para sahabat mengumpulkan mushaf atau naskah Alquran.
Lantas mushaf pribadi milik para sahabat itu dimusnahkan dengan cara dibakar. Hal itu dilakukan untuk menyeragamkan atau standarisasi mushaf sehingga tidak ada perbedaan tulisan Alquran. Tak ada yang mempertentangkan keputusan Utsman.(kris)
Tetapi permintaan maaf itu tidak serta merta menyejukkan suasana. Terbukti di beberapa daerah seperti muncul provokasi serentak untuk melakukan protes perlawanan.
Sebelumnya dikabarkan aksi itu muncul dari Banten hingga Bogor. Namun dalam beberapa hari mendatang sejumlah wilayah di Indonesia seperti dikomando untuk melakukan aksi yang sama seperti kekhawatiran Wali Kota Gorontalo Marten Taha.
Seperti dilaporkan Antara 24 Oktober 2018, Marten pun membuat surat imbauan kepada semua ulama, habaib, kiyai, ustadz dan semua pimpinan ormas Islam untuk mendinginkan suasana dan menenangkan masyarakat Gorontalo.
Dia juga mengimbau aparat hukum agar mengambil langkah antisipatif sesuai koridor hukum agar ada kejelasan dalam insiden tersebut.
Marten sendiri mengaku prihatin dengan insiden pembakaran tersebut. Tetapi masyarakat tidak boleh terprovokasi oleh oknum tidak bertanggung jawab yang ingin mencapai tujuannya dengan membuat kekacauan di negeri ini.
Masyarakat juga diminta untuk mempercayakan proses hukum atas oknum pembakaran tersebut kepada aparat penegak hukum.
Wakil Ketua Umum MUI Yunahar Ilyas mengatakan, tidak ada hukum tunggal dalam urusan membakar bendera atau benda dengan tulisan kalimat tauhid. Penggunaan hukum didasarkan pada niat dan latar belakang perbuatan tersebut.
Yunahar kemudian memberikan ilustrasi peristiwa yang hampir sama pada masa kepemimpinan Khalifah Utsman bin Affan. Saat itu Utsman meminta para sahabat mengumpulkan mushaf atau naskah Alquran.
Lantas mushaf pribadi milik para sahabat itu dimusnahkan dengan cara dibakar. Hal itu dilakukan untuk menyeragamkan atau standarisasi mushaf sehingga tidak ada perbedaan tulisan Alquran. Tak ada yang mempertentangkan keputusan Utsman.(kris)
2
2.4K
22
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan