Kapan terakhir kali ente ke warnet gan? Menjamurnya provider internet yang masuk ke perumahan membuat jaringen internet lumrah di tempat tinggal kita. Belum lagi banyaknya spot wifi gratis yang hampir ada di setiap tempat nongkrong. Sekarang juga browsing semudah geser-geser layar di smartphone, mau cari apa aja tinggal rogoh kantong.

15 tahun lalu tepatnya awal 2000an warnet adalah primadona anak-anak muda. Walaupun pelanggannya ditaruh di bilik-bilik kecil yang disekat macem piaraan, mau ke mana lagi selain ke warnet buat main CS, copas blog dan wikipedia ke tugas sekolah yang dikumpulin, download lagu-lagu top 10 billboard, sampe cari tau update video saru (tidak layak, jorok, tidak senonoh dalam bahasa jawa) yang lagi hot diomongin. Sekarang sih enakan cari tau sendiri di kamar ya wkwkwkw.

Dulu memang warnet jadi bisnis yang menggiurkan, istilahnya tinggal duduk uang datang. Yang punya akses internet sendiri cuma segelintir orang, warnet jadi satu-satunya tempat buat surfing di dunia maya dan main game online. Sayangnya, gak banyak yang memperhatikan kalau perkembangan jaman menuntut hardware PC untuk terus diupdate supaya compatible dengan software yang ada.

Mereka yang memperhatikan kebutuhan konsumen bertahan karena membaca trend. Game online berkembang jadi game yang gak cuma butuh koneksi internet, tapi juga PC yang sanggup menjalankan gamenya tanpa lag. Meski akses internet sudah gampang, tapi enggak dengan kelulasaan bermain game online. Setiap orang bisa punya PC tapi beda cerita dengan PC yang sanggup mainin game-game AAA dengan grafis berkembang setiap tahunnya.



Kini, cuma game center alias warnet premium yang bisa menjaring pelanggan karena menyediakan kebutuhan pasar. Warnet premium punya fasilitas PC yang mumpuni, aksesoris yang lengkap, dan tempat yang nyaman. Memang lebih mahal dibanding warnet biasa, tapi dicari karena memenuhi kebutuhan. Dulu cuma butuh koneksi internet, sekarang butuh hardware yang mumpuni.

Warnet-warnet old school mulai gulung tikar. Beberapa warnet berusaha bertahan mengembangkan bisnis misalnya dengan membuka jasa ngetik dan printing, suntik lagu, burn cd, sampai jual asesoris dan stationery. Unsur internetnya memang belum mati, tapi seberapa banyak pelanggan sih yang pakai jasa koneksi internetnya.

Bisa dibilang warnet gak lagi mengandalkan pemasukan dari 'internet' karena PC yang udah gak compatible dengan jamannya. Anak-anak sekolah dan kuliah dateng buat minta tugasnya diketikin, makalahnya dirapiin sebelum diprint, atau beli pulpen. Main game di situ udah bukan pilihan lagi karena gak memungkinkan. Ya kali mainin PUBG yang installernya aja 10GB di Windows XP. Main Ragnarok sih bisa, tapi sama siapa.



Selain PC yang harus diupgrade untuk memenuhi kebutuhan pasar, warnet juga harus memperhatikan kualitas akesoris, kenyamanan fasilitas, kebersihan tempat, dan keramahan karyawan. Karena kalau akan bersaing dengan warnet premium lain, diperlukan nilai lebih yang bisa membuat pelanggan nyaman berlama-lama main game.

Sudah mencoba ke warnet terdekat di tempat agan belakangan ini? Gimana kondisi PC-nya? Gimana kelengkapan asesorisnya? Gimana kenyamanan tempatnya? Apakah dapat bertahan?