Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Masih ada anak kurang gizi di Asmat

Tampak depan Rumah Sakit Umum Daerah Agats di Kabupaten Asmat, Papua, pada Kamis (8/3/2018).
Status Kejadian Luar Biasa (KLB) gizi buruk dan campak di Agats, Kabupaten Asmat, sudah dicabut Bupati Elisa Kambu pada 5 Februari 2018. Pencabutan status didasari rekomendasi teknis Kementerian Kesehatan.

Pelaksana Tugas (PLt) Direktur RSUD Agats M. Nokir Sandadua mengatakan kasus campak memang tak ada lagi di sana. Namun begitu ada sejumlah anak gizi buruk (malnutrisi) yang masih dirawat.

Beritagar.id kebetulan menemuinya saat melawat RSUD Agats, Kamis (8/3/2018) siang WIT. Suasana rumah sakit terasa sepi dan semua pintu tertutup.

Setelah mengetuk pintu bangsal, tak berapa lama satu keluarga membukanya. Rupanya mereka sedang beristirahat, Beritagar.id pun meminta maaf. Meski begitu mereka mempersilakan masuk.

Di dalam kamar, realita itu tampak. Tiga anak pasien gizi buruk tergeletak di dua tempat tidur; dua orang masih berusia 1-2 dua tahun, seorang lagi berumur 10 tahun.

Roy Ames Baki, bocah paling tua di kamar itu, sekitar dua bulan dirawat. Kondisinya paling parah dibanding dua anak pertama. Tubuhnya hanya tulang dibalut kulit, kesulitan bergerak, dan hanya bisa berada di atas dipan. Bahkan untuk berpaling pun, Roy membutuhkan bantuan orangtuanya.

Fransiskus Bier, orangtua Roy, menuturkan kondisi anaknya terus turun sejak Februari. Dari tempat tinggalnya di Kampung Cunmel, Distrik Akat, Kabupaten Asmat, Fransiskus menggendong Roy dengan jalan kaki ke puskesmas.

Setelah ditangani sejenak, puskesmas merujuknya dan membawanya dengan perahu bermotor tempel ke RSUD Agats. Di RSUD Agats, Roy harus masuk ruang intensif (ICU).

Beberapa hari di ICU, Roy membaik dan ditampung di bangsal besar. Roy pun sudah bisa diajak bicara meski ucapannya masih belum jelas. Kendati begitu kondisi tubuhnya masih tetap kurus kering dan belum mengalami kemajuan berarti.

Sejauh itu pula Roy tidak mengenakan pakaian, tenaga medis melarangnya. Ia juga tak bisa makan, cuma minum.

Lantaran Roy dirawat di rumah sakit, Fransiskus bersama isteri dan anak-anak lainnya harus tinggal di kota Agats. Mereka harus menjaga Roy.

"Sebagai orangtua, saya tidak merasa putus asa. Siang malam, saya tak pernah tidur. Roy harus sembuh," kata Fransiskus optimistis.

Roy Ames Baki, 10 tahun, terbujur lemas di bangsal RSUD Agats, Kabupaten Asmat, Papua, Kamis (8/3/2018).
PLt. Direktur RSUD Agats, M. Nokir Sandadua menjelaskan sekarang ada enam anak yang masih dirawat. Dua anak di antaranya sebenarnya sudah membaik sehingga dipersilakan pulang, tapi tak berapa lama kembali lagi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.

"Saya juga baru dapat informasi dari beberapa dokter Kementerian Kesehatan yang bertugas di beberapa puskesmas bahwa ada tiga anak gizi buruk dibawa lagi untuk dirawat. Ketiganya dari Distrik Atsi dan Distrik Kamur," katanya.

Nokir lebih lanjut menjelaskan 7 Maret lalu seorang pasien gizi buruk, Sisilia (4) asal Kampung Suru, meninggal dunia. Dokter RSUD Agats sebenarnya sudah merujuk Sisilia ke RSUD Timika, tapi keluarganya menolak.

"Kami sudah memberikan pemahaman secara baik, namun tak direspon. Sehingga mereka membawa anaknya keluar dari rumah sakit, padahal masih dalam keadaan sakit," ungkap Nokir.

Ditemui secara terpisah, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Asmat dr Steven Langi menjelaskan bahwa pemerintah tetap melakukan pendampingan setelah status KLB dicabut.

Dinas Kesehatan dibantu TNI memperkuat 10 dari 16 puskesmas di Kabupaten Asmat, terutama puskesmas yang belum memiliki dokter. "Jadi, mereka melakukan pengawasan terhadap anak-anak yang pernah dirawat di rumah sakit akibat gizi buruk maupun campak," ujarnya.

Seluruh tenaga kesehatan itu akan mengalami pergantian secara rutin. Rotasi tim terbaru, menurut Steven, akan datang pada 19 Maret nanti. Adapun yang sekarang bertugas bakal kembali ke Jakarta.

Beritagar.id pun bertanya lebih detail soal data seluruh anak yang pernah dirawat akibat gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat. Namun Steven menyarankan bertanya ke posko penanganan KLB gizi buruk dan campak.

Namun di posko hanya ada seorang anggota TNI. Ia pun tak punya jawaban karena baru bertugas beberapa hari. "Minta maaf pak, saya sendiri dan tak memegang data keseluruhan. Lebih baik menunggu dulu, karena sebentar malam akan berlangsung pertemuan bersama pemerintah serta beberapa instansi terkait lain," katanya.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...-gizi-di-asmat

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Kans Yusril, paraf mewah Rita, dan pelarangan cadar UIN

- Fadli Zon keberatan Sri Mulyani diganjar penghargaan

- Dua hal baru dalam tuntutan kasus korupsi Nur Alam

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
586
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan