BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Pengangguran tertinggi di Indonesia adalah anak muda

Tiga anak muda tengah beraktivitas di ruang kerja bersama (coworking space) di JSC Hive, Setiabudi, Jakarta, Senin (5/3/2018).
Menteri Tenaga Kerja M. Hanif Dhakiri bulan lalu mengklaim angka pengangguran di Indonesia pada 2017 turun dibanding periode sebelumnya. Angkanya mencapai 5,5 persen. Sementara target pada 2018, pengangguran turun hingga 5 persen.

Hanif pun menegaskan bahwa angka 2017 itu yang terendah sejak era reformasi. "Kalau dasarnya perbandingan dengan tahun sebelumnya, pengangguran di Indonesia saat ini merupakan terendah sejak reformasi," katanya dilansir JPNN pada 27 Februari 2018.

Menteri asal Partai Kebangkitan Bangsa ini kemudian menjelaskan bahwa penurunan angka pengangguran itu tak lepas dari perbaikan sektor pendidikan. Dunia pendidikan dinilai mampu melahirkan tenaga kerja dengan keahlian yang mampu bersaing.

Selain itu, seperti ditulis Okezone, pengangguran menurun karena sektor informatika dan daring sedang marak. Misalnya, lanjut Hanif, transportasi berbasis aplikasi daring yang sejauh ini masih diwarnai pro-kontra.

Bila menyelisik data International Labour Organisation(ILO) keluaran Maret 2017, klaim Hanif tak sepenuhnya tepat meski yang dihitung adalah pengangguran terbuka. Bila melihat pasca-era reformasi (1998), memang benar bahwa perkiraan pengangguran terbuka 2017 cukup rendah kendati angkanya masih dua digit (19 persen).

Pengangguran terbuka yang dicatat ILO itu adalah kategori usia 15-24 tahun. Sementara pengangguran terbuka adalah salah satu acuan pemerintah untuk membuka lapangan kerja.

Anak muda berusia 15-24 tahun ini tidak bekerja, tetapi bisa bekerja dan sedang mencari pekerjaan, termasuk mereka yang baru saja keluar dari pekerjaan karena kemauan sendiri dan mereka yang kehilangan pekerjaan.

Mengapa anak usia 15 tahun masuk kategori angkatan kerja? Itu adalah klasifikasi yang ditetapkan pemerintah, dalam hal ini Badan Pusat Statistik (BPS).

Adapun angka 2017 untuk Indonesia di catatan ILO itu masih jauh dari angka pengangguran terendah sejak 1994, yakni pada 1995 yang mencapai 11,6 persen.

Jadi menurut data ILO, angka itu bukan yang terendah. Memang jauh lebih rendah dan trennya terus turun dibandingkan pada 2005 ketika angka pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 32,3 persen atau yang tertinggi sejak era reformasi.

Bila dibandingkan dengan lima negara di Asean, angka perkiraan pengangguran terbuka di Indonesia pada 2017 adalah tertinggi kedua setelah Brunei Darussalam (23,4 persen). Adapun pengangguran di Singapura dan Thailand paling kecil; 4,5 persen.

Meski begitu ini tak serta merta bisa diambil kesimpulan. Maklum, perlu melihat pula jumlah populasi orang usia 15-24 tahun di masing-masing negara dan jumlah lapangan pekerjaannya.

Sedangkan dari data BPS terbitan Agustus 2017 yang dipelajari Lokadata Beritagar.id menunjukkan bahwa tren pengangguran di Indonesia memang menurun. Itu terjadi di perdesaan maupun di perkotaan.

Angka pengangguran Indonesia pada 2017 (perkiraan) adalah tertinggi kedua setelah Brunei Darussalam.
Tren penurunan terlihat pada seluruh klasifikasi usia selama kurun 2008-2017. Yang menarik adalah tingkat pengangguran terbuka kalangan tua, minimal 55 tahun, di perkotaan justru meningkat pada 2017.

Angkanya naik 2,4 persen menjadi 2,8 persen. Sementara di perdesaan turun hingga hampir nol; 0,8 persen.

Namun begitu, angka pengangguran terbuka pada kalangan usia 15-24 bisa menarik perhatian. Angkanya paling tinggi dari seluruh klasifikasi usia, baik di perkotaan (22,9 persen) maupun di perdesaan (17,2 persen).

Lagi-lagi, meski paling tingi, tren angkanya memang menurun. Namun sayang, belum diketahui apa pemicu tingginya angka pengangguran terbuka usia 15-24 tahun ini.

Apakah tak ada lapangan pekerjaan? Atau tenaga kerja yang ada belum memenuhi syarat keterampilan di lapangan kerja?

Yang jelas menurut Hanif dalam Kumparan, para tenaga muda memang rentan terhadap perubahan pola kerja industri yang kian modern. Kemajuan teknologi dan mesin sedikit banyak mengancam para pekerja muda.

Itu sebabnya, kata Hanif, pemerintah secara aktif memberi perhatian kepada dunia industri ini. Apalagi anak muda yang menganggur rentan pula pada kabar bohong (hoax) di media sosial dan kriminalitas.

Hanif berkaca pada pengalaman Jerman yang sedang menghadapi masalah pengangguran kelompok usia muda. "Sebuah surat kabar di Jerman menyebut anak-anak yang menganggur merupakan komunitas yang paling berbahaya," tuturnya.

Tingkat pengangguran terbuka di perdesaan dan perkotaan.


Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...alah-anak-muda

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Misteri kematian pendiri jaringan ritel Matahari

- Upaya TNI membantu penanganan gizi buruk di Asmat

- Masih ada anak kurang gizi di Asmat

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
1.4K
4
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan