NGOPI DULU APA NGOPII.. DIEM-DIEM BAEE!
Dimanapun, bagaimanapun, dan apapun kondisi yang sedang terjadi, selalu kopi yang harus dicari. Selain rasanya yang enaa, kopi juga bisa menenangkan sekaligus penyemangat untuk memulai aktivitas.
Ada satu kopi yang berasal dari Bengkulu yang sudah go internasional dan salah satu kopi yang digandrungi di Eropa lho gan
Penasaran dengan kopinya? Kuy disimak informasinya dibawah sokin
Ilustrasi biji kopi di atas meja kayu | Iskra Antova /Shutterstock
Quote:
Penggemar kopi lokal Indonesia khususnya jenis robusta, sebaiknya mencoba cita rasa
kopi Trabas asal Bengkulu ini. Salah satu kopi peninggalan era kolonial dengan kualitas unggul dan cita rasa unik.
Berasal dari desa Tanah Hitam, kecamatan Padang Jaya, kabupaten Bengkulu Utara, disebut khusus sebagai biji kopi Petik Merah. Tanpa gula saja cita rasa yang dikecap lidah tidak terasa pahit atau asam dan berbeda dengan kopi lain.
Nama Trabas adalah anonim dari
tradisional robusta Bengkulu asli. Diberikan sebagai merk dagang oleh mahasiswi sekaligus petani kopi lokal, Putri Eka Sari.
Cita rasa unik ini dihasilkan secara alami karena bibit kopi londo, alias biji kecil asal Belanda yang dibawa sejak era penjajahan. Inilah salah satu beda kopi robusta biji kecil dengan robusta lainnya, sementara robusta sintaro dikenal memiliki sedikit rasa asam.
Selain itu, proses pengolahan melalui tiga tahap hingga siap konsumsi. Proses ini dianggap penentu kualitas kopi yang sempurna.
Proses diawali dengan memilih biji kopi Petik Merah. Biji kopi dipilih secara teliti benar-benar siap panen. Lalu proses penting pertama disebut proses basah.
Tahapan ini biji kopi tadi di rendam dalam wadah atau bak. Dengan tujuan mengambil biji Petik Merah yang tenggelam. Lalu biji Petik Merah mengapung pun dipisahkan. Langkah selanjutnya, biji Petik Merah pilihan di cuci lagi beberapa kali. Hingga bersih dan tidak berlendir.
Proses pengelolaan dilanjutkan dengan meredam biji Petik Merah tadi selama 24 jam. Kemudian, di cuci kembali beberapa kali. Usai di cuci, langkah selanjutnya penjemuran di area khusus. Proses ini biji kopi tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung.
Lanjut dengan proses yang dinamakan honey process. Langkah ini biji kopi yang masih berlendir kembali di jemur hingga mencapai kelembaban 12 persen.
Proses terakhir, disebut natural. Biji petik merah di jemur hingga kering. Lalu, biji kopi telah siap di tumbuk menggunakan mesin kopi.
Quote:
Menurut Ketua Badan Pengurus Daerah Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (BPD AEKI) daerah Bengkulu, Bebby Hussy, produksi kopi per tahun di daerahnya mencapai angka 60 ribu ton.
Dari jumlah 60 ton kopi yang dihasilkan, sebanyak 30 ton dipasarkan di dalam negeri. Sisanya siap diekspor. Kopi yang diekspor berkualitas tinggi dan terbaik. Ekspor tersebut salah satu untuk pemenuhan permintaan kopi di negara-negara Eropa.
''Kopi Bengkulu sudah sangat layak untuk di ekspor. Berapa pun jumlahnya, kami ekspor. Itu akan diterima negara-negara yang membutuhkan," jelas Bebby.
Pasar luar negeri yang potensial adalah Eropa, seperti negeri Beruang Merah, Rusia. Pasar Eropa menurut Bebby siap menampung kopi Bengkulu dari 500 ton, 20 ribu ton, hingga 30 ribu ton.
Pelaksana tugas Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah menambahkan, produksi kopi lokal Bengkulu menjadi produksi nasional terbesar ketiga dari segi jumlah. Selain itu, jika kopi di ekspor langsung melalui pelabuhan Pulau Baai diharap akan meningkatkan harga di tingkat petani.
Selain Bengkulu Utara, daerah lain yang juga menjadi surga budi daya kopi adalah di lereng
Gunung Kaba, Kabupaten Raja Lebong, provinsi Bengkulu. Kopi yang banyak dihasilkan dari daerah itu adalah jenis robusta dan arabika. Dengan luas lahan tanam hingga 93 ribu hektare, kapasitas panen per hektar mencapai dua ribu ton.
Sedangkan di Kabupaten Kepahiang yang masih berbatasan dengan gunung Kaba, terdapat kurang lebih 24 hektare area kebun kopi. Dengan produksi utama
robusta sintaroatau Sindang Dataran Robusta produksi maksimal per hektar hanya sekitar 600 kilogram saja.
Dalam ajang AEKI AICE Coffee Contest 2016 yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (PPKKI), kopi asal Bengkulu berhasil masuk nominasi 15 kopi unggulan nusantara.
"Kopi robusta Kepahiang, Bengkulu, terpilih masuk 15 besar untuk dipilih tiga besar sebagai kopi terbaik di Indonesia," kata pegiat kopi dari Bengkulu, Heri Supandi dinukil
Tempo.co.
Kompetisi AEKI AICE COFFEE Contest 2016 dihadiri juri-juri terbaik dari 12 negara. "Ini adalah upaya membuka peluang ekspor kopi Bengkulu nantinya menjadi lebih besar lagi dan menjadi kebanggaan daerah," ujar Heri.
Kopi Trabas ini udah terekspor hingga 30 TON tersebar di seluruh Eropa bree... warbiasa~
Selain itu, kopi trabas juga termasuk nominasi 15 kopi unggulan nusantara
Seperti kata engkong yang di iklan Maspion.
Cintailah ploduk-ploduk Indonesia~
Quote:
Quote: