c4punk1950...Avatar border
TS
c4punk1950...
Budaya Betawi Yang Mulai Tergusur Zaman Hingga Terancam Punah




Hai ncang, ncing, nyak, babeh balik lagi nih ma ane di kaskus tercinta memberikan info menarik untuk anda.

"Jalan-jalan ke pasar gembrong"
"Jangan lupa bawa nasi bungkus, sama roti"
"Kalau ente nih pada mau nongkrong"
"Pantengin nih kaskus, ame secangkir kopi"

"Cakep dah bang, terusin dah tuh pantun"



Yah seperti itulah pantun-pantun yang ada dihadirkan pada adat betawi, terutama adat istiadat palang pintu, sementara betawi ora atau pinggiran menyebutnya "Rebut Dandang" atau "Tepuk Dandang". Adat ini untuk sekarang ini masih ada hanya pada pesta pernikahan, khitanan atau kedatangan pejabat. Tradisi palang pintu sendiri penciptanya masih simpang siur, namun unsur silat yang menarik dan permainan pantun memang menjadi ciri dalam tradisi ini, namun ciri dari negeri Arab tampak terasa di adat ini, dengan adanya iringan shalawat dan tepukan rebana.



Kemudian kita lihat nyanyian dan alat musik betawi yang sudah jarang sekali anak muda zaman terkini mendengar atau melihatnya bahkan memainkannya, yaitu gambang kromong. Dalam pertunjukannya gambang kromong, biasanya tangga nada yang di gunakan merupakan tangga nada pentatonik Cina. Tangga nada tersebut biasa dikenal dengan selendro cina atau salendro mandalungan. Selain gambang dan kromong, alat musik Gamelan yang di gunakan diantaranya adalah gong, gendang, suling dan kecrek. Selain itu juga menggunakan alat musik dari Cina sebagai pengisi melodi seperti sukong, tehyan dan kongahyan.

Berikutnya kita mengenal barongan betawi, yang dimaksud barongan ini adalah ondel-ondel, nah yang mempopulerkan nama barongan ini adalah Benyamin. S yang menjadi legenda di tanah betawi.



Awalnya dulu barongan atau ondel-ondel, fungsinya sebagai penolak bala atau semacam azimat. Saat itu, ondel-ondel dijadikan personifikasi leluhur penjaga kampung. Tujuannya untuk mengusir roh-roh halus yang bergentayangan mengganggu manusia. Oleh karena itu tidak heran kalau wujud ondel-ondel dahulu, menyeramkan. Memang adat budaya ini juga adopsi dari masyarakat hindu kuno yang menjadi budaya di seantero pulau jawa dan Bali.



Bahkan yang sudah punah saat ini adalah budaya pentas seni wayang betawi, asal muasal wayang ini memang banyak versi-versi sejarah tentang wayang kulit/golek Betawi. Kebanyakan dari versi yang ada mengkaitkannya dengan kehadiran pasukan mataram di Betawi. Terlepas dari benar atau tidaknya versi-versi sejarah lahirnya seni pewayangan di Betawi, yang jelas kehadiran wayang kulit Betawi adalah hasil interaksi dengan budaya para pendatang yang berasal dari Jawa. Oleh karena itu, tak heran antara wayang Betawi dengan Wayang Kulit/ golek jawa banyak terdapat kesamaan. Tapi sayang pagelaran wayang Betawi ini saya rasa sudah punah di zaman kini. Wayangnya masih bisa kita lihat namun pementasannya sudah tak ada lagi, berganti dengan wayang politik negeri ini.

Betawi memang kultur yang sangat beraneka ragam dari dulu, hingga budayanya juga percampuran dari budaya bermacam - macam negeri. Jadi budaya betawi yang kita kenal saat ini memang budaya campuran.

Berjalannya waktu dengan banyaknya penggusuran, katanya sih kemajuan kota di tanah betawi, maka adat betawi yang ada saat ini sudah jarang sekali terlihat, masih ada namun tambah lama semakin jarang. Mungkin sering lihat di daerah penyangga kota Jakarta dibandingkan tanah Betawinya sendiri.

Nah menurut sumber dari ane mendapatkan ilmu, Untuk jenis tari misalnya, Topeng terus berkembang, Belenggo (statis), Cokek (berkembang), Samrah (hampir punah), Uncul (hampir punah), Ujungan (hampir punah), Tari Zafin (berkembang), Cador (punah), Pencak Silat (berkembang). jenis seni musik Betawi: Rebana Ketimpring (ada palang pintu) terus berkembang, Rebana Hadro (berkembang — identik maulid), Rebana Dor (punah), Rebana Burdah (punah), Rebana Maukhid (punah), Rebana Marawis (berkembang), Gambang Kromong (berkembang), Kroncong Tugu (statis), Rebana Biang (statis), Tanjidor (statis), Gambus (berkembang), Gamelan Topeng (berkembang), Gamelan Ajeng (hampir punah). Kemudian jenis seni teater Betawi, kondisinya seperti ini: Ubrug (punah), Sohibul hikayat (hampir punah), Gambang rancag (hampir punah), Ondel-ondel (berkembang), Ondel-ondel Bodor (punah), Wayang Dermuluk (punah), Wayang Sumedar (punah), Wayang Senggol (punah), Wayang Si Ronda (punah), Wayang Dungdung (punah), Wayang sarkawi (punah), Wayang Ojengan (punah), Wayang Kulit (punah), Lenong Preman (berkembang), Lenong Denes – Melayu (hampir punah), Topeng Betawi (statis), Jinong (hampir punah), Jipeng (hampir punah), Topeng Blantek (statis – antara bertahan dan maju), Topeng Gong (punah), Tonil (hampir punah).



Masyarakat betawi pun lebih senang menjadi juragan kost-kostan daripada ngelenong, dan melestarikan adatnya, hingga seorang Jawara Betawi dengan silat cingkriknya, tak nampak lagi kehadirannya. Entahlah kawan di tengah kemajuan kota Betawi, nampak adat masyarakatnyapun tergusur.

Apa tanggapan kalian, seruupuutt dolo gan....

emoticon-coffee



Source

http://www.orangbetawi.com/2017/09/s...-hingga-punah/

Foto google



Diubah oleh c4punk1950... 03-03-2018 01:45
0
20.6K
110
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan