1. Suasana ala desa di tengah peradaban madani Kota YogyakartoHadiningrat

Mungkin yang pertama kali adalah suasana. Yaps, suasana. Jogja memang Istimewa. Di tengah hiruk pikuknya lalu lalang mobilitas manusia yang tinggi di perkotaan, Jogja menyimpan kedamaian, ketentraman, dan ketenangan di desa. Sungguh sekali lagi, Jogja adalah kota yang istimewa.

Ngomongin suasana berarti ngomongin tentang daya tahan hati. Daya tahan itu berbanding terbalik dengan kegiatan. Kalau kuliah itu akhirnya capek, kerja juga capek, mancing juga capek, pacaran apa lagi capeknya dobel. Namun kalau maiyah, bersilaturahmi di dimensi damai ini, hati rasanya ga pernah capek, Mungkin salah satu faktornya ya ini suasana ala desa di tengah peradaban madani Kota. heuheuheu

2. Kekangenan kalihan Sedulur Maiyah

Yang pertama yang pasti dikangeni jikalau lama ga maiyahan ya adalah sedulur-dulur maiyah itu sendiri. Betapa tidak, kekangenan itu datang di setiap ingatan saya saat saya mau berkenalan dengan mereka.
Setelah saya mendapatkan tempat untuk bersila guna mendengarkan dan menikmati hidangan olahan hati dan pikiran mbah nun hampir saya sempatkan diri saya untuk berkenalan dengan mereka.
Biasanya dimulai dari asal daerah seperti, " Mas, dari mana nggih?" yang kemudian diikuti oleh pertanyaan nama yang di awali oleh perkenalan diri, "Kulo om lembu mas, njenengan asmane sinten nggih mas?".
Dan kemudian terjadilah percakapan dalam, dari selatan hingga utara dari timur hingga barat. Meskipun juga, kadang untuk nanya lupa nama, karena terlalu asyik dengan obrolan yang ada. Asyiklah
Memang Tuhan Maha Asyik seperti dhawuh mbah Tejo heuheuheu.

3. Kekangenan kalihan sholawat seserangen Mbah Nun, Kiai Kanjeng dan Sedulur Maiyah sedoyo

Ini nih contohnya

4. Kekangenan kalihan Kopi Maiyah harga 3000, penjaga lapar dan dahaga plus ngantuk kala malam

Ada yang bilang "Mungkin saja, Tuhan menciptakan kopi agar kita berteman, kawan?". Kalimat tanya itu benar-benar terbukti saat om lembu berada di suasana maiyah. Masalah yang berat-berat (filosofi, budaya, politik, keuangan, tatakrama, adat-istiadat, agama) seakan-akan menjadi ringan saat ada kopi di samping om lembu.Ga tau kenapa ini bisa terjadi?

Kadang kalau boleh mengusulkan kuliah yang rumit-rumit (seperti kalkulus (1,2,3,4,5), teorel, aljabar linier, pemrograman 2 dan lain-lain) akan lebih bisa dinikmati pelajarannya jikalau para mahasiswa ditemani oleh sang kopi. Mungkin lah, mungkin hehehe.

5. Kekangenan kalihan Tawa sejahtera ala Wajah Maiyah sesarengan

ini nih foto-fotonya

6. Mbah Sujiwo Tejo

Siapa to Sujiwo itu ? Masak belum kenal? Udah aku jelasin di sini fakta-fakta tentang beliau. Yaps, Ki Dalang tapi bukan sembarang dalang. Dalang yang "nyeleneh" (kreatif), yang mana dia (aku lihat) dalam berseni (berdalang) mengikuti zamannya. Jadi dalang yang dimainkannya dikembangkan sedemikian rupa sehingga tidak lekang oleh budaya modern zaman now dan berhasil menarik minat kaum muda-mudi nusantara. Well, Stop tentang dalangnya, kembali ke maiyah.

Mbah Jiwo ini kalau ngomong dia itu seperti ngawur, namun kalau dipikir ada nilai kebenaran yang tinggi dibaliknya. Contoh nih,
"Manusia itu butuh kegelapan". Jangan langsung dipotong, tentu saja akan berpikir yang tidak-tidak. Kalimat itu masih ada terusannya.
"Manusia itu butuh kegelapan, agar bisa meraba-raba mencari mana yang benar (sang cahaya)".

Kira-kira begitulah contohnya heuheueheu

7. Kekangenan kalihan Senam Otak ala Mas Sabrang dan Letto Crew

Jujur saya bingung mau ngomong apa kalau soal mas sabrang, soalnya kadang saya cuma ngangguk-ngangguk pura-pura ngerti pas dikuliahi ama beliau. .

7. Dan pastinya Mbah Nun (Cak Nun/Emha Ainun Nadjib)

Biasanya pada acara maiyah di Kasihan, acaranya dimulai dengan pembacaan kitab suci oleh rekan-rekan maiyah bersama-sama. Kemudian akan di adakan sharing oleh sedulur maiyah. Kemudian mungkin mas sabrang tampil, atau kalau ga bisa yang lain.
Baru setelah tengah malam, Mbah Nun tampil. Materi-materi yang mungkin agak serak pas di awal-awal, ketika di wilayah waktu Mbah Nun akan bersih riak-riak ketidak mengertiannya.

Pokoknya langsung cepet dong lah. Ga tau kenapa? Pokoknya ibarat makanan siap makanlah, bahasanya sederhana namun kenanya tepat sasaran, pas.

otak gue yang maha lembu hehhehehe