tinyladyAvatar border
TS
tinylady
Mengharukan! Penjual Kopi Keliling Ini Anaknya Berhasil Dipilih WHO Ke Kanada


Purwati, berjuang di Jakarta mengumpulkan uang demi anak-anaknya bisa bersekolah dan mendapat pendidikan terbaik. Ibu dari tiga anak ini biasa berjualan kopi keliling di area Senen, Jakarta.

Nama Purwati muncul di sejumlah media, sebab anaknya yang masih berusia 15 tahun, Monika, berhasil diundang ke Kanada menghadiri pertemuan The WHO 8th Milestone of Global Campaign for Violence Prevention, di Ottawa, Canada pada 19-20 Oktober 2017. Pertemuan ini akan dihadiri sejumlah perwakilan anak, pemerintah, NGO (non-governmental organization/lembaga swadaya masyarakat) sedunia.

Monika hampir batal berangkat karena ibunya sempat menghilang, sedangkan tanda tangan Purwati dibutuhkan buat visa keberangkaatan. Rabu siang, pihak Dinas Sosial mencari Purwati. Purwati memang tinggal berpindah-pindah di area Senen.

Monika gak tinggal bareng Purwati. Remaja itu tinggal di Yogyakarta bersama kakaknya, David (18) di bawah pengasuhan 'Mbah', seorang dermawan yang menolong Purwati belasan tahun silam ketika Purwati hidup tak menentu.

Hidup Penuh Kemalangan

Sejak kecil, Purwati diasuh ibu angkatnya di daerah Kramat, Senen. Dengan pendidikan terbatas, Purwati sering bekerja sebagai petugas kebersihan.

Lalu Ia bertemu dengan ayah Monika dan menikahinya. Mereka memiliki tiga anak yaitu, Devi (21), David (18), dan Monika (15). Sayangnya, saat Monika masih kecil, ayah Monika meninggal akibat kecelakaan pas berangkat kerja.

Tanpa pekerjaan, Purwati sendirian menghidupi anak-anaknya. Ia tinggal di rumah gubuk berjualan sabun colek. Sabun merk Boom harga ecerannya masih Rp 2500. Purwati menjualnya seharga Rp 5.000 sehingga bisa menghidupi anak-anaknya.

Suatu hari, Purwati gak sengaja dihampiri dermawan yang bergabung dalam komunitas agama. 'Mbah' yang prihatin akan nasib Purwati, menawarkan agar dua anak Purwati yang masih kecil, David, dan Monika, diasuh 'Si Mbah' di Jogja.

Purwati menundukkan seluruh egonya dan merelakan mereka. Ia berpikir, bersekolah di Jogja merupakan jalan hidup terbaik buat mereka.
Purwati tetap di Kramat, Senen, bersama Devi. setelah lulus SD, Devi dimasukkan ke SMP Kanisius, Menteng, Jakarta Pusat. Purwati ingin anaknya mendapatkan pendidikan terbaik. Namun begitu, sekolah terbaik memang ada harganya.

"Itu sekolah favorit dan mahal. Sebulan bayarannya Rp 600.000. Saya enggak sanggup," tutur Purwati.

Devi hampir putus sekolah karena Purwati gak sanggup membiayai anaknya.

Beruntung, Devi anak cerdas. Ia berprestasi di sekolah, memenangkan lomba cerdas cermat dan beasiswa SMA dan kuliah.
Seusai lulus SMA, Devi kuliah di daerah Muara Karang dan sekarang tinggal di daerah sana sambil bekerja dan nyelesain kuliahnya.
David dan Monika di Jogja pun enggak kalah hebat prestasinya Gan. David yang sekolah kejuruan bagian elektronika, pernah dapet Kalpataru Jogja atas kreasinya tentang daur ulang.

"Seneng banget saya anak-anak pintar, bangga sekali," ujarnya.

Purwati mau terus bekerja

Purwati sempat menikah lagi dan punya anak bernama Subehi. Sayangnya kini ayah Subehi enggak jelas berada di mana dan enggak bertanggung jawab. Purwarti lagi-lagi seorang diri membesarkan Subehi.

Ia berjualan kopi keliling, sempat ditipu, jadi korban pencurian, dan gak punya tempat tinggal.

Beberapa bulan lalu rumah gubuk Purwati di Jalan Dahlia digusur. Kini Purwati tinggal di pinggir got pertigaan Jalan Gandastuli, dengan meja besi beralas kardus untuk tidur.

Ia bercerita, dua hari lalu Ia tercemplung di got saat lagi tidur.

Pinggir got itu adalah bagian dari tanah rumah yang ada di sampingnya. Purwati dibolehkan menaruh barangnya di sepetak tanah itu, asalkan bersedia pergi saat bangunan itu akan diperluas sebagai kos-kosan.

Saat musim hujan ini, Purwati tidur di teras atai di mushala.

Sambil senang akan nasib baik ketiga anaknya yang berprestasi, Purwati terus berjuang di Jakarta. Ia ingin bekerja apapun demi menyekolahkan Subehi seperti kakak-kakaknya. Subehi saat ini sekolah di panti asuhan.

Bahkan, Purwati mengimpikan punya gerobak kecil di lahan kosong, supaya Subehi bisa tidur yang ada atapnya sembari Purwati berjualan.

Spoiler for Sumber:

0
21.5K
112
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan