Sebuah penelitian baru menunjukkan preferensi kutu busuk pada baju kotor. Hasilnya juga mengungkap kemungkinan penjelasan bagaimana kutu busuk bisa menyebar ke seluruh dunia.
Jumlah serangga pengisap darah di malam hari tersebut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini terutama dipicu oleh semakin populernya aktivitas melancong. Sebab pelancongan internasional dengan biaya rendah, berarti membuka pintu bagi kutu busuk untuk menyebar antar negara.
Parasit seperti kutu busuk ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri bagi pemilik hotel. Pasalnya, keberadaan mereka sulit dikenali, sampai mulai beraksi dengan menggigit.
Penulis penelitian terbaru ini menjelaskan umumnya baju kotor dibiarkan tergeletak di kamar hotel, terlepas dari kehadiran manusia saat itu.
Dalam eksperimen yang dilakukan di dua ruangan yang identik dengan kamar hotel. Para peneliti menemukan kutu busuk menyukai mendiami tas yang berisi pakaian kotor daripada di tas pakaian bersih. Para peneliti menyimpulkan jejak bau badan pada cucian kotor cukup untuk menarik makhluk tersebut tanpa memerlukan kehadiran sang manusia.
Begitu cucian kotor tersebut masuk ke dalam koper, kutu busuk bisa keluar dari koper seseorang sesampainya di rumah, dan kemudian bersembunyi di bawah kasur, di sandaran kepala, atau di sepanjang tepian karpet.
Guna mendapatkan bukti, para peneliti melakukan eksperimen yang tidak biasa. Mereka merekrut sukarelawan yang diminta mandi dengan sabun tanpa wewangian.
Para sukarelawan kemudian diminta mengenakan kaus dan kaus kaki selama enam jam berturut-turut. Setelah itu, pakaian bekas ini dikemas dalam dua tas jinjing berbahan katun.
Kedua tas pakaian bekas itu ditempatkan di sebuah ruangan bersama dua tas pakaian bersih lainnya. Keempat tas itu diletakkan di bagian tengah ruangan. Pada saat itu, para peneliti melepaskan kutu busuk (lima jantan dan lima betina) dan mengamati perilaku mereka.
Setelah empat hari, para peneliti mengamati bahwa kutu busuk itu kebanyakan ada di tas dengan pakaian bekas. Pada setiap tes, satu ruangan mendapat peningkatan konsentrasi karbon dioksida untuk mensimulasikan pernapasan manusia, dan satu lagi dengan konsentrasi normal tanpa kehadiran manusia.
Dengan kondisi yang menyarankan tidak adanya kehadiran manusia, kutu busuk ternyata dua kali lebih mungkin untuk pergi ke tas dengan pakaian bekas daripada tas dengan pakaian bersih. Sedangkan dengan kondisi keberadaan manusia, kutu busuk tidak menunjukkan preferensi yang signifikan antara pakaian kotor dan bersih.
Para peneliti kemudian menyarankan cara sederhana untuk melindungi diri dari bersarangnya kutu busuk di pakaian kotor, yaitu jaga pakaian kotor di tas tertutup.
Ini adalah penelitian eksperimental kecil dengan keterbatasan. Tapi karena infestasi kutu busuk begitu rumit untuk diobati, pencegahan adalah kunci, juga saran ini mudah serta sederhana dilakukan pada saat bepergian.
Studi ini dilakukan oleh para peneliti dari University of Sheffield, Inggris, dan didanai oleh Departemen Ilmu Hewan dan Tanaman di universitas tersebut.
Dr William Hentley, dari Department of Animal and Plant Sciences, menyarankan untuk tidak membiarkan pakaian terbuka di area tidur.
"Kutu busuk adalah masalah besar bagi hotel dan pemilik rumah, terutama di beberapa kota terbesar dan tersibuk di dunia," katanya.
"Begitu ruangan penuh dengan kutu busuk, mereka bisa sangat sulit untuk disingkirkan, yang bisa mengakibatkan orang harus membuang pakaian dan perabotan yang bisa sangat mahal harganya.
"Studi kami menunjukkan bahwa menjaga cucian kotor di dalam tas yang ditutup rapat, terutama saat menginap di hotel, dapat mengurangi kemungkinan orang membawa kutu busuk ke rumah bersama mereka, yang dapat mengurangi penyebaran infestasi."
Kutu busuk (Cimex lectularius), sebelum mengisap darah, memiliki bentuk oval yang pipih, berwarna coklat muda dan sekitar 5mm panjangnya. Tapi setelah mengisap darah, mereka membengkak menjadi lebih bulat dan lebih gelap.
Mereka bisa bertahan selama enam bulan tanpa makan. Meski tidak berbahaya, mereka bisa menyebabkan ketidaknyamanan pada korban yang digigit.
Biasanya gigitan merah kecil di kulit merupakan indikasi pertama adanya masalah kutu busuk di rumah. Kutu busuk juga bisa cepat menyebar antar-kamar.
Meski kutu busuk tidak bisa melompat atau terbang, mereka bisa menjelajah dengan jarak jauh, sehingga bisa cepat menyebar ke seluruh bangunan. Tanda-tanda lebih lanjut dari kutu busuk adalah telur putih di celah-celah kasur, atau bintik hitam kecil yang bisa jadi merupakan kotoran mereka.
Bintik-bintik darah mungkin muncul di seprai, saat Anda menggosok serangga selama tidur, dan aroma apak yang tidak menyenangkan di kamar tidur juga memberi tanda pada keberadaan kutu busuk.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal
Scientific Reportsdan dapat dibaca secara gratis.