Rektor Universitas Negeri Jakarta Djaali
Rektor Negeri Jakarta (UNJ) Djaali diberhentikan sementara oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir per tanggal 25 September 2017. Selain Djaali, Direktur Pascasarjana UNJ Moch. Asmawi juga dikenai sanksi yang sama.

Menristekdikti Muhammad Nasir menyebut pemecatan terkait dengan kasus plagiarisme di kampus yang terjadi secara masif serta buruknya pengelolaan manajemen pascasarjana. "Jangan sampai berlarut-larut masalah ini," ujar Nasir dalam CNN Indonesia, Selasa (26/9/2017).

Keputusan pemecatan muncul setelah dilakukan penelusuran dan pendalaman atas temuan dari Tim Evaluasi Kinerja Akademik (EKA).

Nama Djaali ramai setelah temuan tim EKA terkait plagiarisme atas disertasi mantan Gubernur Sulawesi Tenggara Nur Alam, yang kini ditetapkan tersangka oleh KPK dalam kasus penyalahgunaan kewenangan atas penerbitan izin usaha pertambangan (IUP), mencuat.

Kasus plagiarisme itu ternyata tak berhenti di Nur Alam saja, tim juga menemukan empat kasus serupa di beberapa mahasiswa doktor yang juga pejabat pemerintahan di Sulawesi Utara. Disertasi terindikasi menyadur laman-laman penyedia arsip di internet.

Nasir berujar, seharusnya Djaali mengerti bahwa ada peraturan Menteri yang mengatur rektor, selaku pemimpin tertinggi akademik di universitas, dilarang melakukan kegiatan yang menimbulkan plagiarisme.

"Jangan sampai mendidik anak dengan cara yang tidak sesuai prosedur. Ini harus dibersihkan," tegas Nasir.

Dalam laman Tempo.co, Djaali juga diduga menyelenggarakan program doktoral abal-abal. Kejanggalan tersebut antara lain manipulasi nomor induk, manipulasi absensi, waktu kuliah yang cepat, seorang promotor bisa membimbing puluhan mahasiswa, hingga plagiarisme pada tugas akhir.

Selain plagiarisme, Aliansi Dosen UNJ juga menyoroti dua pelanggaran berat yang dilakukan Djaali. Pelanggaran itu berdampak pada rusaknya nama baik UNJ dan marwah perguruan tinggi secara umum.

Djaali diduga melakukan nepotisme dengan mengangkat tiga anak kandungnya dan seorang menantunya ke dalam struktur organisasi di universitas.

Perwakilan Aliansi Dosen UNJ yang menjabat sebagai Dosen Sosiologi UNJ Ubedilah Badrun menyebut Djaali juga dengan mudah melakukan tindakan semena-mena dan bertindak otoriter terhadap pegawainya.

Menurut Ubeidilah, sejak Oktober 2016 hingga Juni 2017, rektor telah memberhentikan, memindahkan, dan membebastugaskan sedikitnya 14 pegawai UNJ.

Alasannya, ke-14 pegawai ini mengkritik kebijakan rektor yang keliru, dianggap malas bekerja, tidak kompeten, dan akan pensiun. Padahal, masa pensiunnya adalah tahun 2018.

"Cara mengelola kampus secara otoriter dan semena-mena ini tentu mengganggu stabilitas kampus dan merusak harmoni kampus, sehingga menghambat kinerja UNJ," sebut Ubeidilah.

Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti, Intan Ahmad akan menggantikan posisi Djaali sebagai pelaksana tugas harian Rektor UNJ.

Kasus yang terjadi di UNJ ini sekaligus menjadi momentum bagi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk memperbaiki uji kompetensi guru (UKG). UKG merupakan salah satu tolak ukur kemampuan dan kualitas para guru.

Berdasarkan Pasal 10 ayat (1) UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru meliputi empat hal, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...or-unj-dipecat

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Aturan wajib hijab di sekolah muslim Inggris menuai keluhan

- Ribuan perkara menunggu Hakim Agung baru

- Aktivitas vulkanik Gunung Agung kian serius