Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

p0congkaskusAvatar border
TS
p0congkaskus
Surat Terbuka untuk Ketua KPPU: Siapa yang Memonopoli Beras di Negeri Ini?
Surat Terbuka untuk Ketua KPPU: Siapa yang Memonopoli Beras di Negeri Ini?



RILIS.ID, Jakarta— Mantan anggota DPRD Sulawesi Selatan Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Surya Darma, mengirim surat terbuka kepada Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU), terkait kinerja komisi tersebut dalam mengawasi persaingan usaha beras di Indonesia.

“Siapa yang memonopoli beras di negeri ini? Apa betul ada yang mengoplos beras subsidi negara untuk mencuri keuntungan mahabesar?” tanya Surya Darma dalam surat terbuka yang diposting melalui akun Facebook-nya, Senin (24/7/2017).

Berikut isi surat lengkapnya:

Dindaku… kamu ada di situ. Berjejer dengan pejabat negara lainnya. Kamu duduk di barisan depan secara mencolok. Di sampingmu seorang polisi berbintang empat. Kamu juga pejabat negara. Kehadiranmu bukan kehadiran biasa. Seorang pejabat negara jika menghadiri sebuah acara maka semua muatan yang menjadi kewajiban institusinya ikut serta bersamanya. Makanya coba jelaskan, apa sebenarnya yang terjadi? Jika kamu memangku jabatan sebagai ketua dari institusi yang diamanahkan untuk mengenyahkan semua warna kedzaliman dalam dunia bisnis, sekarang jelaskan berapa porsi penguasaan produsen beras Maknyus dalam rimba perdagangan beras Indonesia? Berapa?

Kamu dan saya tidak hanya berasal dari pesantren yang sama di usia pendidikan menengah, tapi kita juga berasal dari satu propinsi yang dipuja sebagai penyangga ketahanan pangan nasional, khususnya beras. Di negeri ini memang ada beberapa propinsi lumbung beras, tapi Sulsel, propinsi kita, satu-satunya propinsi surplus beras. Dan hampir 65% warganya tergantung dari pertanian beras. Itu artinya harga gabah yang tinggi, atau beras yang tinggi, berbanding lurus dengan kesejahteraan mayoritas rakyat di propinsi ini. Saya yakin masih banyak keluargamu yang berstatus petani, atau penghasilannya terkait dengan pertanian. Sekarang katakan kepada kami, apakah harga pembelian beras atau gabah di tingkat petani yang mahal itu merugikan negara dan petani? Jelaskan berapa kerugian negara dengan transaksi seperti itu. Adakah petani marah jika gabah mereka dibeli dengan harga di atas harga patokan negara?

Dindaku bicaralah! Jangan hanya hadir disitu lalu diam seperti saja semuanya perhelatan yang sia-sia. Kamu pejabat negara. Saya yang mukim di daerah pernah dimaki-maki mahasiswa karena saya dan kawan-kawan dianggap penakut: tidak berani menolak beras impor. Petani menjerit karena harga nyungsep dibawah biaya produksi. Mereka bahkan menantang saya untuk menyaksikan gabah dibuang petani di jalan poros negara, sebagai wujud nyata kepedihan mereka tentang harga pembelian yang murah oleh instansi yang ditunjuk negara. Sekarang kamu harus bicara. Jangan diam. Kisahkan kepada mereka tentang keringatmu mengawal tupoksi instansimu dalam hal keadilan usaha. Siapa sebenarnya yang memonopoli perdagangan beras di negeri ini? Siapa mereka sehingga seorang dengan status bintang empat bisa-bisanya berucap angka khayali dibalik kerugian negara?

Kamu memang pejabat negara. Tapi saya tahu kamu juga santri. Santri itu artinya orang berani dan ksatria. Jadi tidak perlu takut. Itu karena kamu santri. Jika sujud-sujudmu semasa santri dulu masih kamu ingat, lalu siapa yang kamu takuti di negeri ini? Saya bukan pemberani. Tapi ketika saya dan kawan-kawan dulu dimaki-maki tidak becus mengawal kepentingan petani, dan kami diminta mundur dari posisi formal kami waktu itu, saya menantang mereka untuk menunjukkan secepatnya gudang penyimpanan mana yang mereka sebut sesak oleh karung beras impor? Mana gudang itu? Sekarang juga saya bisa perintahkan staf di belakang untuk menyediakan kendaraan lalu kita bareng pergi ke gudang itu. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Karena aksi dan ciutan kami terbatas dan tidak seperti kamu. Kamu seorang pejabat negara, yang terpilih secara fair melalui mekanisme fit and propper test di Senayan. Itu saja sudah merupakan modal moral luar biasa untuk memaksa siapapun menyimak komentar kamu. Ayo bicara sekarang, siapa yang memonopoli beras di negeri ini? Apa betul ada yang mengoplos beras subsidi negara untuk mencuri keuntungan maha besar? Kapan pun kamu menjawab, dan melalui media apapun, saya akan menunggu dari tempat yang sangat dekat dari pesantren kita dulu. Saya mukim dekat dari situ. Dekat dari sebuah tempat yang mendidik kita untuk selalu berani dan jujur.



sumber: http://rilis.id/surat-terbuka-untuk-...egeri-ini.html
0
1.8K
13
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan