Masih hangat kejadian epik dan apes ini karena belum lama terjadi. Tepatnya di lintasan balap Le Mans, Perancis. Persaingan antara Valentino Rossi dengan Maverick Vinales memperebutkan posisi satu menyuguhkan aksi saling salip yang seru. Valentino Rossi dalam performa terbaiknya sedangkan Maverick Vinales juga tidak mau kalah dengan sang senior. Kejadian epik terjadi ketika balapan tinggal menyisakan satu putaran aksi saling salip rekan satu tim Yamaha ini dipertontonkan dengan indahnya, dimana ada tikungan di situ overtake terjadi. Tapi malapetaka terjadi di tikungan 10 yang sudah tidak jauh dari garis finish, bukannya berhasil menyalip Vinales, Valentino Rossi malah tergelincir menyusuri aspal lintasan, poin dan posisi yang tinggi harus rela tergerus aspal lintasan setelah Rossi ternyata tidak bisa
melanjutkan balapan. Begitu terlihat ekspresi sedih dari pembalap idola TS yang berada dipinggir lintasan, sama sekali tidak menduga dengan apa yang terjadi.

Epik bagi Vinales, apes bagi Rossi, but I respect you more, Vale!.

Le Mans 24 Hours merupakan balapan ketahanan mobil yang terus berpacu selama 24 jam. Balapan ini menjadi balapan tertua yang masih aktif sejak pertama kali dihelat pada 1923. Adu balap di Le Mans bukan cuma soal kecepatan. Setiap tim harus menyeimbangkan kecepatan dan ketahanan mobil selama 24 jam tanpa mengalami kerusakan. Selain itu, ketahanan pebalap juga diuji dalam ajang ini. Setiap tim tak cuma memiliki satu orang driver, tapi tiga orang agar dapat bergantian dalam kondisi fit. Tahun 2016 perhelatan balap ini kembali di gelar. Dengan keadaan tidak terduga terjadi ketika Tim Porsche dengan Romain Dumas, Neel Jani, dan Marc Lieb sebagai pebalap mobil 919 Hybrid berhasil membuktikan sebagai yang terkuat dalam ajang balapan 24 jam Le Mans. Mereka berhasil finish tercepat setelah menempuh 384 putaran sepanjang 5233,53 km di sirkuit de la Sarthe, Le Mans, Prancis. Porsche meraih kemenangan ini secara dramatis setelah tim Toyota yang terdiri dari Anthony Davidson, Sébastien Buemi and Kazuki Nakajima tidak bisa memenangkan balapan karena salah satu pebalapnya mengalami kendala mesin. Padahal mobil TS050 Toyota sempat memimpin sebelum akhirnya terhenti di lima menit terakhir menjelang finish, keadaan ini dimanfaatkan oleh rekan satu tim No.5 Toyota dan tim No. 8 Audi untuk memastikan tempat kedua dan ketiga.

Lewat pertarungan dramatis, Raikkonen akhirnya membukukan namanya sebagai juara dunia Formula 1 tahun 2007. Pretasi ini bagaikan mimpi mengingat secara matematis, peluangnya sangat kecil. Pada saat balapan akan dimulai, posisi klasemen pembalap masih ditempati Hamilton dengan angka 107 disusul Alonso 104, dan Raikkonen 100. Peluang terbesar untuk Hamilton karena cukup memetik 3 angka atau berada di urutan 6 saja, maka ia akan mencatat rekor rookie pertama yang juara dunia di F1. Peluang lebih besar juga dimiliki Alonso. Ia hanya butuh juara dan Hamilton finish tidak lebih dari posisi keempat. Hamilton sebenarnya berpeluang besar menjadi juara dunia, sebab di posisi keempat, siapapun yang juara tidak akan berpengaruh apa-apa pada perolehan poin klasemennya. Namun petaka datang, mobilnya malah melambat oleh gangguan elektronis. Meskipun berhasil menyalakan mobilnya namun ia harus bertarung kembali dari posisi 19.Hamilton terus melaju dari urutan ke-9 sampai urutan ke-7 setelah Truli masuk pit. Sementara duet BMW Heldfield dan Kubica bertarung habis-habisan dengan Rosberg dari Wiliams. Jika saja ada seorang pebalap yang celaka, maka Hamilton yang akan jadi juara dunia. Namun, detik-detik menegangkan pun berlalu. Hamilton yang menerapkan startegi agresif dengan 3 pit stop belakangan hanya finish ke 7.

Ditambah lagi apesnya Fernando Alonso yang kehilangan peluang sebab, setelah pit stop kedua, Raikkonen merebut pimpinan balap dari Felipe Massa. Tentu saja hal ini menguntungkan bagi Raikkonenn yang berhasil memenangkan balapan. Selisih satu poin cukup mengantarkan Raikkonen menjadi juara dunia Formula 1 dengan kedudukan 110 poin atas Lewis Hamilton dan Alonso yang sama-sama mengoleksi 109 poin.

Tak kalah dramatisnya dari kemenangan Kimi Raikkonen di 2007, Lewis Hamilton malah sempat memberikan kebahagiaan bagi Felipe Massa yang finish jauh di urutan terdepan. Balapan yang berlangsung dalam kondisi lintasan basah membuat peluang Lewis Hamilton untuk menjadi juara dunia terbuka. Timo Glock yang tiba-tiba mengalami masalah traksi di putaran terakhir, membuat Hamilton bisa menyusul dan mengamankan posisi finish di urutan kelima. Felipe Massa mungkin bisa berbangga berada di podium pertama tetapi Lewis Hamilton akhirnya keluar menjadi juara dunia dengan selisih satu poin dari Massa.

Perhelatan balap 24 jam awal tahun 2016 yang diadakan di Zurich, Swiss. Pebalap sportscar No.29 HTP Mercedes AMG GT3 sejatinya sudah memimpin balapan hingga putaran akhir balapan. Apesnya tanpa disangka ada pesaing dari pebalap No.4 Black Falcon Mercedes 'lebih berani' memberikan perlawanan hingga menyalip kedudukan posisi pertama dari pebalap No.29. Tentu saja kemenangan mutlak akhirnya jatuh kepada pebalap No.4 Black Falcon Mercedes, terlihat para kru yang berada di pit sontak bergembira dengan kemenangan tidak terduga tersebut.

F1 GP Le Mans 2007, Anthony Davidson yang merupakan tim dari Super Aguri F1 sebenarnya membalap tanpa kesalahan, tapi kesalahan justru terjadi akibat keteledoran tim pit stop yang mengabaikan atau mungkin lupa bahwa Anthony Davidson sebenarnya sedang berada di pit dan sedang membutuhkan perhatian dari tim, alih-alih mendapatkan perhatian, tim-nya justru duduk santai menyaksikan tayangan di layar monitor. Setelah beberapa saat baru tim menyadari bahwa Davidson membutuhkan pergantian ban, tentu saja selain waktu yang terbuang apesnya lagi posisinya tentu sudah dilewati pebalap lain. Kejadian Apes tidak berhenti sampai disitu.


Pada F1 Grand Prix Canada 2007, kali ini kesalahan bukan pada dirinya dan juga tim pitnya, melainkan marmut tanah yang tiba-tiba masuk ke lintasan balap dan tanpa sepengetahuan David menabrak marmut tanah itu. Apesnya Davidson yang sudah sedikit lagi menyelesaikan balapan di posisi ketiga justru kembali ke pit karena merasa ada yang tidak beres dengan mobilnya. Posisinya terus diambil alih oleh pebalap lain hingga pada akhirnya Davidson finish diurutan 11.




Dan asal GanSis tahu, Anthony Davidson selama membalap di ajang Formula 1 tidak pernah sekalipun meraih poin dari 24 kali partisipasinya dalam balapan sejak tahun 2002 hingga 2008.

Bergabungnya Ayrton Senna ke McLaren di tahun 1988 mengawali persaingannya dengan Alain Prost. Keduanya kemudian sering terlibat dalam perlawanan sengit.Rivalitas Senna dan Prost mencapai puncaknya di akhir musim balap tahun 1989. Kala itu gelar juara dunia Formula 1 yang diperebutkan antara Senna dan Prost ditentukan di GP Jepang. Di balapan di Sirkuit Suzuka itu, keduanya bertabrakan di sebuah tikungan saat Prost menutup upaya Senna yang akan menyalip. Prost tidak melanjutkan balapan, sementara Senna tetap meneruskan balapan. Meskipun pada akhirnya Senna keluar sebagai juara, akan tetapi manuver yang dilakukan Senna membuat pebalap Brasil itu didiskualifikasi serta dijatuhi hukuman skorsing enam bulan. Dengan hukuman itu, Senna tak bisa lagi mengejar perolehan angka Prost. Prost akhirnya keluar sebagai juara dunia.

Nasib apes dialami Kimi Raikkonen karena suspensi depannya patah di lap terakhir saat memimpin balapan. Podium juara akhirnya direbut Fernando Alonso. Puncak perhelatan GP Eropa di sirkuit Nurburgring, Minggu (29 Mei 2005), terjadi ketika Raikkonen tersingkir secara menyakitkan. Kerja kerasnya selama 59 lap menjadi sia-sia akibat ban kanan depannya rusak disertai suspensi yang jebol saat memasuki putaran terakhir. Padahal sebelum petaka itu terjadi Raikkonen tengah memimpin lomba di depan Alonso. Alhasil, alih-alih mencetak hat-trick kemenangan pasca GP Spanyol dan Monaco, pebalap McLaren asal Finlandia itu bahkan harus mengakhiri balapan di pinggir gravel tanpa beroleh poin.Sementara itu Alonso menambah koleksi kemenangannya menjadi empat kali di musim ini. Ia juga menjadi pebalap Renault pertama yang selalu mencetak poin di tujuh seri yang sudah berlangsung. Pebalap tuan rumah dari tim Williams, Nick Heidfeld, berhak atas podium kedua. Pencapaian ini sama dengan yang diraihnya di Monte Carlo minggu lalu. Rubens Barrichello mewakili tim juara dunia Ferrari finish di tempat ketiga.

500 meter terakhir menjelang garis finish adalah momen terburuk bagi pebalap mobil Toyota Corolla, Carlos Sainz. Akibat bermasalah pada mesin, mobilnya harus terhenti setelah unggul jauh meninggalkan para pesaingnya. Seri terakhir ini sebenarnya hanya butuh posisi keempat bagi Carlos Sainz untuk menjadi juara dunia WRC. Tapi nasib berkata lain, Carlos justru tidak menyelesaikan balapan. Lebih apesnya lagi gelar juara harus diberikan pada Tommi Mäkinen pesaing terdekatnya.

Setelah memenangkan gelar juara F1 tahun 1996 bersama tim Williams, Damon Hill diberi kebebasan untuk memilih tim lain untuk membalap di kompetisi tahun depan dan ia lalu memilih tim Arrows sebagai tim barunya. Tidak semulus tahun sebelumnya bersama tim Williams, kejadian apes baru terjadi ketika ia mengikuti balapan di Grand Prix Hungaria, Dalam kondisi mobil yang kurang baik, Hill masih mampu memimpin balapan hingga putaran terakhir dan berpotensi menjadi juara. Akan tetapi dengan kondisi mobil yang mengalami masalah sistem hidrolik di putaran akhir balapan, penonton yang tadinya bersorak untuk kemenangan Hill malah berbalik menyoraki Jacques Villeneuve yang menjadi pemenang balapan.

Motogp selalu memberikan persaingan balap yang epik, tidak terkecuali di akhir balapan, kejadian dimana aksi saling berebut posisi di lintasan aspal Jerez tidak terhindarkan. Kedua pebalap sama-sama tidak mau mengalah antara Rossi dan Sete Gibernau. Pada tikungan akhir terjadi insiden dimana kedua pebalap ini saling terlibat beturan, puncaknya Rossi tetap berada di lintasan, sedangkan Gibernau menyasar ke gravel. Beruntung bagi Gibernau tidak ada pebalap lain yang mengambil posisinya sehingga ia tetap berada di podium kedua. Akibat kejadian ini perseteruan Rossi dan Gibernau semakin memanas bahkan terlihat di podium, dimana Gibernau memperingatkan Rossi dan enggan merayakan champagne bersamanya.

Duel epik perebutan posisi di Laguna Seca antara Valentino Rossi dengan Casey Stoner tidak terelakkan. Aksi salip menyalip bahkan dengan cara yang ekstrim terlihat di sini, jarak yang begitu dekat memungkinkan kedua pebalap untuk saling berebut posisi 1. Sesekali Casey Stoner berhasil berada di depan tapi Rossi juga tidak ingin menyerah begitu saja untuk mengambil alih posisi. Puncak persaingan sengit ini dimenangkan Valentino Rossi karena Casey Stoner yang membuntutinya malah menyasar gravel dan sempat terjatuh pula. mirip dengan kejadian di Jerez 2005, Stoner tidak kehilangan posisi kedua dan masih bisa menyelesaikan balapan.
Bedanya dengan Gibernau, Casey Stoner terlihat berbaikan dan mau merayakan champagne bersama Rossi.

Kejadian epik kembali lagi terjadi di tahun 2009, dimana kali ini Lorenzo yang merupakan rekan satu tim dengan Rossi memberikan perlawanan sengit. Menjelang akhir balapan yang hanya tersisa 2 lap aksi saling susul menyusul tidak terelakkan. Jorge Lorenzo berpotensi menjadi juara karena sempat memimpin di 2 lap tersisa, tapi lagi-lagi kecerdikan Rossi dalam memanfaatkan tikungan akhir menjadi poin plus bagi pebalap senior ini. Betapa tidak kemenangan Lorenzo yang sudah di depan mata harus sirna ketika VR46 menyalipnya dari sisi kanan tikungan akhir.

Sepanjang tahun 2015 merupakan perseteruan sengit antara dua pebalap beda generasi ini, persaingan ketat yang dimulai di Grand Prix Argentina sepertinya memicu awal perseteruan mereka. Marc yang berada dalam keadaan unggul jarak dari Rossi tidak menduga akan tersusul dan mendekatinya. Perebutan posisi di 2 lap terakhir menjadi persaingan sengit keduanya. Apes bagi Marc, sudah disalip terjatuh pula. Jarak yang terlalu dekat dengan Rossi membuatnya tidak punya space untuk mengelak roda belakang motor YZR-M1 milik Rossi, dan dengan kejadian ini, Rossi berhasil mendulang 25 angka, tapi tidak untuk Marc.

Persaingan berlanjut kembali di lintasan balap Assen Belanda, dimana menjelang akhir balapan yang hanya tinggal 1 lap, dua pebalap beda generasi ini kembali memertontonkan aksi saling overtake keduanya, puncaknya tikungan akhir menjelang garis finish terjadi benturan antara kedua pebalap ini, tidak terelakkan lagi Rossi yang reflek langsung mengambil gravel sebagai lintasan alternatif-nya. Race direction menganggap sah terkait apa yang dilakukan Rossi. Dengan kejadian ini Rossi kembali berhasil mendulang poin penuh dengan pesaing yang sama.

Perebutan sengit untuk meraih posisi terbaik terjadi di lintasan ini, hampir semua pebalap memiliki kesempatan saling salip. Sorotan dalam balapan ini baru terlihat menarik menjelang akhir balapan. Bagaimana aksi Jorge Lorenzo berjibaku dengan Pedrosa untuk mempertahankan posisi kedua. Di lain lini perebutan posisi ke empat juga menarik. Diperlihatkan persaingan antara Valentino Rossi, Cal Vrutchlow, dan Alvaro Bautista. Tidak kalah menarik juga perebutan posisi ke-8, duo ducati saling ngotot untuk mendapatkan posisi ke-8. Lorenzo, Rossi, dan Crutchlow mungkin berhasil mendapatkan posisi akhir yang bisa diterima. Tapi tidak untuk duo ducati antara Dovizioso dan mendiang Nicky Hayden yang berebut posisi delapan sampai rela berbenturan dan apesnya justru keduanya disalip oleh pebalap lain yang tidak lain adalah Bradley Smith padahal garis finish sudah begitu dekat, akan tetapi akselerasi dari motor Bradley Smith tidak mampu ditaklukan oleh duo Ducati. Untuk podium teratas Marc Marquezkembali menjadi yang tercepat dalam balapan ini.

Bisa dibilang dalam perhelatan balap di Mugello Italia tahun 2016 lalu kejadian epik dan apes terjadi. GanSis pasti bisa menyaksikan sendiri andaikata motor Valentino Rossi tidak bermasalah sampai akhir balapan bukan tidak mungkin pertarungan The Big 3memperebutkan podium 1 tentu akan semakin menarik, tapi alih-alih bertahan sampai akhir, Rossi akhirnya tertunduk kecewa dengan kondisi motor mengepulkan asap pekat di pinggir lintasan hingga mau tidak mau memaksa persaingannya dengan Lorenzo terhenti di tengah balapan.
Tapi dibalik itu semua bukan berarti persaingan menjadi tidak seru. Puncaknya di lap-lap akhir balapan atmosfir persaingan berpindah menjadi pertarungan antara Lorenzo vs Marc Marquez. aksi salip menyalip yang gila hampir tidak ada berhentinya. Garis finish yang sudah begitu dekat dengan Marc Marquez bisa disimpulkan bahwa ia akan memenangkan balapan. Tapi tanpa diduga akselerasi motor Yamaha milik Lorenzo menjadi penentu kemenangan akhir untuk persaingan kedua rider Spanyol ini. Epik! Itulah yang terjadi. Lorenzo menang dengan selisih 0.019 detik lebih cepat dari Marc Marquez.
.