Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

komunitasjalan2Avatar border
TS
komunitasjalan2
HAL-HAL UMUM YANG HARUS KAMU TAHU SEPUTAR MYANMAR, SANG NEGERI TANAH EMAS
Bagi sebagian kita, jika memikirkan wisata di kawasan Asia Tenggara, mungkin akan terfokus pada Singapura, Malaysia, Thailand, atau Vietnam. Padahal seperti yang kita tahu bahwa setidaknya ada 10 negara (11 dengan Timor Leste) di Asean. Memang negara-negara selain ke empat itu bisa dikatakan kurang populer untuk dijadikan list tujuan wisata bagi masyarakat Indonesia. Banyak faktor tentunya yang membuat hal itu terjadi dari mulai kurang berkembangnya Industri wisata disana, kurangnya informasi pendukung, serta tak kalah penting ialah penerbangan ke negara-negara tersebut yang terbilang lebih mahal dibanding negara lain yang lebih populer.

Tetap bagi kamu yang suka nuansa berbeda atau senang dengan tantangan, rasanya sangat layak menjadikan negara-negara yang bisa dikatakan kurang populer itu menjadi salah satu tujuan untuk berwisata. Selain menarik, lokasi-lokasinya tentu akan membuat kamu jauh lebih merasakan betapa kayanya alam dan budaya di Asia Tenggara ini.

Satu yang bisa kamu jadikan pilihan yaitu Myanmar. Negara yang dahulunya disebut Burma ini berbatasan darat dengan Thailand sehingga bisa juga dimasuki melalui negeri Gajah Putih itu. Menariknya lagi, yang membuat Myanmar ketika di tahun 2012 lalu, Presiden AS Barack Obama sempat datang ke sana dan menuliskan kisahnya dalam sebuah artikel. Kedatangan presiden negeri Adidaya itu ternyata berhasil membuat angka kunjungan wisata ke Myanmar meningkat.

Lantas, seperti apa menariknya Myanmar, negera yang berjuluk ‘Tanah Emas’ itu? Tapi sebelumnya mari kita ulik cara menuju Myanmar.


1. Negeri ‘Tanah Emas’

Sisi Myanmar dengan Julangan Pagodanya via nathab.com

Setiap negara biasanya memiliki julukannya masing-masing baik yang sudah sangat umum dikenal seantero dunia, ataupun julukan yang diberikan oleh warganya sendiri. Seperti Indonesia yang kita kenal dengan sebutan ‘Zamrud Khatulistiwa’ atau Tiongkok dengan ‘Tirai Bambu’.

Myanmar sendiri mungkin banyak diantara kita yang belum mengetahui julukannya, padahal julukan negeri ini sangatlah indah, ‘Tanah Emas’. Mengapa dijuluki tanah emas? Karena Myanmar pada dasarnya ialah negeri yang amat kaya sumber daya dari mulai Minyak, Gas, Tembaga, Perak, Timah, safir, zamrud, dan mineral lainnya. Myanmar juga kaya dengan hutan hujan tropis yang menyimpan aneka kayu langka. Sejalan dengan itu, kenanekaragaman fauna juga kaya dimiliki hutan-hutan Myanmar.

Selain Tanah Emas, sebenarnya Myanmar juga dikenal sebagai negara Sejuta Pagoda. Hal itu tak terlepas dari banyaknya pagoda di negara tersebut karena memang sama seperti negara-negara tetangganya, Myanmar juga mayoritas berpenduduk agama Buddha.


2. Cara Menuju Myanmar

Yangon Airport via goyangon.com

Cara praktis tercepat menuju Myanmar tentu saja ialah melalui jalur udara. Dari Jakarta, kamu harus memilih penerbangan transit di Kuala Lumpur. Ya, belum ada penerbangan langsung dari Indonesia menuju Yangon, ibukota negara Myanmar. Penerbangan dari KL ke Yangon sendiri memakan waktu sekitar 2,5 jam dimana waktu di Yangon ialah GMT +6:30 atau 30 menit lebih lama dari Jakarta dan 1,5 jam lebih lama dari KL.

Selain melalui jalur udara, kamu yang suka tantangan, tak ada salahnya mencoba menggunakan jalur darat via Thailand. Kabarnya, pos yang paling mudah untuk dilalui ialah via Mae Sot (Thailand), sedangkan border lain seringkali rumit, perlu spesial permit, hingga justru kondisi jalannya yang tidak nyaman. Meskipun tampak menyenangkan, tetapi banyak juga yang menganggap jalur darat Thailand-Myanmar tidak begitu di rekomendasikan, apalagi biayanya juga bisa-bisa lebih mahal dibanding menggunakan pesawat. Jadi, semua tergantung kesiapan masing-masing. Jika memang kamu suka tantangan dan berjiwa backpacker, rasanya tidak begitu menjadi kendala menggunakan jalur darat ini.

Hal lain yang perlu diingat ialah Indonesia bebas visa untuk masuk Myanmar. Karena transit di KL, seringkali petugas bandara menanyakan visa, maka cukup jelaskan kembali asal kita dari Indonesia dan bebas visa selama 14 hari.


3. Kyat, Mata Uang Myanmar

Via investasian.com

Sebelum jauh melangkah, jangan sampai kalian masih memegang uang rupiah tanpa ada uang Myanmar di dompet. Jika tidak sempat menukar di lokasi berangkat, wisatawan bisa menukarnya di Bandara. Counter khusus Money Changer banyak tersedia di arrival hall bandara. Tapi perlu sangat diingat bahwa mereka hanya bersedia menukarkan uang kurs USD dan Euro, jadi jangan coba-coba membawa uang Rupiah saja tanpa menukarnya dulu dengan Dollar US dari Indonesia. 1 dollar setara dengan sekitar 1.300 Kyat atau 1 Kyat setara dengan sekitar 10 Rupiah. Cukup mudah dikonversi bukan?


4. Aroma Khas Myanmar, Bahkan Sejak Awal Memasukinya

Aroma? Ya, jangan heran ketika pertama datang ke Myanmar, aroma atau bau khas bebungaan akan langsung menyapa hidungmu. Bagi kita yang tak terbiasa, mungkin ini akan sedikit membuat tak nyaman, tapi itulah uniknya Myanmar. Aroma khas yang justru bisa membuatnya begitu mudah dikenang.

Tak hanya soal aroma, kebiasaan warga Myanmar juga masih banyak yang suka mengungah pinang. Bisa jadi ini juga sumber aroma yang hadir. Tak hanya soal mengunyah pinangnya, tapi jangan heran juga jika di jalan masih banyak menemukan zonk berupa ludah bekas pinang. Kabarnya, pemerintah setempat sudah mulai mengkampanyekan pengurangan konsumsi pinang untuk kebersihan kota, tetapi karena sudah menjadi budaya, nampaknya hal itu masih perlu proses.


5. Myanmar, Timur Tengah-nya Asia Tenggara

Via tour-asia.net/

Timur tengahnya Asia Tenggara? Maksudnya?

Ok, jadi sudah sangat dikenal bahwa cuaca di Myanmar terbilang sangat panas. Kondisi suhu siang hari disana lumrah jika menembus angka 38-40 derajat celcius, angka yang cukup panas memang, tapi tak perlu dikhawatirkan karena masih bisa diterima tubuh orang Indonesia nampaknya.


6. Penduduk Myanmar yang Ramah dengan Longyi Khasnya
Penduduk Myanmar dan Longyi nya via starry-starry-nights.com

Tak perlu khawatir dengan penduduk di Myanmar. Kebanyakan mereka sangat ramah terhadap wisatawan. Mereka umumnya dengan senang hati membantu turis yang ditemui. Keramahan penduduk Myanmar juga semakin menarik saja dengan gaya berpakaian khas mereka. Pria ataupun wanita masih banyak yang menggunakan Longyi yaitu serupa sarung yang dipakai untuk bawahan.

Longyi menjadi kebudayaan berpakaian ala Myanmar, mirip dengan kebudayaan Sari di India. Longyi yang digunakan laki-laki dan perempuan berbeda dari segi motif dan cara mengikatnya. Untuk laki-laki, Longyi lebih kepada motif kotak-kota polos sedangkan perempuan lebih berwarna beragam.


7. Yangon, Mantan Ibukota Negara yang Bebas Sepeda Motor

Salah satu sudut Kota Yangon via synotrip.com

Mungkin masih banyak yang belum tahu bahwa Yangon bukan lagi menjadi ibukota negara Myanmar sejak 2005 silam. Kota ini masih tetap seolah ibukota negara karena masih menjadi gerbang utama memasuki Myanmar. Kondisi kota juga masih sangat menampilkan sosoknya sebagai kota modern. Memang pemindahan ibukota negara di Myanmar hanya untuk urusan administrasi di wilayah bernama Naypidaw, sekitar 320 km dari Yangon, sehingga kegiatan bisnis dan hiburan masih sangat terfokus di Yangon.

Menariknya, tidak ada sepeda motor yang diperbolehkan melintasi jalanan utama kota ini. Kondisi yang mungkin cukup baik untuk mengurangi kemacetan, meskipun pada dasarnya, Yangon belum begitu macet. Jadi, jangan harapkan bisa naik ojek ya di Yangon.


8. Naypyidaw, Ibukota Anyar yang Sunyi

Salah satu ruas jalan di Naypyidaw via synotrip.com

Perlu sekitar 9 jam menggunakan kereta dari Yangon untuk bisa mencapai Naypidaw. Ya, lokasinya sangat jauh dari ibukota lama, bahkan mungkin juga bekas wilayah terpencil. Kondisinya saat ini sangat nampak merupakan kota baru yang dirancang khusus untuk satu tujuan yaitu pusat pemerintahan, jadi jangan heran jika meskipun banyak jalan raya yang lebar tetapi kondisinya sangat lengang apalagi saat malam hari.

Sebenarnya tidak ada sesuatu yang secara umum menarik di Naypidaw. Kota ini juga sempat tertutup bagi warga asing yang tidak berkepentingan, meskipun sekarang sudah mulai terbuka. Tetapi karena memang bukan kota untuk wisata, jadi rasanya tak begitu wajib juga ke sana kecuali kamu memang penasaran dengan kondisinya. Jika memang begitu, tak ada salahnya mampir ke pagoda yang ada disana yaitu Pagoda Uppasanti. Di Pagoda tersebut, ada patung Buddha yang dibuat persis dengan patung Buddha di Candi Borobudur. Hal ini ternyata patung itu memang pemberian pemerintah Indonesia melalui Dubes sebagai peringatan 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Myanmar di tahun 2010 silam.


9. Naiklah Bus di Myanmar, untuk Kamu yang Bernyali

Salah satu kondisi Bus/Angkot di Yangon via flickr.com/AlainBadoual

Transportasi massal di Myanmar terbilang kurang begitu baik. Kalau kamu mau berkeliling kota, taksi sangat direkomendasikan. Bahkan banyak warga lokal pun memanfaatkan moda angkutan taksi ini.

Bagaimana dengan Bus? Bus baik dalam kota maupun antar kota di Myanmar dikenal kurang begitu ramah dan layak jika tidak bisa dikatakn rongsok. Mungkin bisa dihitung jari kondisi bus yang nyaman untuk dinaiki, itupun biasanya hanya bus malam yang kondisinya layak. Tidak hanya kondisi bus yang tampak kurang layak, tetapi juga masih lumrah terlihat penumpang yang naik di bagian atas bus.

Tetapi bagi kamu backpacker, pecinta nuansa lokal dan memang gemar mencari sesuatu yang khas, mencoba naik bus bisa dijadikan pilihan. Setidaknya bisa lebih merasa dekat dengan Myanmar, tidak sekedar hal-hal nyamannya saja.

SUMBER





0
32.3K
173
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan