CICIT CUIT | DKI Jakarta kerap disebut sebagai ibu kota media sosial. Percakapan khalayak pun dianggap berpengaruh dalam Pikada DKI Jakarta 2017.
Antusiasme warga dalam menyambut Pilkada DKI Jakarta tampak dalam data percakapan yang terjaring perusahaan pemantauan media, Indonesia Indicator. Dalam enam bulan terakhir, lebih dari 3 juta kicauan tentang para kandidat, dari sekitar 720 ribu akun.

Pada periode pemantauan 1-12 Januari 2016 (sebelum debat pertama), total ada 816.917 percakapan seputar para kandidat. Bila dirata-rata, sekitar 2.800 kicauan per jam di linimasa Twitter, dengan asumsi mereka berkicau 24 jam sehari.

Derasnya kicauan di linimasa, mengundang beragam tanggapan warga. Malang bagi yang merasa lelah dengan ujaran kebencian seputar pilkada. Tengok saja komentar warga yang ditemui pewarta BBC Indonesia (14/10/2016).

Mereka mengaku jengah dengan kicauan bernada kebencian. "Saya jadi malas lama-lama buka sosial media. Sebagian besar yang posting-posting (tentang Pilkada) malah mungkin tidak punya KTP DKI," kata salah satu pejalan kaki yang dikutip BBC Indonesia.

Riuh linimasa soal Pilkada DKI Jakarta, tak lepas dari peran robot. Rustika "Tika" Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indicator, menjelaskan bahwa akun robot sengaja dibuat dan dikelola manusia.

"Robot memang sengaja dibuat untuk menyebar wacana di masyarakat, atau mengejar trending topic (topik tren). Isi cuitannya bisa mengulang kalimat-kalimat yang sama terus-menerus," kata Tika.

Beritagar.id meliput seputar aktivitas kampanye di linimasa dalam dua bagian, pertama bertajuk "Tarung kicau jelang pemilihan penggede ibu kota", dan lanjutannya "Mengintip gerakan pasukan digital dalam Pilkada DKI".

Kisah di balik keriuhan linimasa tersebab pilkada, bisa disimak dari sana.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...da-dki-jakarta

---

Baca juga dari kategori INFOGRAFIK :

- AlasanDBD meningkat jelang musim hujan

- Langkah cegah kejadian demam berdarah

- Waspada, kenali ciri demamberdarah!