Kaskus SportAvatar border
TS
Kaskus Sport
Serie A Siap Adaptasi Premier League
Boxing Day, sebagaimana yang kita ketahui bersama merupakan tradisi yang cukup unik khusunya di kompetisi Premier League, Inggris dimana pertandingan sepak bola tetap digulirkan sehari setelah perayaan Natal sebagai kado atau hadiah bagi para pecinta sepak bola di Inggris.

Tradisi yang sudah ada sejak awal abad 19 ini memang awalnya diperuntukan untuk para working class hero sebagai hiburan. Pasalnya, ketika perayaan Natal berlangsung, mereka mendapat jatah libur yang cukup lama setelah setahun bekerja tiada henti. Banyak kaum pekerja atau buruh di Inggris yang mengisi liburan tersebut dengan menonton pertandingan sepakbola—biasanya juga dilakukan bersama keluarga atau sahabat.



Hingga kini, Boxing Day masih tetap mengakar dan dirayakan kendati banyak terjadi pro kontra setiap tahunnya. Namun meski begitu tradisi unik asal tanah Britania ini lambat laun mulai menular ke Italia. Yang terbaru, Presiden Liga Italia, Maurizio Beretta melemparkan wacana agar kompetisi tertinggi di Italia, Serie A juga mengikuti budaya tersebut.

“Sepak bola Italia tak boleh jalan di tempat. Kami harus keluar dari permasalahan tradisi. Mengikuti Premier League dalam bermain di hari Natal bisa jadi pilihan,” kata Beretta

Menurutnya, dengan adanya pertandingan sehari setelah Natal akan membuat masyarakat Italia terhibur, baik yang datang langsung menyaksikan di stadion atau di rumah melalui televisi. Selain itu, menurut Baretta dengan mengulirkan pertandingan satu hari setelah Natal juga akan meningkatkan persaingan—juga finansial—bagi klub-klub Serie A.

Liga Italia Serie A memang masih terus berusaha untuk mengembangkan dirinya. Mereka sempat tertinggal oleh kompetisi-kompetisi Eropa lainnya. Klub-klub Serie A pun sempat tidak bisa berbicara banyak di kompetisi Eropa. Mungkin hanya Juventus yang masih mampu bersaing dengan klub-klub besar Eropa.

Namun kini mereka mencoba mulai bangkit dengan memperbaiki segala aspek pendukung kompetisi. Klub-klub Serie A mulai meningkatkan kualitasnya dan siap untuk bersaing kembali dengan klub-klub besar Eropa. Faktor pendukung kompetisi pun terus diperbaiki sehingga orang-orang kembali tertarik untuk menyaksikan pertandingan-pertandingan Serie A.

Mengadopsi Boxing Day mungkin bisa menjadi salah satu alternatif untuk Serie A. Tradisi unik ini telah dikenal di seluruh dunia dan bisa menjadi daya tarik baru bagi orang-orang untuk menonton pertandingan Serie A. Beretta juga beranggapan bahwa mengulirkan laga saat Boxing Day menjadi salah satu solusi jitu untuk menstabilkan keuangan klub serta meningkatkan gairah untuk menyaksikan pertandingan di stadion.

“Di saat yang sama, eksplor liga bisa membuat kompetisi lebih penting dan menggugah selera fans di seluruh dunia," ungkapnya.

Sebenarnya, Italia pun saat ini dikatakan sudah mengadopsi tradisi Boxing Day dengan menggelar Supercoppa Italia sebelum perayaan Natal. Bahkan total sudah dua kali ajang yang mempertemukan juara Serie A dan Coppa Italia itu dilakukan saat winterbreak alias ketika sebagian besar liga-liga di Eropa libur, yakni pada tahun 2014 dan 2016 yang keduanya dilakukan di Qatar.



Nyatanya, meski banyak mendapat kritik, namun perhelatan Supercoppa Italia yang dilakukan di luar Italia dapat dikatakan sukses besar, baik dari segi penonton maupun dari segi ekonomi. Sebagai contoh, pada pertandingan Supercoppa Italia 2016 yang mempertemukan Juventus dan AC Milan ini mampu menyedot animo penonton. Total 12.946 kursi di Al Sadd Sports Club, Qatar terisi penuh. Belum lagi total pendapatan dari penjualan hak siar, operator Lega kecipratan sebesar EUR 3 juta (Rp 42,21 miliar) atau setara 10 persen dari total harga hak siar liga selama semusim. Baik Juventus dan AC Milan pun berhak meraih 90 persen dari keuntungan tersebut. Jadi bayangkan bila Serie A tetap digelar disaat Boxing Day, berapa pundi-pundi yang didapat?

Ide lainnya yang tidak kalah brilian adalah dengan menggelar beberapa laga Serie A di luar negeri. Salah satu pencetusnya adalah Adriano Galliani, CEO Milan. Ia berpendapat selain untuk meningkatkan faktor ekonomi klub, nantinya juga akan menjadi sarana promosi yang ampuh untuk mendongkrak pamor Serie A yang saat ini harus diakui tengah terpuruk.

“Ketika kami menjual hak TV berikutnya, mereka harus lebih menjual, dengan maksud untuk pasar luar negeri. Hal ini sederhana: sepak bola Italia telah dipromosikan lebih baik dan itu bisa meninggalkan dampak yang begitu jauh. Ketika kontrak saat ini berakhir, saya berpikir bahwa Liga Serie A akan bertindak seperti Liga Eropa lainnya,”tutur Galliani

Namun meski begitu, ide-ide ini juga mungkin ada beberapa pihak yang tidak setuju dengan ide-ide ini. Presiden Federasi Sepakbola Italia (FIGC), Carlo Tavecchio, tentu tahu bagaimana sakralnya tradisi Natal di Italia.

"Natal di Italia begitu sakral dan harus dihormati. Di pekan ini, penting bagi semua orang untuk menghabiskan waktu bersama keluarga mereka. Kami adalah bangsa Kristiani dan bangsa tradisional. Anda bisa menggelar pertandingan ekstra di tahun baru, di Agustus pada saat musim karnaval. Namun, tidak saat Natal," kata Tavecchio.

Supported by:





www.kaskus.co.id
0
5.9K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan