yotkcAvatar border
TS
yotkc
Peduli Nggak Cuma Lewat Berbagi
ORIGINAL POST BY YOUNG ON TOP - youngontop.com
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sharing Is Caring.



Siapa yang belum pernah mendengar kalimat di atas gan? Saya rasa kita semua sudah pasti paham bahwa berbagi artinya kita peduli. Itu makanya, saya nggak segan-segan menerima ajakan sebagai speaker di berbagai acara talkshow dan seminar untuk menceritakan pengalaman saya sukses di usia muda. Saya yakin gan dengan berbagi maka akan semakin banyak orang yang termotivasi untuk berhasil mengejar impian mereka masing-masing. Saya juga yakin bahwa berbagi cara sukses nggak akan bikin diri saya kekurangan atau takut dikalahkan, malah membuat saya semakin kepengen jadi orang yang lebih baik lagi supaya semakin ‘layak’ berbagi inspirasi gan.

Tapi ternyata ada satu kalimat lagi yang begitu menggelitik saya. Kalimat itu adalah listening is caring. Iya, jadi bukan cuma berbagi yang menandakan kita peduli, tapi juga mendengarkan. Kalau dipikir-pikir, ini benar banget. Nggak ada gunanya saya berbagi kalau nggak ada yang mendengarkan. Jadi, saya sangat menghargai orang yang datang ke satu acara buat dengerin saya sharing gan. Bukan cuma saya yang peduli lewat berbagi, mereka pun peduli lewat mendengarkan saya ‘ngoceh’.

Berangkat dari sini, saya kepikiran dengan banyaknya startup, bisnis, dan UKM yang berkembang pesat di Indonesia. Saya berandai-andai jika mereka mendengarkan betul-betul apa kebutuhan konsumennya, pasti mereka akan berhasil membuat produk yang relevan dan meminimalisir risiko kegagalan.

Konsumen butuh didengar dan diperhatikan opininya. Saya semakin sadar hal ini ketika saya melihat fakta bahwa data dari media sosial merajai keseluruhan data yang ada di internet, di mana kekayaan data ini tumbuh juga berkat pemikiran masyarakat yang dituangkan sebebas-bebasnya ke media sosial. Bayangin aja, gara-gara media sosial, orang bisa dengan gampangnya sharing pendapat mereka ke ratusan bahkan ribuan orang secara online. Bandingkan dengan mereka yang berpendapat lewat kuesioner gan. Biasanya mereka nggak menjawab dari hati karena dapat imbalan pulpen cantik.

Jadi, kalau kita memang peduli dengan konsumen, kita nggak bisa lagi mengabaikan media sosial gan. Menurut saya, mendengarkan percakapan calon konsumen di media sosial jauh lebih memudahkan dibanding berasumsi. Mudah karena kita bakal punya peta yang menuntun kita ke tujuan. Mudah karena kita dapat informasi yang benar. Mudah karena kita jadi percaya diri waktu mau ambil keputusan atau mengeluarkan sebuah produk. Banyak, kan, kemudahan yang kita dapat kalau mendengarkan konsumen di media sosial. Apa ruginya berasumsi? Rugi waktu, biaya, dan tenaga. Salah lagi, coba lagi, salah lagi. Trial and error.



Ini jadi alasan kenapa GDILab.com berdiri 3 tahun yang lalu. Saya dan teman-teman saya punya visi yang sama: Membantu startup, bisnis, dan UKM di Indonesia mendapatkan market insight dari media sosial demi menaikkan performa bisnis gan. GDILabsendiri pernah membantu klien yang bergerak di industri fitness center dengan menemukan Zumba sebagai olahraga yang kerap dibicarakan pada hari dan jam tertentu. Akhirnya, klien kami bisa membangun strategi pemasaran tanpa ragu-ragu apakah masyarakat akan suka atau tidak.

See? Listening is caring, indeed. Nggak mau mendengarkan dan hanya mengandalkan asumsi bikin kita have no idea mau ngapain dan mau ke mana. Sebaliknya, mendengarkan menunjukkan kalau kita mau relevan dengan kebutuhan orang yang kita dengarkan gan.

Kita sering mendengar, a journey of thousand miles begins with a single step. Buat saya, a journey of great entrepreneurship starts with listening gan.

See you ON TOP,
@billyboen


Diubah oleh yotkc 06-04-2020 04:08
0
12K
61
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan