Ahmad Mustofa Bisri atau yang lebih karib disapa Gus Mus. Di Twitter dikenal lewat akun @GusMusGusMu (781 ribu pengikut).
Nama "Gus Mus" masuk Tren Twitter Indonesia, Rabu malam (23/11). Kata kunci itu merujuk pada sapaan tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Ahmad Mustofa Bisri, yang di Twitter dikenal lewat akun @GusMusGusMu (718 ribu pengikut).

Namanya jadi perbincangan, setelah mengirim tujuh kicauan soal rencana Salat Jumat di jalan raya dalam unjuk rasa 2 Desember 2016.

Seri kicauan itu mendapat tanggapan kasar dari seorang pengguna Twitter. Belakangan, kicauan kasar itulah yang jadi titik sorot netizen dan mengundang tren.

Mulanya, Gus Mus menyampaikan bahwa dirinya tak sepakat dengan ide Salat Jumat di jalan raya. Menurutnya, Salat Jumat di jalan raya bisa jadi salah satu peristiwa bidah besar dalam sejarah Islam.

Gus Mus pun mempertanyakan dalil Al Quran dan hadis yang jadi landasan ide itu. "Apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tabi'iin pernah melakukannya atau membolehkannya?" tulisnya.

Kiai berusia 72 itu juga mengimbau umat muslim, untuk mempertimbangkan kembali gagasan Salat Jumat di jalan raya itu.
2. Kalau benar, wah dalam sejarah Islam sejak zaman Rasulullah SAW baru kali ini ada BID'AH sedemikian besar. Dunia Islam pasti heran.
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) November 23, 2016 3. Kalau benar, apakah dalil Quran dan Hadisnya? Apakah Rasulullah SAW, para sahabat, dan tãbi'iin pernah melakukannya atau membolehkannya?
— A. Mustofa Bisri (@gusmusgusmu) November 23, 2016 Kicauan @Panduwijaya_ bikin riuh
Cuitan Gus Mus itu menuai ribuan retweet di linimasa. Namun, ada pula akun-akun yang tak bersepakat dengannya--terutama para pendukung unjuk rasa 2 Desember.

Salah satu yang menonjol adalah kicauan dari akun @panduwijaya_. Pasalnya, akun itu mengirim cacian kepada Gus Mus.

"Dulu enggak ada aspal Gus di padang pasir, wahyu pertama tentang salat jumat juga saat Rasulullah hijrah ke madinah. Bidah Nd*smu!," tulis @panduwijaya_.

Kata tercetak tebal itu bikin berang khalayak internet. Mereka menganggap, cacian macam itu tak patut ditujukan kepada seorang kiai.

"Mengkritik dan mencaci itu beda. Yang kamu lakukan ke Gus Mus itu mencaci. Segera minta maaf sebelum santrinya marah," tulis akun @Rumadi04, mengingatkan @panduwijaya_.

Lontaran juga datang dari akun @Ansor_Satu, yang dipercaya milik Yaqut Cholil Coumas, Ketua Umum GP Ansor (sayap kepemudaan NU).

Akun itu memerintahkan anggota GP Ansor untuk mendatangi keluarga dan kantor @panduwijaya_, guna meminta klarifikasi dari yang bersangkutan.
Orang ini > @panduwijaya_ Mengkritik dan mencaci itu beda. Yg kamu lakukan ke Gus Mus itu mencaci. Segera minta maaf sblm santrinya marah. @panduwijaya_
— Rumadi Ahmad (@Rumadi04) November 23, 2016 Kalo ada yang kurang ajar dengan Abah, “anak-anak”-nya lah yang bereaksi.
— bisri mustova (@masova) November 23, 2016 Semoga engkau bertobat @panduwijaya_ Berlaku tdk sopan terhadap guru kami. Boleh berbeda pendapat,tp tetap jaga akhlaq. Anda sdh kurangajar. [URL="https://S E N S O R7zym9CYlr4"]https://S E N S O R7zym9CYlr4[/URL]
— Ahmad HelmyFaishal Z (@Helmy_Faishal_Z) November 23, 2016 Jari-jari anak ini @panduwijaya_ terlalu dibiarkan liar dibawa nafsu, malas belajar Islam kpd Kiai. Kasihan
— MS Fatoni (@sulthanfatoni) November 23, 2016
Boleh jadi karena derasnya respons netizen, @panduwijaya_ menciut dan menggembok akunnya. Sebelumnya, dia mengirim permintaan maaf kepada Gus Mus.

"Minta maaf atas kesalahan saya, semoga @GusMusGusMu dan para santri bisa memberi maaf," demikian terjemahan permohonan maaf @panduwijaya_, yang ditulis dalam bahasa Jawa halus.

Permintaan maaf juga disampaikan komisaris PT Adhi Karya, Fadjroel Rachman. Dia merasa perlu menyampaikan permohonan maaf karena pemilik akun @panduwijaya_, adalah salah seorang karyawan BUMN bidang konstruksi itu.
Atas nama pribadi dan @AdhiKaryaBUMN saya ucapkan MOHON MAAF SEBESAR-BESARNYA kepada @gusmusgusmu atas ucapan tak pantas karyawan kami - FR
— Fadjroel Rachman (@fadjroeL) November 23, 2016
Kabar nan menyejukkan akhirnya datang dari akun Facebook milik Gus Mus.

Dalam statusnya, beliau memberi wejangan kepada orang-orang di sekitarnya--termasuk para santri--untuk menahan emosi, ketika ada seseorang yang menghina mereka.

Status pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin (Rembang, Jawa Tengah) itu ramai dibagikan. Khalayak internet meyakini status itu dibuat untuk menyejukkan orang-orang yang marah karena kicauan @panduwijaya_.
Pandangan PBNU
Gagasan Salat Jumat di jalan raya--yang jadi pemicu riuh di muka--dilemparkan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI).

Kelompok itu berencana menggelar "Aksi Bela Islam III" (2 Desember), yang dimaksudkan untuk mendorong penuntasan kasus dugaan penistaan agama dengan tersangka Gubernur DKI Jakarta (nonaktif), Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Rencananya, aksi akan diawali Salat Jumat di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta. Konon, massa akan berkumpul di jalan Sudirman hingga Thamrin. Ada pula desas-desus yang menyebut massa akan mengular hingga Semanggi.

Di sisi lain, Pengurus Besar NU berpandangan bahwa Salat Jumat di jalan raya bisa menjurus haram. Pasalnya, aktivitas itu dianggap bisa "membuka pintu mafsadah".

"Konteks kota-kota besar seperti Surabaya, Jakarta, Medan, di mana aktivitas ibadah membuat kemacetan ketika satu jalan ditutup maka kemacetan akan bergerak ke mana-mana, maka salat itu hukumnya bisa naik menjadi haram," kata Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU KH Abdul Moqsith Ghazali.

Kiai Moqsith pun mengingatkan bahwa daya tampung masjid juga masih cukup besar, misalnya Masjid istiqlal.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...nyasar-gus-mus

---

Baca juga dari kategori BERITA :

- Plt Gubernur Jakarta Soni Sumarsono: Pejabat-pejabat dinas akan saya ganti

- Pengakuan Ahok

- Rencana aksi 2 Desember dan reaksi Kapolri