Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

BeritagarIDAvatar border
TS
MOD
BeritagarID
Di balik gambar bocah Suriah nan mengundang simpati
المشاهد الأولية لقصف طائرات حربية يعتقد أنها روسية على حي القاطرجي 17-8-2016
Namanya Omran Daqneesh. Bocah itu mengundang simpati khalayak internet beberapa hari terakhir. Omran berusia lima tahun, nyaris seumuran dengan perang sipil yang berkecamuk di Suriah.

Rumahnya dibombardir lewat serangan udara. Omran pun diselamatkan dari reruntuhan rumahnya di Aleppo, Suriah.

Di atas ambulans, Omran tak mengucapkan apa pun. Ia sekadar duduk menanti bantuan, dengan wajah dan tubuh berselimut debu. Sekilas, bocah itu berusaha menyeka bercak darah dari mukanya.

Boleh jadi, ia bahkan tak tahu apa yang sedang terjadi. Demikian lah perang di Suriah, memakan korban, termasuk mereka yang tak punya urusan dengan sengketa: anak-anak.

Video penyelamatan Omran diunggah kanal YouTube Aleppo Media Group --media lokal di Aleppo. Foto dan videonya lantas menjadi viral di media sosial, seiring ungkapan simpati netizen.
His name is Omar Daqneesh and he is 5. Here he is after treatment by some extraordinarily brave doctors in #Aleppo. [URL="https://S E N S O R7WT4oMqExK"]pic.twitter.com/7WT4oMqExK[/URL]
— Raf Sanchez (@rafsanchez) August 17, 2016"Why is it always the innocents who suffer most, when you high lords play your game of thrones?"-GRRM #Omran [URL="https://S E N S O RNkamSIPYfW"]pic.twitter.com/NkamSIPYfW[/URL]
— خلود♛ (@loodyvip) August 19, 2016Five-year-old Omran from Syria on front pages of European papers today [URL="https://S E N S O RLMvnuYJIg4"]pic.twitter.com/LMvnuYJIg4[/URL]
— Louise Roug (@louiseroug) August 19, 2016
Cerita penyelamatan Omran

Omran tinggal di sebuah apartemen di wilayah Qaterji, Aleppo. Wilayah itu dikuasai para pemberontak, yang menentang pemerintahan Bashar al-Assad.

Gedung apartemen itu runtuh setelah dibombardir dalam serangan udara. Omran diselamatkan bersama tiga orang saudaranya ---masing-masing berusia satu, enam, dan sepuluh. Ibu dan ayah mereka selamat dalam serangan udara itu.

Penyelamat keluarga itu adalah sebuah tim kemanusiaan yang berjuluk Helm Putih (White Helmet). Mereka menjalankan misi kemanusiaan di Suriah, dan kini menjadi nomine pemenang nobel perdamaian.

Seperti dilaporkan CNN, butuh waktu satu jam bagi tim kemanusiaan itu, untuk menemukan Omran dan keluarganya di tengah puing bangunan.

"Kami bergegas ke tempat kejadian serangan untuk menyelematkan hidup banyak orang, dalam waktu sesingkat mungkin," demikian penjelasan Helm Putih di situsnya.

Adapun penyelamat Omran, yang terlihat pada video sedang menggendongnya adalah Ammar Tabyeh. "Saya menariknya keluar, ia benar-benar terkejut. Saya bersyukur, karena berhasil mengeluarkannya," kata Ammar, soal penyelematan Omran, seperti dikutip AJ+.

Ammar juga mengaku marah terhadap pelaku pengeboman ini. "Apa yang telah dilakukannya (Omran), sehingga mendapat (kesulitan) ini."

Dokter akhirnya memastikan Omran mengalami cedera kecil, bila dibandingkan korban lain yang mengalami luka parah dalam peristiwa itu.

Belakangan, kakak Omran, Ali Daqneesh (10) dilaporkan meninggal dunia di rumah sakit akibat luka-luka yang dialaminya.

Mengingatkan cerita Alan Kurdi

Setahun silam, netizen juga terharu oleh foto bocah asal Suriah, Alan Kurdi. Ia ditemukan di pinggiran pantai Turki, dalam kondisi tak bernyawa. Alan dan keluarganya mengungsi dari Suriah, nahas perahu yang mereka tumpangi tenggelam.

Kartunis asal Sudan, Khalid Albaih, menyandingkan ilustrasi Omnar dan Alan. Khalid juga menempatkan teks menggugah "Pilihan untuk anak-anak Suriah."

Derita Omnar digambarkan sebagai pilihan bagi mereka yang tetap tinggal. Adapun tubuh tak bernyawa Alan adalah hal yang mungkin terjadi bila mereka meninggalkan Suriah.

Penulis Suriah-Amerika, Lina Sergie Attar dalam sebuah artikel di BBC juga menyorot hal yang sama. Ia menyebut, anak-anak seperti Omran, nyaris sepanjang hidupnya diisi dengan kekerasan dan perang. Realitas keseharian mereka suram, demikian halnya masa depan.

Attar pun menyebut bagi anak-anak itu, memilih tinggal di rumah berarti pula bersiap menjadi korban bom dan rudal.

"Mereka mungkin menderita kelaparan dan sakit jika mereka tinggal di daerah yang terkepung. Mereka mungkin tidak memiliki akses ke sekolah," cerita Attar soal kesulitan anak-anak Suriah.

Pun di saat bersamaan bila mencoba keluar dari Suriah, ada ancaman macam penolakan dari negara tujuan. Atau bahkan "dipaksa bekerja sebagai pekerja anak."

Kita terenyuh dan bersimpati atas foto atau kisah anak-anak Suriah. Berganti gambar dan kisah, dari Alan hingga Omran, tapi perang terus berkecamuk.

Siapa yang melakukan penyerangan?

Merujuk fakta wilayah tempat tinggal Omran dikuasai pemberontak, kemungkinan besar serangan udara dilakukan pasukan pemerintah Suriah dan sekutunya.

Selama ini pemerintah Suriah dan sekutunya berdalih serangan dilakukan guna menghantam pasukan pemberontak dan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sekadar catatan, sejak akhir Juli, baik kelompok pemberontak maupun ISIS tengah melakukan perlawanan besar-besaran. Sebagai gantinya, pada awal Agustus, pasukan pemerintah dan sekutu mulai melakukan serangan udara di sekitar Aleppo Timur.

Adapun Rusia --sekutu utama rezim Bashar al-Assad-- membantah bila pasukannya telah melakukan serangan di area permukiman warga.

"Kami berulang kali menyatakan bahwa pesawat Angkatan Udara Rusia yang beroperasi di Suriah tidak pernah menargetkan wilayah permukiman," kata juru bicara kementerian pertahanan Rusia, Igor Konashenkov dikutip Russia Today. Konashenkov juga berdalih bahwa ada kondisi kritis, soal anak-anak yang menjadi sandera para teroris.

Di sisi lain, kisah Omran yang menyita perhatian dunia, berhasil bikin lunak pasukan pemerintah dan sekutu. Mereka sepakat untuk melakukan "jeda kemanusiaan" selama 48 jam, mulai pekan ini.

Sebelumnya, Perserikatan Bangsa-Bangsa sempat mengeluh soal bantuan kemanusiaan yang tak bisa menyentuh wilayah Aleppo Timur, salah satunya akibat keras kepala pasukan pemerintah dan sekutu.

Sejauh ini, perang sipil di Suriah sudah mengakibatkan 400 ribu orang meninggal. PBB juga memperkirakan sekitar 13,5 juta orang mengungsi dari Suriah. Pada Mei 2016, kelompok aktivis Hak Asasi Manusia di Suriah menyebut selama lima tahun terakhir, 14.040 anak-anak meninggal dunia akibat perang Suriah.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/berita/...undang-simpati

---

anasabila
anasabila memberi reputasi
1
13.5K
26
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan