NASIB | Ini bukan zaman dongeng. Masih terjadi perbudakan di mana-mana, termasuk di Indonesia. Haruskah kita biarkan?
Hari ini masih ada perbudakan. Di seluruh dunia jumlahnya mencapai 45,8 juta budak. Hampir menyamai jumlah penduduk Jawa Barat pada 2014: 46,3 juta jiwa.

Separuh dari para budak itu tinggal di India, Tiongkok, Pakistan, Bangladesh, dan Uzbekistan.

Demikian laporan The Global Slavery Index 2016. Dari 167 negeri yang disigi, Indonesia menduduki peringkat ke-39 dalam prevalensi perbudakan. Peringkat atas dipegang oleh Korea Utara.

Bentuk perbudakan itu beragam. Salah satunya, jika merujuk laman World Economic Forum, adalah perkimpoian dini secara paksa.

Anak perempuan di bawah 18 tahun dinikahkan secara paksa, lalu setelah itu menjadi pelayan bagi rumah tangga dan sekaligus menjadi pelayan seks bagi suaminya.

Indeks ini antara lain dibangun dari survei oleh Gallup Inc. pada 2015 terhadap 42.000 responden (naik 14.000 bila dibandingkan 2014) dalam 53 bahasa di pelbagai negeri.

Perbudakan terjadi karena banyak faktor. Salah satunya adalah produk domestik bruto. Umumnya semakin makmur sebuah negeri maka perbudakannya cenderung rendah.

Selain kemakmuran adalah komitmen pemerintah setiap negeri untuk menghapus perbudakan.



Sumber : https://beritagar.id/artikel/infogra...penduduk-jabar

---